Wednesday, July 28, 2010

RENUNGKANLAH...


1. Kecantikan
kecantikan tidaklah abadi. Suatu saat ketika Alloh berkehendak menghilangkannya dari seorang, maka hilanglah semua itu. Apakah kita layak menilai seseorang itu cantik atau lebih cantik, atau tidak cantik, sedangkan kita tahu Bahwa kecantikan adalah ciptaan Alloh, ketika kita menghina seseorang karena rupa nya berarti ia menghina Alloh sebagai penciptanya. Hilangnya kecantikan seseorang bisa disebabkan oleh penyakit yang tak ada obat nya yaitu tua, dan tua itu pasti datang. atau kecelakaan yang mungkin mengenai wajah nya. Bayangkan jika hal ini terjadi pada seseorang yang menyukai dan melihat seseorang karena kecantikannya…
nauzubillahiminzalik…
2. Harta
Sebagaimana hal nya dengan kecantikan, harta juga hanyalah sebuah titipan dari Alloh…sekaya apapun seseorang itu, tetap harta itu bukan harta nya tapi harta Alloh yang dititipkan kepadanya. Tidaklah pantas kita membedakan antara yang kaya dan miskin sedangkan kita tau semua itu tidak lebih sebagai pinjaman dari Alloh.
3. Keturunan/nasab
Tidak ada seseorang pun yang menginginkan lahir dalam keluarga dan keturunan/nasab yang tidak baik. Sejatinya setiap orang akan menginginkan terlahir dari ayah dan ibu yang baik. Tapi inilah Qada Alloh… tiada satu orang pun yang bisa mengubahnya, kecuali Alloh SWT
4. Ketakwaaan
Subhanalloh, begitu mulia nya seseorang yang memilih wanita karena ketakwaan nya kepada Alloh, ketakwaan yang begitu menghujam dalam dada, meskipun cobaan kian datang. Ketakwaan yang tidak di buat-buat, tapi timbul dari kesadaran tentang makna hidup dan kehidupan. Wanita inilah yang mampu membawa nya ke Jannah, menyelamatkannya dan panasnya azab Alloh.. tapi Sayangnya, hal seperti ini sangat langka kita lihat saat ini. Bahkan sangat sulit untuk ditemui…ketika seseorang memilih wanita yang bertakwa maka pastilah ia pun orang yang bertakwa yang tidak melihat seseorang dari harta, rupa, dan hal-hal semu lainnya..
namun,
Sayangnya, sungguh sangat sulit menemui seseorang yang melihat wanita karena ketakwaannya saja..
Ya, sangat sulit…

Tuesday, July 6, 2010

Indahnya menangis karena Alloh


Menangis adalah hal yang manusiawi pada diri manusia. Menangis bukanlah menunjukkan kelemahan jiwa seseorang. Salah besar jika ada anggapan bahwa orang yang rajin menangis adalah orang yang jiwanya lemah. Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia perkasa yang ulet, tahan uji, dan jauh dari sifat-sifat lemah. Terbukti beliau dapat menaklukkan semua serangan atas diri beliau, baik yang datang dari manusia, syaitan, bahkan yang datang dari hawa nafsu beliau sendiri. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat An-Najmi: “ Dan, tidaklah dia (Nabi Muhammad) itu berbicara dengan hawa nafsu, tetapi apa yang dikatakannya adalah berdasarkan pada wahyu yang diwahyukan kepadanya”

Sosok lain adalah Umar “Al Farouq” bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, khalifah Rasulullah yang kedua. Beliau terkenal sangat tegas terhadap kedzaliman, dan mampu membuat kecut perut musuh-musuh Islam berbentuk kekuatan super power sekalipun, seumpama Romawi dan Parsi. Namun dibalik keperkasaan dan tubuh kekar yang beliau miliki, ternyata beliau sangat mudah menangis sampai mengguguk-guguk bila berdiri sholat menghadap Tuhannya, atau saat berdzikir menyebut dan mengingat asma Tuhannya. Padahal Nabi dalam hadits Bukhari Muslim mengatakan bahwa syaitan tidak akan berani berpapasan dengan Umar bin Khattab!

Sosok lain lagi adalah Muhammad Al Fattah, penakluk Konstantinopel. Beliau adalah seorang Pemimpin Islam yang sangat ulet dan perkasa di medan pertempuran, namun acapkali menangis tersedu-sedu saat mengadu kepada Tuhannya di malam hari yang sepi di kemahnya yang sederhana, di tengah-tengah kemah pasukannya yang terlelap kelelahan karena bertempur seharian.

Tegasnya, sekali lagi, menangis bukanlah tanda kelemahan jiwa seorang hamba yang menyebabkan seseorang dapat jatuh ke jurang kehinaan, namun justru sikap terpuji yang mesti wujud pada diri setiap hamba Allah yang senantiasa berdiri pada dua tonggak kehidupan yang sangat penting; khouf (rasa takut) dan roja’ (rasa harap).