Monday, November 29, 2010

Menangis karena Alloh

"Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan berkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya AKU TAKUT KEPADA ALLAH’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

“Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])

Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan:

“Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.

Ka’ab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan:

“Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”

Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan;

“Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).

Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah:

Suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu’anha, “Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Maka ‘Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, “Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, ‘Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku.’ Maka aku katakan, ‘Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat anda senang.’ Aisyah menceritakan, ‘Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat.’ Aisyah berkata, ‘Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!’. Aisyah mengatakan, ‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’. Aisyah melanjutkan, ‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”. Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’. Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai selesai” (QS. Ali Imran : 190).” (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).

Mu’adz radhiyallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya:

“Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.

al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya:

“Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.”

Abu Musa al-Asya’ri radhiyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya:

“Apa yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.

Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab:

“Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”

Sunday, November 28, 2010

p e la n g i


Ya Alloh,

bawalah jauh pelangi dalam hati ini


supaya ia tetap jauh jauh dan jauh


sehingga aku dapat mengisi hati hanya dengan pelangi Engkau saja


nama yang teringat hanya nama Engkau saja


air mata hanya tertumpah karena Engkau saja


dan bahagia hanya karena Ridha Engkau saja


cukup Engkau saja



Saturday, November 27, 2010

GAZA (Ila mata ya Khairu Ummah??)



Darah yang mengalir itu darah kita!!! darah kaum muslimin.


Anak-anak kecil yang tidak berdosa...


Tidakkah hatimu tersentuh melihat penindasan ini???


Tiada hari tanpa kekhawatiran dan air mata. ingat, mereka saudara kita!!!


Anak-anak yang menjadi Yatim.Mereka sangat butuh kasih sayang dari kedua orang tua nya, lihatlah wajah kesedihan itu. siapa yang harus merawat, membesarkan, dan memberi kasih sayang pada mereka???


Generasi muslim ini, Mereka juga punya harapan...


Hayya bina, Ya Ayyuhal Muslimuun...!!!
Hal antum jaa a adzabillah "alaikum Wa yudrika ahmiatuwujubu litathbiqi al Islam??!!!

(Bangun, Wahai kaum muslimin!!!
Apakah engkau menunggu adzab Alloh sampai kepada mu baru engkau sadar wajib nya menerapkan Islam??!!!)




La tahzan..


Hidup Untuk Yang Maha Menghidupkan

dan Mati Untuk Yang Maha Mematikan


cahaya di ujung lorong akan meredup perlahan

kita tidak akan lagi minta mentari, tidak akan lagi meminta hati

tidak akan lagi meminta air mata, tidak akan lagi meminta kata

karena semuanya akan usai

dan lenyap bersama harap

Tapi yang ku minta pada Mu ya Alloh

tetaplah disini

disisi diri yang dhoif

hingga ketetapan takdir itu tiba

Menjemputku dan Engkau pun Ridha

.........









Saturday, November 20, 2010

Ummu Aiman Al-Habasyiyyah: Mujahidah 'Ibunda Pengasuh' Rasulullah


JIKA manusia mencintai seseorang, maka dia siap untuk membuka hatinya bagi orang tersebut. Persahabatan akan menjadi sempurna sejauh mana masing-masing pihak mendapatkan anugerah berupa kelapangan hati, perasaan halus, akhlak baik, dan memegang teguh janji yang telah terjalin.

Demikianlah gambaran mengenai seorang sahabat wanita yang memiliki perasaan halus dan kelembutan yang tulus. Wanita ini telah meraih puncak keimanan tertinggi dan mendapatkan keuntungan berupa penghormatan dari orang tercinta, yaitu Rasulullah SAW. Wanita ini memiliki kedudukan dan kemasyhuran seluas dunia. Dia menempati posisi mulia dan luhur karena anugerah Allah kepadanya.

Dia adalah Ummu Aiman Al-Habasyiyyah, budak Rasulullah SAW dan juga pengasuh beliau. Wanita ini bernama lengkap Barkah binti Tsa’labah bin Amru. Nabi Muhammad mewarisi bersama ayahnya lima unta jantan dan kambing. Ummu Aiman dimerdekakan ketika Rasulullah menikah dengan Khadijah binti Khuwailid. Ummu Aiman dinikahi Ubaid bin Zaid Al-Khazraji, lalu melahirkan Aiman bin Ubaid. Selanjutnya dia dinikahi oleh Zaid bin Haritsah pada malam-malam ketika Rasulullah diutus menjadi rasul. Dari pernikahannya dengan Zaid bin Haritsah, dia dikaruniai Usamah bin Zaid, orang yang dicintai Nabi, sebagaimana beliau mencintai Hasan dan Husain.

Menjadi Pengasuh dan Ibunda Rasulullah

Ummu Aiman dekat dengan Rasulullah sejak beliau kecil, tepatnya setelah ibunda Rasulullah, Aminah binti Wahab, meninggal dunia. Aminah meninggal di Abwa (sebuah desa antara Makkah dan Madinah) setelah pulang berziarah dari rumah para bibinya, Bani An-Najjar, di Madinah Al-Munawwarah. Ummu Aiman turut mendampinginya dalam ziarah tersebut. Pada masa yang sangat sulit dan menyakitkan itu, Ummu Aiman memperlihatkan kelembutan dan baktinya kepada Nabi SAW yang saat itu masih berumur 6 tahun. Ummu Aiman pulang ke Makkah bersama beliau yang yatim piatu dan dirundung duka mendalam karena berpisah dengan ibunya untuk selamanya.

…Ummu Aiman dekat dengan Rasulullah sejak beliau kecil, tepatnya setelah ibunda Rasulullah, Aminah binti Wahab, meninggal dunia. pun mengasuh Nabi dengan penuh perhatian…

Ummu Aiman pun mengasuh Nabi dengan penuh perhatian. Abdul Muthalib, kakek Rasulullah, pun mewanti-wanti Ummu Aiman agar dia senantisa memperhatikan Rasulullah, tidak boleh melalaikannya sekejap mata pun. Dengan demikian, Rasulullah tumbuh dan berkembang dalam kasih sayang Ummu Aiman yang menjaga, menghormati, dan berbakti kepada beliau. Begitu dekat dan sayangnya Ummu Aiman kepada Rasulullah, tak heran jika beliau menyebutnya dengan sebutan “ibunda”. Tak jarang Rasul memanggil Ummu Aiman, “Wahai ibuku.” Bahkan beliau memposisikanya sebagai anggota keluarganya. Jika melihat Ummu Aiman, Rasulullah bersabda, “Ini adalah sisa anggota keluargaku.” Dalam kesempatan lain, beliau bersabda, “Ummu Aiman adalah ibuku setelah ibuku.”

Ketika Rasulullah dibebani misi risalah Islam, Ummu Aiman adalah salah seorang rombongan awal orang-orang yang membenarkan dakwah beliau. Ibnu Katsir mencatat, “Yang jelas, seluruh anggota keluarga Rasulullah beriman kepada beliau sebelum siapa pun. Mereka adalah Khadijah, Zaid, istri Zaid, Ummu Aiman, dan Ali.” Ibnul Atsir mengatakan, “Dia masuk Islam pada masa permulaan.”

Sudah sewajarnya Ummu Aiman lebih dahulu masuk Islam daripada para sahabat wanita lainnya. Ini mengingat, dia banyak mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kenabian sejak sebelum Rasulullah dilantik menjadi rasul. Sebagaimana sahabat dan sahabiyah lainnya, masuk Islamnya Ummu Aiman diikuti dengan berbagi konsekuensi buruk yang menimpa dirinya. Dia menerima berbagai siksaan dan intimidasi dari kaum kafir Quraisy karena keislamannya. Sehingga Ummu Aiman pun turut berhijrah ke Habasyah (Ethiopia) dan Madinah. Dia berbaiat kepada Rasulullah.

Sebagai Seorang Mujahidah

Kedekatannya dengan Rasulullah tidak membuat Ummu Aiman meminta dispensasi kepada beliau untuk tidak berpartisipasi dalam jihad. Ummu Aiman memiliki jasa besar dalam ranah jihad. Dia ikut bergabung dalam Perang Uhud sebagai pembagi air minum untuk para mujahidin dan memberikan pengobatan untuk prajurit yang terluka.

…Kedekatannya dengan Rasulullah tidak membuat Ummu Aiman meminta dispensasi kepada beliau untuk tidak berpartisipasi dalam jihad. Ummu Aiman memiliki jasa besar dalam ranah jihad. Dia ikut bergabung dalam Perang Uhud…

Tak hanya itu, Ummu Aiman juga ikut dalam Perang Khaibar bersama beberapa istri para sahabat. Setelah kemenangan, Rasulullah memberi mereka sebagian dari harta rampasan perang (ghanimah). Lalu pada Perang Hunain, dia berada dalam satu rombongan bersama kedua putranya, Aiman dan Usamah. Kedua anak termasuk para sahabat yang teguh bertahan melindungi Rasulullah pada saat itu. Namun Aiman kemudian mati syahid. Kesyahidan Aiman semakin menambah keimanan dan penyerahan total dirinya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan pada Perang Mu`tah, suaminya (Zaidd bin Haritsah) yang bertindak sebagai komandan pasukan menjadi pahlawan syahid pertama. Ummu AIman menerima berita kesyahidan sang suami dengan hati yang ridha dan sabar. Dia menggantungkan harapannya kepada Allah semata.

Ketika Rasulullah wafat, Ummu Aiman terdiam dengan kesedihan meliputi hatinya. Air mata membanjiri kedua matanya. Tergeraklah batinnya yang bersih, lalu memuji Nabi dengan syair yang indah:

Ain Judi karena air mata menyembuhkan

Maka perbanyaklah tangismu

Ketika mereka berkata, “Rasul telah tiada,”

Itulah musibah tiada tara

Tangisilah orang terbaik yang menjadi nikmat bagi kita di dunia

Orang yang diistimewakan dengan wahyu dari langit.”

…Tak hanya dikenal karena ketulusannya berbakti kepada Rasulullah, Ummu Aiman juga memiliki keluasan ilmu, keutamaan, dan kecerdasan…

Tak hanya dikenal karena ketulusannya berbakti kepada Rasulullah, Ummu Aiman juga memiliki keluasan ilmu, keutamaan, dan kecerdasan. Hal ini ditunjukkan oleh riwayat Muslim dari Anas, dia berkata bahwa setelah wafat Rasulullah, Abu Bakar berkata kepada Umar, “Ayo kita berangkat menuju Ummu Aiman untuk mengunjunginya sebagaimana Rasulullah SAW selalu mengujunginya.” Ketika tiba di rumahnya, keduanya mendapati Ummu Aiman sedang menangis. Abu Bakar bertanya, “Kenapa engkau menangis, segala apa yang dikehendaki Allah adalah yang terbaik bagi Rasulullah SAW?”

Dia menjawab, “Aku menangis bukan karena aku tidak tahu bahwa segala apa yang dikehendaki Allah adalah yang terbaik bagi Rasulullah SAW, akan tetapi aku menangis karena terputusnya wahyu dari langit.” Jawabannya ini menggoncangkan Abu Bakar dan Umar, dan membuat keduanya menangis bersamanya. Ummu Aiman pun berkontribusi dalam periwayatan hadits. Dia meriwayatkan 5 buah hadits dari Rasulullah. Di antara sahabat yang meriwayatkan hadits darinya adalah Anas bin Malik, Hanasy bin Abdullah Ash-Shan’ani, dan Abu Yazid Al-Madani.

Ummu Aiman wafat tak lama setelah Rasulullah wafat. Imam Adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar Al-‘Asqalani mengatakan, “Dia meninggal dunia lima bulan setelah Nabi SAW wafat.” Semoga Allah ridha kepada Ummu Aiman dengan memberikan surga kepadanya. [ganna pryadha/voa-islam.com]

Referensi: Ahmad Khalil Jam’ah, Nisaa` min ‘Ashri An-Nubuwwah, Dar Thayyibah Al-Khadra`, Makkah.

Jubir Muslimah HTI: TKW Marak Bukti Kegagalan Kapitalisme

Baru saja negeri ini digegerkan dengan penyiksaan Sumiati, tenaga kerja wanita (TKW) oleh majikannya di Saudi Arabia, muncullah berita bahwa Kikim Komalasari mati digorok majikannya yang juga di Arab Saudi. Lantas muncullah fitnah bahwa perlakuan biadab terhadap TKW itu merupakan cerminan syariah Islam, hanya lantaran di jazirah Arab Islam bermula. Lantas bagaimana pandangan Islam terkait hal ini? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan mediaumat.com Joko Prasetyo dengan Jurubicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ustadzah Iffah Rochmah. Berikut petikannya.

Komentar Anda terkait penyiksaan Sumiati dan pembunuhan Kikim Komalasari di Arab Saudi?

Sungguh ini adalah tragedi kemanusiaan yang berulangkali terjadi pada perempuan yang bekerja jauh dari keluarga dan walinya. Bahkan disebut-sebut hampir sekitar 4.000 perempuan seperti Sumiati telah menjadi korban penipuan, pemerasan, pelecehan, kekerasan hingga pembunuhan sepanjang tahun 2009- 2010.

Sumiati disiksa di berbagai bagian tubuhnya, kakinya nyaris lumpuh dan kemungkinan besar bibirnya digunting oleh majikannya. Lebih sadis apa yang menimpa Kikim. Setelah dianiaya dan diperkosa, lehernya digorok hingga meninggal dan jasadnya dibuang ke tong sampah.

Demi Allah pelakunya adalah orang yang sangat kejam dan penguasa mana pun yang membiarkan terjadinya kekejaman ini berarti telah menantang Allah dan Rasul-Nya, karena tidak memberikan jaminan dan perlindungan kepada perempuan sebagaimana seharusnya.

Ada yang menyatakan bahwa Arab Saudi mencerminkan syariah Islam. Dalam Islam pembantu rumah tangga seperti Sumiati dan Kikim termasuk budak jadi boleh diperlakukan demikian. Benarkah?

Kejadian yang menimpa Sumiati dan Kikim Komalasari sama sekali tidak mencerminkan syariat Islam, bahkan bertentangan dengan syariat Islam. Kalau ada pihak yang mengkait-kaitkan kekejian ini dengan syariat Islam, itu hanya menunjukkan kedangkalan pemahaman mereka terhadap Islam.

Dalam pandangan syariat Islam, pembantu rumah tangga bukanlah budak. Mereka manusia merdeka yang memilih bekerja, melakukan akad ijarah dengan majikan atau perantaranya dan seterusnya. Jadi, semestinya yang berlaku adalah transaksi pengupahan, di mana ada hak dan kewajiban masing-masing baik pada majikan maupun si pekerja. Sementara budak adalah orang yang tidak merdeka, yang menjadi harta (barang) milik tuan pemiliknya. Namun demikian, budak juga tidak boleh diperlakukan secara keji dan tidak manusiawi.

Perlakuan keji terhadap TKW seringkali terjadi. Apa ini terkategori kekerasan terhadap gender?

Meskipun majikan yang menganiaya adalah majikan perempuan, apa yang menimpa Sumiati tidak ada hubungannya dengan kekerasan gender. Ini bisa terjadi pada siapa saja baik laki-laki maupun perempuan. Dan pelakunya juga bisa laki-laki maupun perempuan. Tindakan majikannya adalah kriminal yang wajib diberikan sanksi tanpa melihat jenis kelaminnya.

Bagaimana kasus Sumiati ini dalam timbangan Islam?

Syariat Islam dengan tegas melarang segela bentuk penyiksaan seperti itu tanpa melihat jenis kelamin pelaku atau korbannya, baik laki-laki atau perempua . Bagi yang membunuh secara sengaja akan dikenakan sanksi qishas berupa hukuman mati.

Kecuali keluarga korban memaafkan, pelaku dibebaskan setelah membayar diyat senilai 100 ekor unta yang 40 ekor diantaranya adalah unta hamil, yakni sanksi yang diberatkan (mughalladzah) atau dengan 1000 dinar emas (1 dinar = 4,25 gr emas).

Adapun penyerangangan terhadap anggota tubuh akan dikenakan diyat . Dalam kitab Nidzam al Uqubat (sistem Sanksi), dijelaskan secara rinci sanksinya. Penyerangan terhadap dua biji mata dihukum dengan diyat (100 ekor unta), kalau 1 biji mata setengah diyat (50 ekor unta). Penyerangan terhadap dua buah telinga dikenakan diyat penuh (100 ekor unta). Jika dua buah bibir dipotong atau hilang atau terjadi pelumpuhan , maka dikenakan diyat penuh (100 ekor unta). Sementara diyat setiap gigi adalah 5 ekor unta.

Mengapa banyak perempuan Indonesia menjadi TKW ke luar negeri? Apakah ini cerminan kegagalan sistem yang dianut Indonesia sehingga tidak dapat menyejahterakan rakyatnya?

Benar, ini adalah bukti kegagalan sistem kapitalisme yang dianut Indonesia untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat. Meskipun Indonesia kaya sumber daya alam (SDA), namun karena kebijakan privatisasi kapitalis, hasil SDA hanya banyak memberi keuntungan pada pihak swasta/asing. Padahal semestinya SDA milik rakyat ini dikelola oleh negara untuk memenuhi kebutuhan asasi semua rakyat, laki-laki maupun perempuan.

Bila negara bisa memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan pokok dan asasi setiap rakyat, saya yakin tidak ada perempuan yang rela meninggalkan keluarga dan menanggung risiko besar dengan menjadi TKW. Namun kemiskinan telah memaksa Sumiati dan ribuan perempuan lainnya untuk bekerja di luar negeri meninggalkan suami, anak, atau keluarga.

Dalam Islam kewajiban mencari nafkah ada di tangan suami, sementara perempuan berfungsi utama sebagai ummun wa rabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga). Namun kondisi ekonomi yang sulit akibat sistem kapitalisme memaksa Sumiati harus bekerja.

Syariat Islam adalah agama yang memuliakan wanita. Begitu pentingnya memperhatikan wanita ini, secara khusus Rasulullah SAW mengingatkan umatnya pada khutbah perpisahan Rasulullah di Arafah dengan berpidato : Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka (menjadi isteri) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah. Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu.

Rasulullah juga menyatakan orang Mukmin yang sempurna adalah yang memuliakan wanita. Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik diantara mereka akhlaqnya, dan yang paling baik diantara kamu sekalian adalah orang yang paling baik terhadap istri mereka.

Last, sepanjang sejarah peradaban manusia hanya Khilafah Islamiyah lah yang mampu memberikan kesejahteraan dan perlindungan sempurna kepada perempuan. Maka, marilah kita sekuat tenaga berjuang untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyah.[]

Pertanian Kita: Swasembada atau Krisis?


Ada dua pertanyaan seputar dunia pertanian: (1) Kalau dunia pertanian Indonesia telah berhasil swasembada beras, apakah itu keberhasilan Departemen Pertanian? (2) Kalau kita telah swasembada beras, adakah kita aman dari krisis global? Apapun jawaban anda pada dua pertanyaan itu, marilah kita menelaah lebih jauh persoalan.

Pertanian membutuhkan lahan, air, dan infrastruktur. Tanpa lahan di mana kita menanam? Tanpa air tidak ada kehidupan. Dan tanpa infrastruktur seperti jalan atau pasar, hasil panen sulit dijual. Dan keseluruhan aspek ini karena menyangkut ruang, diatur dalam UU 24 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Tanpa wawasan pertanian yang cukup, dapat saja di era otonomi daerah ini seorang gubernur atau bupati mengalokasikan suatu ruang untuk peruntukan yang tidak ramah pertanian atau bahkan rajin menukar peruntukan dari sektor pertanian ke sektor yang lebih komersil, misalnya real estat atau industri.

Masalah lahan juga masalah pertanahan. Sebagian besar petani kita adalah petani penggarap yang tidak punya tanah, atau memiliki lahan sangat sempit atau marginal yang tidak mencukupi untuk menopang kehidupannya. Ada UU Pokok Agraria, namun UU ini kini terdesak dengan UU Penanaman Modal yang membolehkan investor asing mendirikan usaha dengan memperoleh Hak Guna Usaha hingga 95 tahun. UU PM ini sedang di-judicial review di Mahkamah Konstitusi. Masalahnya, tanah memang sudah menjadi objek investasi spekulatif, sedang petani kita karena keterbatasan ilmu sering terjerat pada rentenir dan ujung-ujungnya tanahnya digadaikan untuk bayar utang.

Pertanian membutuhkan sumber daya manusia (SDM). Merekalah yang akan bertani. Mereka perlu dibekali di dunia pendidikan, disuluhi agar selalu segar dengan teknologi terkini dan dimotivasi agar cerdas pasar dan cerdas politik. Tanpa cerdas pasar, para petani ini akan selalu diakali oleh para tengkulak. Dan tanpa cerdas politik, para petani ini tidak akan mengenal mana pemimpin dan mana sistem yang lebih ramah pertanian.

Pertanian juga membutuhkan teknologi. Teknologi ini mulai dari teknik persiapan lahan, perbenihan, perpupukan, pemberantasan hama, pascapanen (pergudangan, pengemasan) hingga teknologi untuk mengetahui perkembangan pasar maupun teknologi pertanian itu sendiri, yaitu e-agro. Teknologi ini menyangkut pemuliaan tanaman (termasuk dengan rekayasa genetika), teknologi traktor, kultur jaringan, teknologi pupuk dan pestisida organik, penyebaran pupuk dan pestisida yang presisi (precission agriculture) hingga teknologi pergudangan dengan energi matahari yang diatur komputer. Namun semua teknologi ini jika tidak cerdas, kemungkinan juga sulit digunakan karena dilindungi UU Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

Dan terakhir tak kalah pentingnya adalah Sosial Ekonomi. Ekonomi Pertanian harus dipandang sebagai rantai pasokan (Supply Chain). Tanpa kontrak supply chain dari petani ke end-user, pola tanam petani tidak sustainable (berkesinambungan), sehingga harga pun dapat mudah dimainkan, baik di pasar tradisional maupun di Bursa Komoditas Berjangka. Masalah sosial ekonomi juga menyangkut persoalan kredit pembiayaan, masalah bea masuk, peran Bulog dan sebagainya. Dari sisi pemerintah, distribusi hasil pertanian semestinya juga dapat dimonitor ke seluruh Indonesia.

Dari sini tampak bahwa keberhasilan pertanian adalah buah sinergi dari berbagai struktur yang lain. Demikian pula kegagalannya adalah buah dari kegagalan berbagai sistem yang lain.

Bagaimana pertanian akan berhasil kalau tidak ada sawah baru yang dicetak, justru malah tanah produktif dialih fungsi atau cuma dijadikan objek spekulasi? Masalah pertanahan adalah lingkup tugas BPN. Masalah Tata Ruang di daerah adalah urusan Bappeda.

Bagaimana pula pertanian akan berhasil kalau air kini sudah menjadi komoditas ekonomi setelah adanya UU Sumber Daya Air? Masalah irigasi adalah lingkup tugas Departemen PU.

Bagaimana pula pertanian akan berhasil kalau pendidikan gagal mencetak petani yang unggul? Ribuan alumni Fakultas Pertanian sekarang justru bekerja jauh dari dunia pertanian, sampai ada anekdot bahwa IPB sekarang telah menjadi “Institut Pleksibel Banget”, bisa menyiapkan orang ke segala profesi, dari bankir sampai ustadz, tapi tidak menjadi petani? Bagaimana pula setelah adanya UU BHP sehingga kampus pertanian top ini justru semakin sulit dimasuki oleh anak-anak petani? Ini semua lingkup tugas Departemen Pendidikan.

Bagaimana pertanian akan maju kalau para peneliti yang terkait pertanian hidup kembang kempis dengan “anggaran penghinaan”? Persoalan riset adalah tugas Kementrian Riset dan Teknologi.

Bagaimana dengan pupuknya? Pabrik pupuk di Aceh berhenti karena ketiadaan pasokan gas. Gas kita justru dijual ke Cina. Ini tugas siapa? Departemen ESDM!

Sedang tentang rantai bisnis terkait pertanian adalah urusan Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, BULOG, Otoritas Bursa dan Otoritas Moneter.

Jadi tidak tepat bila swasembada beras diklaim sebagai keberhasilan Departemen Pertanian.

Lagi pula masih perlu dilihat, berapa lama swasembada itu akan bertahan? Setahun? Kita baru meraih swasembada beras, belum meraih ketahanan pangan.

Padahal krisis global yang kini terjadi akan berdampak jauh lebih parah dari krisis moneter tahun 1997. Harga pangan dunia sebelumnya sudah sempat meroket. Impor pangan jadi mahal. Padahal kita masih belum swasembada terigu, jagung, daging dan sebagainya.

Kini, ekspor produk pertanian anjlog. Resesi dunia membuat permintaan produk kita di Luar Negeri turun drastis. Petani yang menanam produk khusus ekspor (seperti sawit, coklat atau kakao) merugi. Mereka terancam bahkan tidak bisa makan, karena tidak punya uang untuk beli beras yang konon telah swasembada itu, sementara di lahannya mereka tidak lagi punya tanaman yang dapat dimakan.

Jadi kesimpulannya: kita belum aman dari krisis. Kita membutuhkan solusi yang komprehensif. Solusi yang tidak ego-sektoral. Solusi yang fundamental. Ibarat kendaraan yang akan melewati medan sulit, kita tidak hanya mencari sopir yang lebih baik, namun juga kendaraan yang lebih baik. Solusi kapitalisme selama ini terbukti gagal. Solusi dari syariat Islam wajib dikaji lebih mendalam.

Wednesday, November 17, 2010

***ASA***


Lihatlah luasnya samudra
Disana kan kau temukan harapan
Yang tak pernah habis walau burung burung tlah kembali ke sarangnya

-masih menunggu kabar dari-Mu, wahai Rabb penggenggam takdir setiap diri-

Tuesday, November 9, 2010

TOLAK OBAMA, PRESIDEN NEGARA PENJAJAH!!!


Point berbahaya dari kunjungan Obama, khususnya setelah dideklarasikannya kesepakatan antara Menteri Luar Negeri Amerika, Hillary Clinton dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa pada tanggal 18 September 2010 di Amerika yang disebut dengan Kemitraan Komprehensif (Comprehensive Partnership). Titik bahayanya adalah implementasi point-point kerjasama itu yang mencakup seluruh bidang, meliputi bidang politik dan keamanan (12 point); ekonomi dan pembangunan (27 point); kebudayaan, sosial pendidikan dan teknologi dan lainnya (15 point). Implementasi Kemitraan Komprehensif tersebut akan dimulai setelah ditandangani oleh Obama selama kunjungannya, dimana hal itu akan mengokohkan cengkraman Amerika di bidang politik, keamanan, ekonomi, kebudayaan, sosial, pendidikan, teknologi dan lain sebagainya.

Wahai Kaum Muslim,

Tidak ada bedanya antara Obama dan Bush Jr. dalam memimpin Amerika sebagai negara penjajah yang menyebarkan penjajahannya di sebagian besar belahan dunia. Amerika merupakan negara yang rusak dan merusak negeri dan penduduknya. Negara inilah yang berada di belakang berbagai krisis dan kekacauan di seluruh penjuru dunia. Permusuhannya terhadap Islam dan kaum muslim sudah sangat nyata. Secara riil, sekarang Amerika sedang berperang dengan Islam dan kaum Muslim. Karena itu, apa yang disebut Kemitraan Komprehensif (Comprehensive Partnership) betapapun telah dibungkus dengan istilah-istilah yang bagus, akan tetapi faktanya adalah racun yang mematikan khususnya bagi kaum Muslim, karena pada hakikatnya merupakan penjajahan komprehensif (menyeluruh) terhadap seluruh aspek kehidupan.

Wahai Kaum Muslim,

Anda sudah tahu, bahwa Amerikalah yang berada di balik isu terorisme buatan di negeri ini. Setelah terjadinya pengeboman 9/11 di sana, Amerika segera mengikatkan dinas intelijennya dengan dinas intelijen Indonesia. Kerjasama intelijen tersebut meliputi penyerahan buronan yang diminta Amerika ke Amerika, sebagaimana yang terjadi dalam kasus penangkapan Umar Farouq dan Hambali. Amerika juga mendukung gerakan separatis di Papua untuk melanggengkan hegemoninya atas tambang emas di sana, yang merupakan tambang emas dengan volume terbesar di dunia. Amerika telah menguasainya sejak lebih dari lima puluh tahun, khususnya setelah diperbaharui kontraknya pada masa presiden sekarang. Amerika juga menormalisasi kembali hubungan militer, dimana latihan-latihan militer gabungan antara pasukan khusus militer Indonesia (Kopassus) dengan militer Amerika telah dimulai lagi.

Amerikalah yang juga telah mengembangkan pusat-pusat pemikiran, Demokrasi, Pluralisme dan Liberalisme, dimana Amerika mendirikan American Corner di universitas-universitas besar di Indonesia dan mendanainya. Melalui American Corner ini, Amerika menyebarkan budaya Amerika yang liberal di tengah-tengah putra-putri kaum Muslim di negeri ini.

Selain itu, Amerika juga memberi perhatian kepada kaum perempuan dan menjauhkan mereka dari nilai-nilai Islam. Karena itu, Amerika telah mengalokasikan dana yang besar, dan menekan pemerintah untuk menyelenggarakan berbagai konferensi untuk perempuan serta memasukkan mereka di pemerintahan dan parlemen dengan kedok UU Keterwakilan perempuan 30 % di parlemen. Amerika juga telah menyebarkan kembali ide kebebasan perempuan dengan sebutan gender, dan sebutan-sebutan baru. Amerika juga mendukung gerakan homoseksual, dan berada di balik penyelenggaraan konferensi homoseksual di Surabaya, yang berhasil digagalkan oleh putra-putri umat Islam di sana. Tidak hanya sampai di situ, Amerika bahkan mengalokasikan ratusan juta dolar untuk menyebarkluaskan propagandanya di media massa di tengah-tengah kaum Muslim. Maka, Amerika -melalui anteknya– mendirikan stasiun radio yang menebarkan racun-racun ini. Menyebarkan film-film murahan dan program-program televisi seperti American Idol, dan film-film Hollywood di setiap rumah di negeri ini. Dengan alasan membela HAM, dan melindungi warisan keagamaan, antek-antek Amerika menolak Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi.

Di bidang pendidikan, peranan Amerika tampak nyata dalam perubahan kurikulum pendidikan khususnya di universitas-universitas Islam (UIN/IAIN), yang telah dimulai sejak dekade tujuh puluhan abad lalu dan terus berlangsung hingga sekarang. Di universitas-universitas tersebut, Amerika menyebarkan ide Sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan), Pluralisme, Liberalisasi Agama, Dialog Antar Agama, Liberalisasi Perempuan, penolakan terhadap Khilafah dan memerintah berdasarkan syariah. Amerika juga berusaha mengubah kurikulum di pesantren-pesantren, khususnya setelah Amerika memaklumkan Perang Melawan Terorisme (WOT).

Wahai Kaum Muslim,

Telah tampak nyata racun Amerika secara umum dan racun Obama secara khusus bagi negeri ini dan penduduknya. Telah tampak jelas, bahwa kunjungan Obama ke Indonesia tidak lain untuk mengimplementasikan rencana-rencananya yang penuh racun itu, melemahkan bahkan membinasakan Anda, hingga Anda tidak akan bisa bangkit lagi. Dia juga ingin melanggengkan Anda tetap berada di bawah cengkramannya. Apakah belum cukup kerusakan dan perusakan yang dilakukan oleh Amerika di masa lalu kepada Anda, Anda jadikan sebagai pelajaran dan Anda pun tidak perlu mengulanginya lagi? Dimana Rasul saw telah bersabda:

«لاَ يُلْدَغُ المُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ مَرَّتَيْنِ»

“Tidak layak seorang muslim dipatok ular dari lubang yang sama dua kali.” (HR Thabarani)

Sesungguhnya kewajiban Anda mengenyahkan cengkeraman Amerika dari negeri Muslim ini, dan menghancurkan berbagai rancangan kaum penjajah sehingga Anda bisa membebaskan diri dan negeri Anda. Jika tidak, kondisi Anda akan semakin buruk dan rusak, karena cengkraman Amerika. Wahai Kaum Muslim, berhati-hatikan Anda agar tidak jatuh dalam cengkraman kaum penjajah, atau jatuh dalam perangkap konspirasi mereka, sehingga Anda akan menjadi orang-orang yang merugi!

} هَذَا بَلاَغٌ لِلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوا بِهِ وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُولُو اْلأَلْبَابِ {

Ini adalah penjelasan yang nyata bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS Ibrahim [14]: 52)

24 Dzul Qa’dah 1431 H

1 November 2010 M

Hizbut Tahrir Indonesia

Berharaplah hanya pada Alloh swt


Mutiara Permata Putri. Sebuah nama yang baik, begitu besar harapan ini untuknya, membentuknya menjadi salah satu mutiara-mutiara MU, mutiara yang menerangi ummat dengan Islam. Ya Alloh, telah Engkau pertemukan ia dengan ku. Agamanya, Kehanifannya, keikhlasannya, kebaikan akhlaknya, kerendahan hatinya telah menempati posisi yang mulia di hati ini. telah tersimpan sebuah cinta untuknya, cinta karena MU. Dan harapan menjadikannya seorang mujahidah, Namun selangkah demi selangkah ia pun menjauh kemudian menghilang dan melupakan diri yang sangat mencintainya karena MU seiring pula melupakan kemuliaan islam yang pernah tersampaikan. Hilangkanlah duka di hati ini Ya Alloh.. Jika ia memang tidak layak menjadi pejuang agama MU, maka berilah pengganti yang lebih baik yang siap berkorban apapun demi kemenangan agama MU.

Saturday, November 6, 2010

Insya Alloh


ketika kau merasa letih dalam melakukan kebaikan maka sungguh keletihan akan segera sirna dan kebaikannya akan abadi. sekira nya kau merasa bahagia melakukan dosa dan maksiat, ketahuilah bahwa kebahagiaannya akan segera sirna padahal dosa dan kemaksiatannya akan abadi (Ali Bin Abi Thalib ra)