Thursday, January 28, 2010

Al Khansa : Ibunda 4 Mujahid Sejati


Ada semangat tersendiri setelah saya membaca kisah ini, sebuah kisah seorang wanita yang bernama Al khansa yang merupakan ibu dari 4 mujahid sejati. Saya sangat ingin menjadi wanita tegar seperti nya, menjadi ibu mulia dari 4 anak nya yang syahid dalam perjuangan menegakkan islam, meninggikan kalimah tauhid...Subhanalloh...Semoga kita mampu menauladani nya dan InsyaAlloh lebih baik dari nya,, menjadi wanita yang melahirkan lebih banyak generasi-generasi mujahid, tidak hanya 4 tapi lebih dari 4, InsyaAlloh, amin 1000x.
Saya berharap teman-teman yang membaca kisah ini juga ikut termotivasi ,,,^_^




Empat putera Khansa yang gugur menyongsong syahadah…
Siapakah gerangan di balik mereka?
Ada pepatah yang tak asing di telinga kita, di belakang tokoh mulia, pasti ada wanita yang mulia.

Bagaimana Al Khansa, seorang ibu yang mulia, mengantarkan keempat puteranya menjadi seorang mujahid sejati?

Dialah al-Khansa', wanita Arab pertama yang jago bersyair. Para sejarawan sepakat bahwa sejarah tak pernah mengenal wanita yang lebih jago bersyair dari pada al-Khansa’, sebelum maupun sepeninggal dirinya. Konon mulanya ia tak pandai bersyair, ia hanya bisa melantunkan dua atau tiga bait saja.

Namun di zaman jahiliyah, tatkala saudara kandungnya yang bernama Mu’awiyah bin Amru as -Sulami terbunuh, ia meratapi kematiannya dalam beberapa bait syair.
Lalu menyusullah saudara seayahnya yang terbunuh pula, namanya Shakhr.
Konon al-Khansa’ amat mencintai saudaranya yang satu ini, karena ia amat penyabar, penyantun, dan penuh perhatian terhadap keluarga. Kematiannya menyebabkannya sangat terpukul, lalu muncullah bakat bersyairnya yang selama ini terpendam. Dan mulailah ia melantunkan bait demi baik meratapi kematian saudaranya. Semenjak itulah ia mulai banyak bersyair dan syairnya semakin indah.

Keislaman al-Khansa’ dan Kaumnya
Tatkala mendengar dakwah Islam, al-Khansa’ datang bersama kaumnya —Bani Sulaim— menghadap Rasulullah dan menyatakan keislaman mereka. Ahli-ahli sejarah menceritakan bahwa pernah suatu ketika Rasulullah menyuruhnya melantunkan syair, kemudian karena kagum keindahan syairnya, beliau mengatakan, “Ayo teruskan, tambah lagi syairnya, wahai Khansa’!” sambil mengisyaratkan dengan telunjuk beliau.

Wasiat al-Khansa’ Bagi Keempat Anaknya
Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa al-Khansa’ dan keempat putranya ikut serta dalam perang al-Qadisiyyah.

Menjelang malam pertama mereka di al-Qadisiyyah, al-Khansa berwasiat kepada putera-puteranya,

“Wahai anak-anakku, kalian telah masuk Islam dengan taat dan berhijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah yang tiada ilah yang haqq selain Dia. kalian adalah putera dari laki-laki yang satu sebagaimana kalian juga putera dari wanita yang satu. Aku tak pernah mengkhianati ayah kalian, tak pernah mempermalukan khal) kalian, tak pernah mempermalukan nenek moyang kalian, dan tak
pernah menyamarkan nasab kalian.

Kalian semua tahu betapa besar pahala yang Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman ketika berjihad melawan orang-orang kafir. Ketahuilah bahwa negeri akhirat yang kekal jauh lebih baik dari negeri dunia yang fana. Allah Azza wa Jalla berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Qs. Ali Imran: 200)

Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah kemenangan atas musuhmu dari Ilahi.

Apabila pertempuran mulai sengit dan api peperangan mulai menyala, terjunlah kalian ke jantung musuh, habisilah pemimpin mereka saat perang tengah berkecamuk, mudah-mudahan kalian meraih ghanimah dan kemuliaan di negeri yang kekal dan penuh kenikmatan.”

Kepahlawanan Keempat Anaknya
Terdorong oleh nasihat ibunya, keempat puteranya tampil dengan gagah berani. Mereka bangkit demi mewujudkan impian sang ibunda. Dan tatkala fajar menyingsing, majulah keempat puteranya menuju kamp-kamp musuh.

Sesaat kemudian, dengan pedang terhunus anak pertama memulai serangannya sambil bersyair,

Saudaraku, ingatlah pesan ibumu
tatkala ia menasehatimu di waktu malam..
Nasehatnya sungguh jelas dan tegas,
“Majulah dengan geram dan wajah muram!”

Yang kalian hadapi nanti hanyalah
anjing-anjing Sasan yang mengaum geram..

Mereka telah yakin akan kehancurannya,
maka pilihlah antara kehidupan yang tenteram
atau kematian yang penuh keberuntungan

Ibarat anak panah, anak pertama melesat ke tengah-tengah musuh dan berperang mati-matian hingga akhirnya gugur. Semoga Allah merahmatinya.
Berikutnya, giliran yang kedua maju menyerang sembari melantunkan,

Ibunda adalah wanita yang hebat dan tabah,
pendapatnya sungguh tepat dan bijaksana

Ia perintahkan kita dengan penuh bijaksana,
sebagai nasihat yang tulus bagi puteranya

Majulah tanpa pusingkan jumlah mereka
dan raihlah kemenangan yang nyata

Atau kematian yang sungguh mulia
di jannatul Firdaus yang kekal selamanya

Kemudian ia bertempur hingga titik darah yang penghabisan menyusul saudaranya ke alam baka. Semoga Allah merahmatinya.

Lalu yang ketiga ambil bagian. Ia maju mengikuti jejak saudaranya, seraya bersyair,

Demi Allah, takkan kudurhakai perintah ibu
perintah yang sarat dengan rasa kasih sayang

Sebagai kebaktian nan tulus dan kejujuran
maka majulah dengan gagah ke medan perang..

hingga pasukan Kisra terpukul mundur atau biarkan mereka tahu,
bagaimana cara berjuang

Janganlah mundur karena itu tanda kelemahan
raihlah kemenangan meski maut menghadang

Kemudian ia terus bertempur hingga mati terbunuh. Semoga Allah merahmatinya.

Lalu tibalah giliran anak terakhir yang menyerang. Ia maju seraya melantunkan,

Aku bukanlah anak si Khansa’ maupun Akhram
tidak juga Umar atau leluhur yang mulia,

Jika aku tak menghalau pasukan Ajam,
melawan bahaya dan menyibak barisan tentara

Demi kemenangan yang menanti, dan kejayaan
ataulah kematian, di jalan yang lebih mulia

Lalu ia pun bertempur habis-habisan hingga gugur. Semoga Allah meridhainya beserta ketiga saudaranya.

Tatkala berita gugurnya keempat anaknya tadi sampai telinga al-Khansa’, ia hanya tabah sembari mengatakan,
“Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap kepada-Nya agar mengumpulkanku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya.”



Wednesday, January 27, 2010

............



Ku harap Engkau bersifat manis

Walaupun kehidupan demikian pahit

Ku harap engkau ridha walaupun orang lain murka.

Jika cinta pada Rabb Mu membara

Maka semua yang lain adalah ringan

Dan semua yang ada di atas tanah itu adalah tanah.

HIJRAH DAN PERSATUAN UMAT




Kondisi umat Islam saat ini sangat memilukan. Mereka yang jumlahnya 1 milyar lebih terpecah-belah menjadi lebih dari 50 negara berdasarkan nasionalisme dalam format negara-bangsa (nation-state). Bahkan mungkin jumlah ini akan bertambah, seiring dengan upaya dan rekayasa licik Barat untuk semakin mencerai-beraikan berbagai negara di dunia dengan gerakan separatisme dan prinsip “menentukan nasib sendiri” melalui legitimasi PBB. Kasus lepasnya Timor Timur adalah contoh yang amat nyata di hadapan mata kita.

Kondisi ini dengan sendirinya membuat umat menjadi lemah sehingga mudah untuk dikendalikan dan dijajah oleh negara-negara kafir imperialis. Prinsip “devide et impera” (farriq tasud) ternyata belum berakhir. Penjajahan yang dulu dilakukan secara langsung dengan pendudukan militer, kini telah bersalin rupa menjadi penjajahan gaya baru yang lebih halus dan canggih. Di bidang ekonomi, Barat menerapkan pemberian utang luar negeri, privatisasi, globalisasi, pengembangan pasar modal, dan sebagainya. Di bidang budaya, Barat mengekspor ide-ide kebebasan melalui film, lagu, novel, radio, musik, internet, dan lain-lain. Di bidang politik, Barat memaksakan ide masyarakat madani (civil society), demokrasi, hak asasi manusia, pluralisme, dan lain-lainnya. Bentuk-bentuk penjajahan gaya baru ini dapat berlangsung, karena kondisi umat yang terpecah-belah tadi.
Realitasnya yang ada, umat Islam kini telah terpecah belah disekat oleh batasan-batasan state dan fanatisme terhadap berbagai aliran. Oleh karenanya tidak jarang jika saat inii kita dapati kaum muslimin disebuah negeri yang merasa aneh jika harus memikirkan keadaan kaum muslimin dinegeri lain dikarenakan berada pada wilayah yang berbeda.
Padahal Allah Swt telah mengingatkan dalam firmannya: “Berpegang teguhlah kalian dengan tali(agama )Allah dan janganlah kalian bercerai berai. Dan janganlah kalian bercerai berai. Ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan hingga Allah mempersatukan hati kalian, lalu menjadilah kalian, karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kalian telah berada di jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian agar kallian mendapat petunjuk” ( QS.Ali Imran[3]:103)

Tidaklah mengherankan karena menekankan pentingnya persatuan umat Islam maka langkah pertama yang diambil oleh Rasulullah saat Hijrah untuk mendirikan masyarakat Islam yang pertama adalah mempersaudarakan antara kabilah dari muhajirin dan kabilah dari bani anshar.Rasulullah sangat menyadari bahwa stabilitas masyarakat menjadi syarat mutlak dalam memelihara keberlangsungan peradaban. Mengupayakan kesatuan ummat ini kemudian diteruskan oleh sahabat beliau dan para khalifahnya. Sejarah telah menunjukkan Islam muncul menjadi cahaya peradaban manakala umatnya bersatu-padu. Ketika mereka bercerai-berai, pada saat itulah ummat Islam menjadi kelompok masyarakat yang sangat lemah.

Sabda Rasulullah saw “Perumpamaan orang-orang beriman dalam kecintaan, kasih-sayang dan ikatan emosional ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, mengakibatkan seluruh anggota tidak dapat istirahat dan sakit panas.” [HR. Bukhari]

Lalu mengapa ummat Islam menjadi terpecah belah seperti sekarang ini? Berbagai kajian menunjukkan bahwa masalah problem ini muncul karena adanya dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah penjajahan dunia Barat terhadap kaum muslimin. Hingga saat ini para imperialis Barat selalu mengejar ambisi yaitu menguasai dan mengekspoitasi sumber-sumber alam yang sangat kaya di negeri-negeri muslim. Demi meraih ambisi tersebut, mereka berusaha memperlemah kaum muslimin dengan menciptakan perpecahan. Dengan lemahnya muslimin maka mereka akan dengan mudah mencapai tujuan-tujuan ilegal mereka, sementara umat muslimin tersibukkan dengan perpecahan di antara mereka sendiri dan tidak pernah mampu berbuat apa pun menghadapi musuh bersama. Seperti yang saat ini kita lihat menimpa kaum muslimin di Irak, palestina ,afganistan dll.
Barat sangat menyadari jika kaum muslimin bersatu sebagaimana yang telah terjadi dimasa lalu akan menjadi negara yang sangat kuat. Karena itu, mereka sangat berkepentingan agar negeri-negeri Islam tidak pernah bersatu sampai kapanpun. Bahkan negeri kaum muslimin diadu domba untuk memisahkan diri.

Faktor yang kedua yang menjadi penyebab umat Islam terpecah belah adalah faktor internal. pertama lemahnya pemikiran umat Islam terhadap ajaran Islam itu sendiri, yang kedua umat Islam tidak memiliki institusi pemersatu umat. Lemahnya pemikiran umat ini berbanding terbalik dengan adanya serangan dan dominasi pemikiran sekulerisme, liberalisme dan pluralisme. Lemahnya pemahaman umat terhadap Islam membuat mereka tidak terbiasa melihat segala sesuatu dari sudut pandang Islam, sehingga tidak mampu menimbang mana pemikiran yang benar dan mana yang keliru. Islam tidak lagi dijadikan solusi. Bahkan tatkala berkampanye untuk mendapatkan kekuasaan tak jarang Islam hanya dijadikan pemanis untuk memikat pemilih. Akibatnya pemikiran Islam menjadi semakin kabur dan dominasi pemikiran barat dapat dengan mudah masuk kedalam benak kaum muslimin .

Tidaklah mengherankan lemahnya pemahaman mereka terhadap Islam membuat kaum muslimin mudah diadu domba. Muslim yang satu, tidak peduli bahkan cenderung untuk tidak merasa berdosa tatkala menyakiti kaum muslimin yang lain dengan alasan yang terdengar sangat klise entah karena berbeda mazhab, partai ataupun berbeda negara.

Oleh karena itu dalam momentum hijriyah kali ini seyogyanya kaum muslimin bahu membahu untuk mewujudkan Persatuan umat sebagaimana yang contohkan oleh Baginda Rasul. Namun upaya persatuan bukan berarti kaum muslimin harus bertoleransi dengan pemikiran yang notabene bertentangan dengan ideologi Islam.

Menegakkan khilafah memang bukan pekerjaan yang mudah, perlu banyak energi dan pengorbanan yang diberikan. Akan tetapi sebagaimana pepatah mengatakan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, lantas alasan apa yang membuat umat ini tidak mau bersatu?

Kehidupan



Hukum kematian manusia masih terus berlaku

Kadang dunia juga bukan tempat yang kekal abadi

Adakalanya juga seseorang menjadi penyampai berita

Dan esok hari tiba-tiba menjadi bagian dari suatu berita

Ia dicipta sebagai mahluk yang senantiasa galau dan gelisah

Sedang engkau mengharap selalu damai nan tentram

Wahai orang yang selalu ingin melawan tabiat

Engkau mengharap percikan api dari genangan air

Kala engkau mengharap yang mustahil terwujud

Engkau telah membangun harapan di bibir jurang yang curam

Kehidupan adalah tidur panjang, dan kematian adalah kehidupan

Maka manusia diantara keduanya : dalam alam impian dan khayalan

Maka, selesaikanlah segala tugas dengan segera, niscaya umur-umur mu

Akan terlipat menjadi lembaran-lembaran sejarah yang akan ditanyakan

Sigaplah dalam berbuat baik laksana kuda yang masih muda

Kuasailah waktu karena ia dapat menjadi sumber petaka

Dan zaman tak kan pernah betah menemani anda, karena ia

Akan selalu lari meninggalkan anda sebagai musuh yang menakutkan

Dan karena zaman memang tercipta sebagai musuh orang-orang yang bertakwa.


Ya Alloh, sesungguhnya aku benar-benar hambaMu.

Anak dari hambaMu

Anak dari mahluk ciptaanMu

Ubun-ubun ku ada ditantanMu

Segala ketentuan Mu telah berlaku pada ku

Ketetapan Mu adi atas diriku

Aku memohon atas segala nama

Yang telah Engkau sebutkan untuk menyebutMu

Atau yang telah Engkau wahyukan dalam kitab Mu

Atau yang telah Engkau ajarkan pada salah seorang hambaMu

Atau sengaja Engkau simpan di alam yang gaib yang ada pada Mu

Ya Alloh, jadikanlah Al-Qur’an sebagai pelipur hati ku

Cahaya dada ku

Pengusir kesedihan, dan kedukaan ku

Jiwa yang merindukan syahid…


Terinspirasi dari buku Jihad di asia tengah yang ditulis oleh syekh Mustafa bin abdul Qadir Sitmaryam Nasar. Dimana didalamnya tertulis bahwa kaum muslimin di timur tengah begitu gencar berjihad untuk menghalau hegemoni kafir dan sekuler dari Negara muslim. Dengan gamblang dijelaskan bahwa jihad di asia tengah adalah solusi untuk memperjuangkan agama tauhid ini. kesukuan dan nasionalisme hanyalah akan menjadi penghalang tegaknya panji islam di seluruh jazirah dunia.

Demi alloh, sungguh saya begitu terharu dengan kegigihan para mujahidin di sana (Afganistan) , para pemudanya memiliki jiwa militer dan telah beperang bersama mujahidin lain dalam kesatuan besar. mereka memiliki kepedulian yang besar terhadap agama dan telah begitu lama hidup dengan memori yang kesemuanya berupa sejarah pahit dari penjajah soviet. Mereka jihad dengan peperangan. Syahid di jalan Alloh sebagaimana sabda Rosululloh saw : “tiada kedua kaki seorang hamba yang berdebu karena berjihad fiesabilillah akan tersentuh api neraka”(HR Bukhari).
Bagi saudara-saudara pelaku jihad ini : cukuplah keterhamburan, kehilangan dan pengembaraan di muka bumi, karena di medan-medan jihad ini ada janji akan datang berita baik, sebagaimana firman alloh SWT : “ Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”(QS Ash-shaff (61:4)).
Dan indah nya lagi…

Rasulullah juga bersabda :”sebaik-baik manusia di antara kalian adalah seorang laki-laki yang menunggangi kudanya untuk berjihad di jalan alloh. Kapanpun dia mendengar panggilan jihad atau maju menghadapi musuh, dia bersegera, memenuhinya, mencari kematian (syahid) dan terbunuh dengan keinginannya” (Shahih Muslim).

Ya Alloh…
Yang maha pengampun..yang maha Pemurah..wahai pencipta syurga dan bumi serta alam semesta..kami memohon atas nama dan sifatMu, dengan kekuasaanMu, kami bersaksi bahwa engkau adalah satu-satunya Illah, Tiada Tuhan selain Engkau. Kami tidak akan menyekutui-Mu, karena tidak ada yang akan dapat menyamaiMu. Kami memohon agar Engkau menjadikan kami bagian dari mereka yang memperoleh kejayaan agamaMu dan tetapkanlah kami dalam kesabaran, keteguhan hati, kejujuran, kesetian dan tawakkal.
Ya Alloh, terimalah kami menjadi bagian dari tentaraMu dan jadikan kami bagian dari Ghuroba’ dan kumpulkan kami bersama kekasih, Mustafa SAW, para nabi dan rosul, kaum mukminin yang pertama, Syuhada’ dan para sahabat terbaik….

Friday, January 15, 2010

Sebuah Kepastian



Suatu ketika Rosululloh ditanya tentang kematian dan beliau menjawab, “kematian yang paling mudah serupa dengan sebatang pohon duri yang menancap pada kain sutra. Apakah pohon itu dapat diambil tanpa meninggalkan bekas koyak pada kain?”
Berbagai gambaran tentang sakitnya kematian pernah diungkapkan, dan ini adalah sebagian kecil saja yang pernah tercatat dan ditemukan.
Al Auza’I berkata, :telah sampai kabarpada ku, bahwa orang mati itu terus merasakan sakitnya kematian sampai kelak ia dibangkitkan dari kubur”.
Salah seorang sahabat, semasa Umar menjabat sebagai Khalifah pernah ditanya tentang sakitnya kematian. “kematian itu seperti sebatang pohon berduri yang dimasukkan ke dalam perut seseorang. Kemudian dengan sekuat tenaga pohon itu dicabutnya, maka terbawalah semua yang terbawa dan disisakan semua yang tersisa”.
Diriwayatkan, konon dulu ada seseorang yang gemar sekali bertanya pada orang – orang yang sakit yang sedang menghadapi kematian. Tapi kemudian ia jatuh sakit sendiri dan maut bersiapa datang menjemput. Maka ia ditanya oleh seseorang tentang rasa kematian. “ seakan-akan langit runtuh ke bumi dan ruh ku ditarik melalui lubang jarum.”
Nabi Musa A.s menggambarkan kematian seperti ia menjadi seekot burung yang dibakar hidup-hidup. “ tak mati untuk terbebas dari rasa sakit, dan tidak bisa terbang untuk menyelamatkan diri.”
Rosululloh bersabda, “ manusia pasti akan merasakan derita dan sakitnya kematian. Dan sungguh, sendi-sendi nya akan saling mengucapkan kata selamat tinggal. “ sejahteralah atas mu dan sekarang kita saling berpisah hingga datang hari kiamat”.
Sungguh, meski banyak gambaran tentang kematian, sesungguhnya kematian itu lebih pedih dari senua yang bisa digambarkan. Tak satu pun dari kita yang sanggup menanggungnya, hanya keringanan saja yang akan kita terima. Itu pun dengan catatan, bahwa kita wafat dalam keadaan beriman dengan amal soleh yang melimpah. Belum terlambat untuk membuat satu perubahan.

waktu...


Waktu semakin tipis, tapi kesadaran tak semakin menebal. Waktu kian habis. Namun, belum juga kita sampai pada titik nalar yang benar.
Kita seharusnya selalu dituntut untuk sadar. Sadar dalam menjalani waktu. Karena sesungguhnya kita sedang mencipta sejarah. Sejarah apa yang telah kita cipta setahun yang lalu? Sejarah apa yang telah kita ubah sebulan yang lalu? Bahkan sejarah apa yang sedang kita pikirkan sedetik lalu? Pertanyaan-pertanyaan yang selayaknya kita layangkan berulang-ulang tidak saja pada diri sendiri tapi juga pada karib, kawan. Sejarah apa yang sedang kita sulam?

Hidup bukanlah rangkaian waktu yang terjadi begitu saja. Dari tiada lalu lahir, besar, tua, dan hilang. Sungguh, tak seperti itu yang terjadi sebenarnya. Kita akan ditanya tentang waktu-waktu yang telah berlalu dalam hidup ini. Ditanya oleh yang punya waktu, kemana saja waktu dihabiskan dan pergi.
Waktu adalah pedang, begitu kata pepatah arab. Tapi sekali lagi, meski waktu adalah pedang, tak pernah kita punya perasaan bahwa sewaktu-waktu kita terpenggal. Kita masih banyak menjalani waktu tanpa kesadaran mencipta sejarah. Kita menjalani waktu seolah kita lahir, besar, lalu tua dan mati, hilang tanpa dituntut pertanggungjawaban.

Waktu akan terus mengapung dalam ruang hidup, meminta jawab dan selalu mengajukan pertanyaan. Sungguh, kita tak diajrkan untuk menjalankan hidup apa adanya. Rosul merancang hidupnya. Rosul merancang dakwah nya. Rosul merancang sejarahnya. Begitu juga dengan sahabat dan uswah teladan lainnya. Hidup mereka tidak mengalir begitu saja. Mereka memikirkan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang dan peran apa yang harus mereka mainkan.

Peranan dalam sejarah harus kita tentukan. Kita tak bisa lagi membiarkan waktu berlalu tanpa peran dan jejak-jejak kaki kita mencipta sejarah. Tentu saja sejarah yang cemerlang, diingat dan dituturkan dengan bangga dan riang. Bukan sejarah yang diceritakan dengan mengenang segala keburukan.

Thursday, January 14, 2010

Luv Alloh...



Ya Rabb...

Muliakan kami

Dengan rindu kepada Mu

Rindu yang bukan palsu

Rindu yang tak hanya di bibir

Tapi juga di jiwa dan kalbu

Mengalir bersama dalam darah,

Berdenyut selalu dalam nadi,

Berzikir, mengingat dan merindu-Mu

Wednesday, January 13, 2010

Khilafah Is The Matter Of Time


Bagi beberapa kalangan, gagasan bahwa seluruh umat Islam di dunia dapat bersatu dalam satu Negara Islam di bawah bendera Khilafah merupakan omong kosong. Baru-baru ini, beberapa ahli mengemukakan pendapat yang menentang gagasan kemungkinan bersatunya umat Islam di Abad ke-21. Mereka menukil contoh-contoh masa kini tentang ketidakpaduan dan pengelompokan Dunia Islam sebagai bukti-bukti yang mendukung gagasan mereka.

Antropolog Madawi ar-Rasheed yang bermukim di London mengatakan, “Saya kira seisi Jazirah Arab telah terjerumus ke dalam kekerasan sektarian, karena itu menurut saya, tidak mungkin Khilafah dapat terwujud…Kini, pada Abad ke-21 ini, gagasan tersebut hanya impian di siang bolong dari para aktivis Muslim.”

Seorang analis Saudi, Faris bin Houzam mengatakan, “Impian besar mereka ialah untuk mendirikan satu Negara Islam, namun tidak ada satu bukti pun yang dapat menunjukkan bahwa hal tersebut akan terwujud.”

Mubashar Akbar, seorang jurnalis dan penulis asal India, dalam salah satu tulisannya yang dimuat Newsweek mengatakan, “Saya mendengar dari para pengamat bahwa umat Islam hendak menegakkan kembali Khilafah. Gagasan tersebut sungguh konyol.”

Beberapa alasan dalam pendapat yang menentang berdirinya Negara Khilafah dapat kita rangkum sebagai berikut:

Umat Islam sedunia sangat beragam.

Paham Nasionalisme telah berakar kuat.

Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah yang terlalu mencolok dan tak mungkin disatukan.

Umat Islam lebih suka hidup di bawah negara-bangsa (nation-state) yang terpisah-pisah.

Amerika tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

1. Umat Islam Sedunia Sangat Beragam

Bahwa Dunia Islam terdiri atas beragam bahasa, makanan, pakaian, dan tradisi-tradisi yang berbeda-beda, ini merupakan kenyataan yang tak terbantahkan. Namun keragaman ini menjadi tidak bermakna apabila kita berbicara tentang ‘Sistem Politik’ yang mengatur negara. Sistem politik tidak memaksa orang untuk memakan makanan yang sama atau berwarna kulit sama. Sistem politik mengurusi masalah aturan ekonomi, politik, dan sosial dalam urusan kemasyarakatan. Dunia Islam saat ini pada umumnya menjalankan sistem politik yang berasal dari Barat, seperti merujuk Konstitusi Perancis, Konstitusi Inggris, Konstitusi Belanda, yang menjadi landasan bagi kebanyakan negeri Muslim setelah kemerdekaan palsu mereka pada Abad ke-20.

Mari kita ambil Irak sebagai contoh. Etnis Kurdi disana menginginkan sebuah Negara Kurdi Merdeka. Namun ternyata masalah di Irak, sebagaimana di Dunia Islam lainnya, bukan berkisar pada masalah etnisitas semata, namun pada sistem pemerintahan yang dijalankan. Saddam Hussein tidak hanya menekan bangsa Kurdi, namun ia secara brutal juga menyiksa dan membunuhi ribuan rakyatnya sendiri, baik yang beretnis Kurdi, Arab, Sunni, ataupun Syi’ah. Bahkan ia tega mengeksekusi dua orang menantunya sendiri!

Budaya dasar bangsa Kurdi adalah Islam. Mereka berbagi budaya Islam yang sama dengan yang dimiliki umat Islam lainnya, baik di Turki, Irak, ataupun di Dunia Islam lainnya. Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang etnis Kurdi yang terkenal dalam sejarah. Ia tidak hanya dicintai bangsa Kurdi, namun juga oleh seluruh Dunia Islam dari berbagai etnis karena jasa besarnya membebaskan Masjid al-Aqsha di al-Quds, kota suci ketiga dalam ajaran Islam.

Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya orang beriman saling mencintai dan berlaku baik antar sesamanya, perumpamaannya ialah bagaikan satu tubuh, sehingga bila salah satu anggota tubuh disakiti, seluruh tubuh (lainnya) akan ikut merasakan sakit karenanya.” [Bukhari]

Selain itu, adakah aturan dalam syariat yang tidak mungkin diterapkan pada seseorang karena etnisnya? Perhatikan, bagaimana umat Islam di seluruh dunia -yang terdiri atas beragam warna kulit, berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku- sama-sama bias menjalankan shalat lima kali sehari, berpuasa di bulan Ramadhan, memberikan shadaqah, dan melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Mereka semua bisa menikah, mendidik anak-anak, berperang untuk mempertahankan tanah-tanahnya dari pendudukan, membayar pajak, mendirikan perusahaan, dan menghukum pelaku tindak pidana. Tidakkah fenomena itu menunjukkan bukti yang amat jelas tentang persatuan Islam, dan kesanggupan Islam untuk menyatukan seluruh pengikutnya?

2. Paham Nasionalisme Terlalu Berakar Kuat

“Coba saja tawarkan seorang Khalifah Pakistan pada orang Bangladesh,” ujar Mubashar Akbar.

Sesungguhnya, seorang Khalifah bukanlah Khalifah Pakistan, atau Khalifah Bangladesh, atau Khalifah Arab. Khalifah ialah seorang Muslim yang menjadi pemimpin Negara Islam. Salah satu kelemahan nasionalisme adalah hanya dapat menyatukan rakyat dari satu bangsa tertentu, dan hanya bersifat temporer, (yaitu bisa menyatukan sebuah bangsa hanya) pada saat mereka menghadapi aggressor atau adanya ancaman bersama. Rakyat suatu bangsa tidak akan mengikuti pemimpin bangsa lain sepanjang mereka memandang negeri asal sang pemimpin. Namun, Khalifah adalah pemimpin yang mewakili kepentingan Islam secara keseluruhan, bukan merepresentasikan kepentingan kelompok etnis, suku, klan, atau bangsa, dan karena itu tidak terikat atau terbiaskan pada suatu suku, keluarga, atau bangsa tertentu. Maka dari itu, Khalifah akan mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia berdasarkan Akidah Islam.

Rasulullah saw bersabda:

“Dengarkan dan patuhilah pemimpin, sekalipun kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi yang kepalanya seperti kismis.” [Bukhari]

Sebagai contoh, baik orang Bangladesh maupun orang Pakistan sama-sama Muslim. Saat terjadi bencana gempa bumi di Pakistan, umat Islam di Bangladesh dan dunia mengirimkan jutaan dolar untuk membantu korban gempa. Mayoritas umat Islam tidak memandang batas buatan yang dibangun oleh penjajah Barat dan dijaga oleh para penguasa korup berdasarkan bendera (atau lambang) bangsa, hari kemerdekaan, dan garis perbatasan palsu. Pada kenyataannya, para pemimpin itulah yang telah menebar kebencian di antara sesama umat Islam. Umat Islam adalah satu kesatuan yang berbagi kebudayaan Islam yang sama. Konsep umat Islam sangat mendalam. Ini juga merupakan masalah besar bagi kekuatan Barat dalam menerapkan kebijakan luar negeri kolonialis karena dukungan terhadap perlawanan atas pendudukan yang mereka lakukan tidak hanya datang dari populasi yang sama, namun dari seluruh Muslim di segala penjuru dunia.

Nasionalisme adalah sebuah konsep kuno yang merasuki Dunia Islam saat terjadinya kemunduran intelektual pada abad ke-19. Di masa sekarang ini, globalisasi memungkinkan meningkatnya volume perjalanan dan komunikasi modern sehingga pesan Islam dapat sampai dengan cepat ke seluruh dunia. Umat mendekati patriotisme, nasionalisme, dan rasisme, akibat kecelakaan sejarah semata.

Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa yang menyeru kepada ashabiyah (nasionalisme/tribalisme) atau yang berperang deminya, atau mati karenanya, maka ia tidak termasuk golongan kami.” [Abu Dawud]

3. Perbedaan Sektarian

Banyak anggapan bahwa kawasan Syi’ah di Dunia Islam yang terdiri atas Libanon, Suriah, Irak, dan Iran, bersatu untuk memerangi negara lain yang Sunni di kawasan tersebut. Perang saudara yang terjadi di Irak juga digambarkan sebagai konflik antara Sunni dan Syi’ah.

Perpecahan antara Sunni dan Syi’ah telah dibesar-besarkan oleh mereka yang berkuasa di Dunia Islam maupun mereka yang berada di luar Dunia Islam, yang mencoba mengail keuntungan dari situasi tersebut. Pada kenyataannya, tidak pernah ada masalah antara Sunni dan Syi’ah sejak sebelum invasi Amerika Serikat dan koalisinya ke Irak tahun 2003. Kini, sebagai hasil dari pendudukan, terlepas dari asal golongan yang Sunni maupun Syi’ah, beberapa orang saling serang antar sesamanya. Penyebabnya jelas bukan akibat perbedaan antara Sunni dan Syi’ah, namun karena pemerintahan Irak yang dibentuk atas dasar etnis dan sekte. Masing-masing kelompok memiliki milisi sendiri yang kini saling beperang demi kepentingan politik mereka sendiri, bukan demi kepentingan Sunni atau Syi’ah.

Fenomena menarik yang perlu dicermati, kemenangan Hizbullah di Libanon tidak dipandang sebagai kemenangan Syi’ah semata, namun sebagai kemenangan Islam, yang didukung baik oleh Sunni maupun Syi’ah di seluruh dunia. Manakala seorang pemimpin politik memainkan sentimen Sunni dan Syi’ah sebagai kartu truf, berarti ia melakukan itu untuk kepentingan dirinya sendiri. Semua itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Islam. Upaya memanas-manasi isu sektarian yang dilakukan oleh beberapa negeri Muslim seperti Saudi Arabia, hanyalah contoh dari ketamakan dan keengganan mereka untuk mengutamakan kepentingan Islam dan rakyat mereka sendiri. Karena itu, kita tidak usah kaget apabila mendengar bahwa Saudi akan mempersenjatai milisi Sunni di Irak untuk memerangi Syi’ah apabila Amerika meninggalkan Irak.

Diriwayatkan dari al-Ahnaf bin Qais:

“Saat aku beranjak hendak menolong orang ini (Ali bin Abu Thalib), Abu Bakar menemuiku dan berkata, “Kemana engkau hendak pergi?” Aku jawab, “Aku hendak menolong orang itu.” Ia berkata, “Kembalilah, karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Apabila dua orang Muslim saling berkelahi dengan pedang mereka dan salah satunya terbunuh karenanya, maka tempat bagi keduanya adalah di dalam neraka.’ Lalu aku berkata, ‘Ya Rasulullah! Aku paham akan hukuman untuk yang membunuh. Tapi bagaimana dengan yang terbunuh? (mengapa ia masuk neraka juga?) Rasulullah saw bersabda, ‘Karena ia pun memiliki nafsu untuk membunuh saudaranya’.”

4. Umat Islam Lebih Suka Hidup di bawah Negara-Bangsa yang Terpisah-pisah

Mubashar Akbar berkata, “Bangsa-bangsa Arab disatukan oleh bahasa, budaya, serta keyakinan yang sama, namun masih saja lebih suka untuk hidup di bawah 22 negara yang berbeda. Mereka tidak mau berbai’at kepada satu Khalifah Arab saja.”

Salah satu survey yang diadakan oleh The Centre for Strategic Studies dari University of Jordan menghapus seluruh klaim tak berdasar yang dibuat tuan Akbar tersebut. Menurut survey yang bertajuk Revisiting the Arab Street: “Tanyakan apakah syariat harus menjadi satu-satunya sumber hukum, salah satu sumber hukum, atau sama sekali menjadi sumber hukum”. Mayoritas umat Islam meyakini bahwa syariat harus menjadi satu-satunya sumber hukum. Dukungan akan hal ini terutama sangat kuat di Yordania, Palestina, dan Mesir, di mana hampir dua-pertiga responden Muslim menyatakan bahwa syariat harus menjadi satu-satunya sumber hukum, sedangkan sepertiga lainnya yakin bahwa syariat setidaknya harus menjadi salah satu sumber hukum.

Aspirasi dan perhatian perempuan Muslim, khususnya, tahun lalu diungkap dalam salah satu jajak pendapat yang dilaporkan dalam New York Times. Perhatian mereka ialah: kurangnya kesatuan antar bangsa-bangsa Muslim, ekstrimisme dengan kekerasan, serta korupsi politik dan ekonomi. Semua permasalahan tersebut hanya dapat dipecahkan oleh Negara Khilafah.

Bukan umat Islam yang menginginkan hidup di bawah 22 negara yang terpisah, namun justru berasal dari para pemimpin mereka yang korup. Para penguasa di Dunia Islam saat ini adalah yang terburuk sepanjang sejarah dunia. Mereka juga adalah orang-orang terkaya di dunia –mendapat kekayaan dengan cara mencurinya dari umat yang mereka pimpin. Apa yang diinginkan umat Islam adalah mengganti mereka semua. Sayangnya, para penguasa tersebut memiliki teman-teman pada skala tinggi yang tinggal di London dan Washington, yang dengan dukungan merekalah para penguasa ini memerintah rakyatnya dengan tangan besi.

Terlepas dari kenyataan tersebut, para penguasa di Dunia Islam sesungguhnya hidup dalam ketakutan. Rakyat mereka mulai tidak takut lagi menghadapi penyiksaan dan penahanan brutal yang mereka lakukan, serta mulai berani bicara terbuka untuk melawan mereka. Berbagai demonstrasi marak terjadi di seluruh Dunia Islam. Mesir, yang secara tradisional merupakan negara yang paling represif di Timur Tengah, memiliki tokoh dari kalangan politisi, praktisi hukum, dan media yang beroposisi pada pemerintahan brutal Husni Mubarak.

Rasulullah saw bersabda:

“Jihad terbaik adalah mengatakan kebenaran di depan penguasa yang zalim.” [Abu Dawud dan Tirmidzi]

5. Amerika Tidak Akan Membiarkan Hal Ini Terjadi

Dalam pidatonya tentang Perang Global Melawan Teror, Presiden AS George W. Bush berkata: “Mereka ingin mendirikan kekuatan politik utopia di seluruh kawasan Timur Tengah yang mereka namakan “Khilafah” –di mana semua diperintah berdasarkan ideologi mereka yang penuh kebencian…saya tidak akan membiarkan ini terjadi – dan juga tidak ada satu Presiden AS pun di masa mendatang yang akan membiarkan hal ini.”

Pernyataan arogan macam ini sama sekali tidak sejalan dengan kenyataan yang terjadi di Dunia Islam. Perang Irak telah menyedot kekuatan perang AS secara besar-besaran. Terlepas dari klaim pasca invasi bahwa hantu Vietnam telah berlalu, Irak sekarang ini telah menjelma menjadi Vietnam kedua bagi AS. Sekitar 100 serdadu AS mati sia-sia tiap bulannya, dan Amerika juga menghadapi perlawanan keras dari seisi penjuru negeri yang menginginkan mereka pergi. Pendudukan di Afghanistan juga tidak berlangsung lebih baik karena ketidakmampuan Amerika untuk mengamankan wilayah yang telah mereka duduki.

Para politisi AS yang lebih memahami situasi daripada Bush dapat melihat jelas betapa terbatasnya kekuatan AS. Pat Buchanan, salah seorang pendiri majalah The American Conservative dan penasehat bagi tiga Presiden AS sebelumnya, Nixon, Ford dan Reagan, berkata, “Apabila aturan Islam adalah gagasan yang disetujui oleh seluruh kekuatan Islam, bagaimana mungkin pasukan terbaik di dunia dapat menghentikannya?”

Tidak diragukan lagi bahwa umat Islam percaya kalau kemenangan (an-nashr) datang dari Allah Swt bukan melalui sejumlah angka atau sumberdaya materi. Bahkan sejumlah kecil umat Islam dapat mengatasi kekuatan superpower yang besar bila mereka berpegang teguh pada tali Allah dan berserah diri kepada-Nya. Kekalahan memalukan Israel dari sekelompok milisi bersenjata Libanon tahun lalu adalah contoh jelas dalam hal ini.

Rasulullah saw bersabda:

“Akan tiba suatu masa di mana umat ini dipermainkan oleh umat-umat lain, seperti makanan di atas meja”. Seseorang lalu bertanya, “Apakah jumlah kami saat itu sangat kecil?” Ia (Rasulullah) menjawab, “Tidak, jumlah kalian sangat banyak saat itu. Namun kalian akan tercerai-berai dan terbagi-bagi bagai makanan diperebutkan di atas meja, dan Allah telah mengambil ketakutan pada kalian dari hati musuh-musuh kalian dan menempatkan wahn di hati kalian.” Seseorang lalu bertanya, “Apa itu wahn?” Rasulullah saw menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” [Abu Dawud]

Sekitar 60 tahun yang lalu, bangsa-bangsa Eropa masih terlibat dalam perang brutal antar sesama mereka. Kini mereka bersatu di bawah bendera Uni Eropa dengan satu mata uang yang sama –sesuatu yang tak terbayangkan beberapa dekade lalu. Bila Uni Eropa dengan nasionalismenya yang kuat, serta perbedaan bahasa, dan tradisi yang berbeda dapat bersatu, mengapa Dunia Islam tidak?

Apakah kemungkinan digantinya para diktator di Dunia Islam oleh Negara Khilafah hanya merupakan fantasi bila ini merepresentasikan harapan dari seluruh umat Islam? Tidak ada pemimpin Muslim di dunia ini yang dipilih oleh rakyat mereka yang dapat memenangkan pemilu secara telak. Mereka umumnya berkuasa melalui sebuah kudeta, seperti yang dilakukan Jenderal Musharraf di Pakistan. Tak peduli betapapun kuatnya pemerintah saat ini mencoba menekan gerakan politik dan kebudayaan Islam, mereka tidak akan pernah mampu memadamkan gagasan ini. Gagasan syariat dan pemerintahan Islam kini semakin mengakar di tengah umat Islam, baik rakyat biasa maupun kalangan berpengaruh. Gagasan ini semakin merasuk di tengah kalangan Angkatan Bersenjata, dan tinggal masalah waktu untuk menanti salah seorang atau beberapa perwira senior di Dunia Islam merasa cukup dengan situasi saat ini dan melakukan tindakan yang benar –dengan menyingkirkan rezim-rezim saat ini, dan menggantinya dengan seorang Khalifah Rasyid yang akan menerapkan Qur’an dan Sunnah dengan benar.

Kalangan berpengaruh dan mereka yang ada dalam Angkatan Bersenjata di Dunia Islam harus memahami bahwa bila mereka memfasilitasi tegaknya kembali pemerintahan Islam melalui penegakan kembali lembaga Khalifah, maka mereka akan segera memperoleh dukungan dari mayoritas umat Islam, yang kemudian akan membantu mereka dengan berbagai cara.

"Dari Nu'man bin Basyir dari Hudzaifah bin Yaman radliallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

"Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (KHILAFAH 'ALAA MINHAJIN NUBUWWAH), adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa kerajaan yang menggigit (MULKAN ADLON), adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa kerajaan yang menyombong (MULKAN JABARIYYAH), adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (KHILAFAH 'ALAA MINHAJIN NUBUWWAH)". Kemudian beliau (Nabi) diam."

(H.R. Ahmad dan Al Baihaqi. Misykatul Mashabih: Bab Al Indzar wa Tahdzir, Al Maktabah Ar Rahimiah, Delhi, India. Halaman 461. Musnad Ahmad, juz 4, halaman 273).

Tags: staqofah, analisis, siyasah, nidzomul islam, fikrul mustanir, dakwah, hizbut-tahrir, sur'atul badhihah, syakhsiyyah islam

Urutan Lengkap Khalifah Dalam Lintasan Sejarah



Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kaum muslimin agar mereka mengangkat seorang khalifah setelah beliau SAW wafat, yang dibai'at dengan bai'at syar'iy untuk memerintahkan kaum muslimin berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Menegakkan syari'at Allah, dan berjihad bersama kaum muslimin melawan musuh-musuh Allah.

Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya tidak ada Nabi setelah aku, dan akan ada para khalifah, dan banyak (jumlahnya)." para sahabat bertanya, "Apa yang engkau perintahkan kepada kami? Nabi SAW menjawab, "penuhilah bai'at yang pertama, dan yang pertama. Dan Allah akan bertanya kepada mereka apa-apa yang mereka pimpin." (HR. MUSLIM) Rasulullah SAW berwasiat kepada kaum muslimin, agar jangan sampai ada masa tanpa adanya khalifah (yang memimpin kaum muslimin). Jika hal ini terjadi, dengan tiadanya seorang khalifah, maka wajib bagi kaum muslimin berupaya mengangkat khalifah yang baru, meskipun hal itu berakibat pada kematian.

Sabda Rasulullah SAW : "Barang siapa mati dan dipundaknya tidak membai'at Seorang imam (khalifah), maka matinya (seperti) mati (dalam keadaan) jahiliyyah."

Rasulullah SAW juga bersabda : "Jika kalian menyaksikan seorang khalifah, hendaklah kalian taat, walaupun (ia) memukul punggungmu. Sesungguhnya jika tidak ada khalifah, maka akan terjadi Kekacauan." (HR. THABARANI)

sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan (kepada kita) untuk taat kepada khalifah. Allah berfirman : "Hai orang-orang yang berfirman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri diantara kamu." (AN NISA :59)

Kaum muslimin telah menjaga wasiat Rasulullah SAW tersebut sepanjang 13 abad. Selama interval waktu itu, kaum muslimin tidak pernah menyaksikan suatu kehidupan tanpa ada (dipimpin) seorang khalifah yang mengatur urusan-urusan mereka. Ketika seorang khalifah meninggal atau diganti, ahlul halli wal 'aqdi segera mencari, memilih, dan menentukan pengganti khalifah terdahulu. Hal ini terus berlangsung pada masa-masa islam (saat itu). Setiap masa, kaum muslimin senantiasa menyaksikan bai'at kepada khalifah atas dasar taat. Ini dimulai sejak masa Khulafaur Rasyidin hingga periode para Khalifah dari Dinasti 'Utsmaniyyah.

Kaum muslimin mengetahui bahwa khalifah pertama dalam sejarah Islam adalah Abu Bakar ra, akan tetapi mayoritas kaum muslimin saat ini, tidak mengetaui bahwa Sultan 'Abdul Majid II adalah khalifah terakhir yang dimiliki oleh umat Islam, pada masa lenyapnya Daulah Khilafah Islamiyyah akibat ulah Musthafa Kamal yang menghancurkan sistem kilafah dan meruntuhnya Dinasti 'Utsmaniyyah. Fenomena initerjadi pada tanggal 27 Rajab 1342 H.

Dalam sejarah kaum muslimin hingga hari ini, pemerintah Islam di bawah institusi Khilafah Islamiah pernah dipimpin oleh 104 khalifah. Mereka (para khalifah) terdiri dari 5 orang khalifah dari khulafaur raasyidin, 14 khalifah dari dinasti Umayyah, 18 khalifah dari dinasti 'Abbasiyyah, diikuti dari Bani Buwaih 8 orang khalifah, dan dari Bani Saljuk 11 orang khalifah. Dari sini pusat pemerintahan dipindahkan ke kairo, yang dilanjutkan oleh 18 orang khalifah. Setelah itu khalifah berpindah kepada Bani 'Utsman. Dari Bani ini terdapat 30 orang khalifah. Umat masih mengetahui nama-nama para khulafaur rasyidin dibandingkan dengan yang lain. Walaupun mereka juga tidak lupa dengan Khalifah 'Umar bin 'Abd al-'Aziz, Harun al-rasyid, Sultan 'Abdul Majid, serta khalifah-khalifah yang masyur dikenal dalam sejarah.

Adapun nama-nama para khalifah pada masa khulafaur Rasyidin sebagai berikut:

1.Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M)
2.'Umar bin khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
3.'Utsman bin 'Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
4.Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M)
5.Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H/661 M)


Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

1.Mu'awiyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
2.Yazid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
3.Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)
4.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
5.'Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M)
6.Walid bin 'Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
7.Sulaiman bin 'Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
8.'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
9.Yazid bin 'Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)


Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

I. Dari Bani 'Abbas 1.Abul 'Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)
2.Abu Ja'far al-Mansyur (tahun 137-159 H/754-775 M)
3.Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
4.Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
5.Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
6.Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
7.Al-Ma'mun (tahun 198-217 H/813-833 M)
8.Al-Mu'tashim Billah (tahun 218-228 H/833-842 M)
9.Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
10.Al-Mutawakil 'Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)
11.Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
12.Al-Musta'in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
13.Al-Mu'taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
14.Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
15.Al-Mu'tamad 'Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
16.Al-Mu'tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
17.Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
18.Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)

II. Dari Bani Buwaih 19.Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
20.Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
21.Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
22.Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
23.Al-Muthi' Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
24.Al-Thai'i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
25.Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
26.Al-Qa'im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)

III. dari Bani Saljuk

27. Al Mu'tadi Biamrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
28. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
29. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
30. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
31. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160)
32. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
33. Al Mustadhi'u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
34. An Naashir Liddiinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
35. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
36. al Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
37. Al Mu'tashim Billah ( tahun 640-656 H/1242-1258 M)

Setelah itu kaum muslimin hidup selama 3,5 tahun tanpa seorang khalifah pun. Ini terjadi karena serangan orang-orang Tartar ke negeri-negeri Islam dan pusat kekhalifahan di Baghdad. Namun demikian, kaum muslimin di Mesir, pada masa dinasti Mamaluk tidak tinggal diam, dan berusaha mengembalikan kembali kekhilafahan. kemudian mereka membai'at Al Muntashir dari Bani Abbas. Ia adalah putra Khalifah al-Abbas al-Dhahir Biamrillah dan saudara laki-laki khalifah Al Mustanshir Billah, paman dari khalifah Al Mu'tashim Billah. Pusat pemerintahan dipindahkan lagi ke Mesir. Khalifah yang diangkat dari mereka ada 18 orang yaitu :

1. Al Mustanshir billah II (taun 660-661 H/1261-1262 M)
2. Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M)
3. Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
4. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M)
5. Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
6. al Mu'tadlid Billah I (tahun 753-763 H/1354-1364 M)
7. Al Mutawakkil 'Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M)
8. Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
9. Al Mu'tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil 'Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M)
11. Al Musta'in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M)
12. Al Mu'tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
14. Al Qa'im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil 'Alallah (tahun 884-893 H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil 'Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M)

Ketika daulah Islamiyah Bani Saljuk berakhir di anatolia, Kemudian muncul kekuasaan yang berasal dari Bani Utsman dengan pemimpinnya "Utsman bin Arthagherl sebagai khalifah pertama Bani Utsman, dan berakhir pada masa khalifah Bayazid II (918 H/1500 M) yang diganti oleh putranya Sultan Salim I. Kemuadian khalifah dinasti Abbasiyyah, yakni Al Mutawakkil "alallah diganti oleh Sultan Salim. Ia berhasil menyelamatkan kunci-kunci al-Haramain al-Syarifah. Dari dinasti Utsmaniyah ini telah berkuasa sebanyah 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad keenam belas Masehi. nama-nama mereka adalah sebagai berikut:

1. Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
2. Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H/1520-1566 M)
3. salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
4. Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
5. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
6. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
7. Musthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
8. 'Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
9. Musthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
11. Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
12. Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M)
13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M)
14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
15. Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
16. Ahmad II (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
17. Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M)
18. "Utsman IlI (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
19. Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-1774 M)
20. 'Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
21. Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
23. Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
24. 'Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-1861 M)
25. "Abdul 'Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
26. Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
27. 'Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
28. Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M)
29. Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340 H/1918-1922 M)
30. 'Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M)

Sekali lagi terjadi dalam sejarah kaum muslimin, hilangnya kekhalifahan. Sayangnya, kaum muslimin saat ini tidak terpengaruh, bahkan tidak peduli dengan runtuhnya kekhilafahan. Padahal menjaga kekhilafahan tergolong kewajiban yang sangat penting. Dengan lenyapnya institusi kekhilafahan, mengakibatkan goncangnya dunia Islam, dan memicu instabilitas di seluruh negeri Islam. Namun sangat disayangkan, tidak ada (pengaruh) apapun dalam diri umat, kecuali sebagian kecil saja.

Jika kaum muslimin pada saat terjadinya serangan pasukan Tartar ke negeri mereka, mereka sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa ada khalifah, maka umat Islam saat ini, telah hidup selama lebih dari 75 tahun tanpa keberadaan seorang khalifah. Seandainya negara-negara Barat tidak menjajah dunia Islam, dan seandainya tidak ada penguasa-penguasa muslim bayaran, seandainya tidak ada pengaruh tsaqofah, peradaban, dan berbagai persepsi kehidupan yang dipaksakan oleh Barat terhadap kaum muslimin, sungguh kembalinya kekhilafahan itu akan jauh lebih mudah. Akan tetapi kehendak Allah berlaku bagi ciptaanNya dan menetapkan umat ini hidup pada masa yang cukup lama.

Umat Islam saat ini hendaknya mulai rindu dengan kehidupan mulia di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Dan Insya Allah Daulah Khilafah itu akan berdiri. Sebagaimana sabda Rasulullah "...kemudian akan tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi". Kami dalam hal ini tidak hanya yakin bahwa kekhilafahan akan tegak, lebih dari itu, kota Roma (sebagai pusat agama Nashrani) dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin setelah dikalahkannya Konstantinopel yang sekarang menjadi Istambul. Begitu pula daratan Eropa, Amerika, dan Rusia akan dikalahkan. Kemudian Daulah Khilafah Islamiyah akan menguasai seluruh dunia setelah berdirinya pusat Daulah Khilafah. Sungguh hal ini dapat terwujud dengan Izin Allah. Kita akan menyaksikannya dalam waktu yang sangat dekat (Islamuda.com)

Sebuah Metamorfosa...


Hari ini dalam sebuah kendaraan menuju kampus yang sangat padat penumpangnya. Ada hal yang membuat ku harus menunduk dan terus beristigfar karena tepat di hadapan ku ada seorang cewek yang memakai rok mini, auratnya terlihat, ku lihat, banyak pasang mata sedang memperhatikannya, aku membayangkan jika tiba-tiba terjadi kecelakaan, dan ajal telah sampai kepada seluruh isi penumpang mobil ini, maka apa yang akan di jawab oleh cewek itu ketika ditanya mengapa tidak menutup aurat nya??? dan membiarkan mata-mata yang tidak berhak melihat nya??? Secara tidak langsung dia membuat kaum Adam ikut berdosa, dan begitu pula saudari-saudari nya termasuk aku jika tidak segera beristigfar dan menundukkan pandangan...di sini itu sudah menjadi pemandangan yang tak aneh lagi, dan seperti biasa, untuk menghindari dari melihat pemandangan seperti itu ku lemparkan pandangan ku ke jendela samping tempat dudukku dan melihat tetesan air hujan mulai turun membasahi jalanan kota jatinangor yang ku lewati.

Hampir dua tahun aku di kota ini, tapi Masih ku kagumi pemandangan alam di sini, jujur, sebelum ke kota ini, aku belum pernah melihat yang namanya tanaman padi, karena di tempat asal ku, padi tidak di tanam. Tapi disini terhampar sawah–sawah petani yang tertata rapi dan tampak padi–padi nya mulai menguning, dan lagi-lagi rasa syukur ku bathinkan dalam hati atas nikmat hidup yang masih kurasakan sampai detik ini dan nikmat panca indera untuk melihat keindahan alam ciptaan Sang Maha Indah,
Dalam ketertegunan ini, tak sengaja terlintas bayangan perjalanan kehidupanku, aku yang dulu dan aku yang sekarang. Perjalanan yang ku rasa layaknya sebuah metamorfosa…kalau diibaratkan layaknya metamorfosa kupu-kupu. Dari telur-nimfa-larva-imago ( kupu-kupu). Dan yang kurasakan aku berhijrah yang kata sahabat-sahabat ku, dari jahiliyyah menuju mulia…
Andai dulu aku menutup rapat-rapat hatiku agar tidak tersentuh indahnya islam, mungkin sekarang aku….hm, mungkin bisa saja aku menjadi seperti cewek yang ada di depan ku (Naudzubillahimindzalik), mungkin bersuka ria “Shopping” ke mall bersama teman-teman ku sambil nonton film di bioskop setiap akhir pekan dan menjadi manusia individualis pengejar ipk 4 yang study orientied only pada hari-hari kuliah dengan sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliah yang kuakui sempat membuat ku susah bernafas dan selalu menangis karena terlalu banyaknya, dalam satu minggu aku mempunyai tugas kuliah bisa tujuh sampai delapan tugas, berupa makalah kelompok, power point untuk presentasi, tugas-tugas individu, bahkan ditambah jadwal kuliah yang padat dan praktikum nya…

“Hidup itu pilihan Dek,” hm, masih terngiang kata-kata yang pernah disampaikan oleh seseorang pada saya, seorang akhwat yang menjadi perantara Alloh mengingatkan saya. “sekarang teteh yang menyemangati adek, mementoring adek, tapi ketika Adek memilih jalan lurus itu, Adek lah yang akan menyemangati orang lain dan Adek lah nanti yang akan menggantikan teteh, menjadi perantara Alloh untuk mengingatkan orang lain agar kembali ke jalanNya…” aku hanya mengangguk dan ku rasa kan ada ketentraman jiwa yang selama ini ku cari,…tanpa sepengetahuan beliau, aku meneteskan air mata…bathinku menjawab, “aku tidak akan ragu memilih jalan itu teh…meskipun ke depannya jalan ku pasti tidak akan mulus-mulus saja, pasti banyak tantangan dari semua orang, termasuk orang-orang terdekat, tapi ku yakin, aku pasti bisa melewati tantangan itu, karena ke depannya mungkin ujian untukku tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan perjuangan seorang penyisir rambut istri Fir’aun, dia adalah Masyithoh. Dalam sebuah riwayat di katakan, jika melewati kuburan wanita ini maka akan tercium bau harum semerbak, ini adalah bukti kekuasaan Alloh karena semasa hidup nya, Masyithoh merelakan diri nya dimasukkan ke dalam panci besar yang berisi air panas oleh Fir’aun karena ia tetap mempertahankan akidah nya, lalu kenapa aku tidak bisa???
Nama ku masih tika,,lengkap nya Maretika Handrayani. pernah terlintas di fikiran ku, kenapa nama ku bukan Aisyah, Masyithoh, atau nama-nama sosok muslimah yang ku kagumi ya, dan sering ku tanyakan pada mama ku, apa arti nya nama ku itu, kenapa tidak di kasih nama islami saja?? Dan mama ku selalu menjawab, “syukuri pemberian nama itu nak, nama itu adalah pemberian dari oom mu, yang arti nya “anak pertama Johan dan Nuraini yang lahir di bulan Maret.” untung tidak dikasih nama yang jelek-jelek…”, iyya, benar. Harus ku syukuri apa pun yang telah ku miliki….

Sekali lagi, nama ku masih tika tapi aku sekarang sudah berubah, aku bukan lagi gadis yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidup ku,,bukan lagi,,,itu dulu,,dari seorang cewek aku menjadi seorang “akhwat”…Subhanalloh.. nikmat mana lagi yang kau dustakan Tik…

Hidup hanyalah sementara, sedetik kemudian saja aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri ku, mungkin sedetik nanti telah sampai ajal ku, tapi aku telah menetapkan langkah ku…hidup adalah sarana menggapai keridhoannNya..InsyaAlloh…persiapkan kematian dari sekarang..

“Kiri mang,” lamunan ku terbuyar dengan suara itu…Hmm, ternyata aku sudah sampai di kampus …
Aku keluar dari mobil itu dengan lega dan tak henti-henti nya syukur dan do’a kuucapkan pada Sang maha Pengasih atas nikmat iman dan islam yang telah diberikannya…“Ya Robb, tetapkanlah keistiqomahan ku di jalan ini…”..amin..

Dad...


Laki-laki yang sedang duduk itu adalah papa ku, seperti nya papa sedang memikirkan sesuatu. ku akui kami memang tidak terlalu dekat. Papa tidak banyak bicara, dan ketika ia bicara, bagi ku kata-kata itu adalah sesuatu yang menjadi keputusan yang tidak bisa ditolak. Tapi bagi ku, papa adalah sosok yang gigih yang sangat ku kagumi, seorang montir yang cerdas. Sempat terfikir di pikiran ku, tanpa bersekolah di perguruan tinggi teknik mesin sekali pun, papa bisa menyelesaikan tugas-tugas nya,. Pernah aku datang ke tempat kerja papa ku, ketika itu, ada seorang bapak-bapak membawa mobilnya, bapak itu mengatakan ada yang tidak beres dengan mobil nya, segera papa menyuruh bapak itu untuk menyalakan mobilnya, dengan mendengar suara mobil itu saja papa sudah bisa mengetahui yang tidak beres dari mobil itu. Iyya, papa cerdas!!!

Tapi Entah kenapa…aku lebih dekat dengan mama ketimbang papa.

Tapi, setidak nya aku masih punya banyak kenangan bersama nya. Waktu ku kecil papa selalu mengajari aku dan adik perempuan ku yang berumur tepat di bawah ku satu tahun, bagaimana berbahasa tionghoa itu, bahasa papa ku..yah,,papa adalah seorang cina yang dulu beragama budha yang menyatakan keislamannya dan menjadi mualaf ketika menikahi mama.. alhasil teman-teman ku banyak yang tionghoa dan aku sedikit banyak mengerti bahasa papa walau rada susah untuk mengucapkannya. Dan papa ketika berbicara pada kami menggunakan bahasa indonesia yang kadang masih lucu kedengarannya dicampur bahasa tionghoa yang kami mengerti.

Dari kecil, keluarga mendidikku dengan penuh disiplin, dan kata mama, aku dan adik perempuan ku dulu adalah anak yang nurut sama ortu. Ketika SD, Pagi-pagi mama telah mememakaikan seragam SD ku, setelah pulang sekolah, aku dan adikku segera makan dan mandi untuk sekolah di TPQ (taman Pengajian Qur’an) yang jarak nya tidak jauh dari rumah dan ku tempuh dengan berjalan kaki, papa melarang aku bersepeda, karena sebelum aku masuk SD, aku pernah mengalami kecelakaan. Dulu, aku sangat suka bersepeda, suatu hari aku ingin membeli ice krim kesukaan ku dan ketika menyebrang jalan aku tertabrak motor, hal ini menjadikan trauma bagi orang tua ku. Sejak saat itu aku dilarang bersepeda. Dan Sampai sekarang, sepeda kecil ku itu masih tergantung di belakang rumah, dan yang menggantungnya adalah papa. pulangnya aku segera ke rumah nenek dan kakek ku, beliau adalah ayah dan ibu dari mama yang ku panggil dengan “nyai” dan “yai” yang rumahnya terletak di belakang masjid dan TPQ ku dan kebetulan nyai dan yai adalah seorang guru ngaji dan aku belajar ngaji bersama nya. Sekitar jam 16.00 aku sudah selesai ngaji dan langsung pulang ke rumah. Seperti biasa, setiap sore, papa akan membawa aku dan adikku bersama motor king papa ke rumah Ibu nya yang ku panggil dengan “ama” dan ayah papa ku yang ku panggil “Akong”, papa sangat dekat dengan ibu nya, karena beliau adalah anak bungsu yang kata kakak-kakak papa, beliau adalah anak kesayangan ama. Dari kecil juga papa mengajarkan ku untuk menghormati orang yang lebih tua dengan menyapa nya ketika bertemu, ketika keluarga papa ngumpul di rumah ama, aku harus memanggil semua nya, hm, kebayang kan.. banyak nya sebutan yang harus ku hafal.. papa memiliki sekitar delapan kakak yang dua diantaranya perempuan. Panggilan kepada paman adalah “pek” kalo kakak yang pertama dipanggil “Tua pek”, Tua arti nya paling tua dan pek arti nya paman, istrinya “ Tua em”. Kakak yang ke dua dipanggil “Ngo pek”, istri nya “Ngo em” ke tiga “Sa pek”, istri nya “ Sa em”. ke empat “Si pek”, dan seterusnya. Sedangkan kakak perempuan papa ku panggil “Tua kou”, suami nya “ Tua Tio” dan “Soi kou”, suaminya “ Soi Tio”.
Pulang nya, ama pasti membekali aku dan adikku seplastik permen, karena aku sangat suka permen, al hasil, sewaktu kecil gigi ku hitam-hitam dan kalau ditanya oleh paman-paman ku mengapa gigi nya hitam, lalu ku jawab, “di gigit sama ulat jagung”…hhe…

Hari sudah menjelang magrib. Aku mandi dan sholat dilanjutkan makan bersama kedua orang ku dengan tak banyak bicara. Hanya aku masih ingat, suatu saat papa mengajarkan ku bagaimana cara memegang sendok yang benar dan makan jangan berbunyi, karena saat itu aku meniru gaya teman ku makan di kantin sekolah yang luar biasa berisik makannya, sendok dibunyi-bunyi kan di atas piring dan sebagainya. Papa juga melarang aku dan adikku untuk makan tidak pakai sendok (pakai tangan), karena kotor, dan aku pun menuruti nya. Tapi terkadang aku juga ingin seperti saudara-saudara ku yang lain yang makan tanpa sendok, yang bisa lakukan setiap lebaran setahun sekali di rumah nyai dan yai tanpa terlihat papa. Hasil nya, sampai sekarang aku masih susah makan tanpa sendok, dan terkesan aneh oleh teman-teman di kosan, karena memegang nasi dan makanannya seperti tidak tepat. Lebih mudah, bahasa melayu nya “kekok”,,hhe..

Masih banyak kenangan bersama papa. Yang sampai saat ini aku sangat merinduinya, dari mama, aku baru tau, ternyata sewaktu aku berangkat ke pulau Jawa ini untuk meneruskan pendidikan ku ke sebuah universitas di Bandung, papa menangis ketika kami saling melambaikan tangan.. dan papa lah yang biasa mengusulkan mama untuk menelpon ku sekali setiap minggu nya, bahkan bisa lebih dari sekali dalam seminggu nya dan kemudian menyerahkan telpon ke mama, papa hanya mendengarkan saja obrolan ku bersama mama sedang suara telponnya di “loude speaker”, , hm,,,itu lah papa ku…
Papa…
Rata Penuh