Wednesday, June 29, 2011

Terima kasih



Terimakasih ya Rabb….

Untuk kasih sayang-Mu;

Untuk nikmat iman, nikmat islam;

Untuk telah Kau anugerahi mereka kepadaku di jalan yang mendaki dan sukar ini;

Untuk persahabatan, persaudaraan;

Untuk segala-galanya yang tak kan sanggup kutulis, tak kan sanggup kuhitung jumlahnya…

Dan kepada mereka,

Untuk pengertian, kesetiaan, pengorbanan….

Untuk kobaran semangat;

Untuk senyuman-senyuman keimanan;


C o n t i n u e


To give up? To not give up? I have decided myself
Even if that map doesn’t spread out,
Look back at your own failures, if you chase after it at your own pace, it will shine.

A dream! But it’s not a dream.
What you’re chasing after isn’t that simple either.
But only complaining that you can’t do it
The truth is…I want to pursue my dreams.

Your favorite thing to say, at any rate, is “Everything turns to darkness and evil”
That thought is rather simpler 
Than myself that quickly judges things as I see them.
Such an answer, in other words,negative thinking,
Throw it away, and from today on let’s positively go forward
Let’s always listen
Deep in our heart
We will exceed, right?
And with a strong determination we will “Knock, Knock.”

I can do it. I can do it. I can still do it.
I will gather up the strength at the bottom of my heart.
And it will come true.
Fill your life with your devoted time

If you lose, it’s not over.
If you stop, then it will be over.
No matter what dream it is, magic…
That is what keeps me continuing.
Pain, sadness, look at the light in the road ahead
And always, always continue on your own way.

You still haven’t tested your own possibilities, you know what I’m saying?
If you were born into the world with great trouble,
Everyone, try your best for just a little bit longer.
Sometimes, there will be people that act stupid too.
If that’s the case, show them your chagrin.
And, it’s better to have a chance to laugh.
And tell that person “Thank you”

It’s not a problem if you cried afterward.
It’s kinda cool
It’s useless if you try and hide it.
Raise your head. 
You risked your fortitude
With attitude and your loudest voice, shout it out!

If you lose, it’s not over.
If you stop, then it will be over.
No matter what dream it is, magic…
That is what keeps me continuing.
Pain, sadness, look at the light in the road ahead
And always, always continue on your own way.

You aren’t going from “I can’t do it” to “I don’t want to do it”
Isn’t it really going from “I can’t do it” to “I can”?
Even if it isn’t cool, let’s give it a try.
You’re stronger than you thought you were.

It’s not about winning or losing 
It’s about whether or not you can do it.
No matter what dream it is, magic… 
Is something that shouldn’t be given up on.
Facing forward, attached to your heart, advance
step by step
And always, always continue on your own way.

If you lose, it’s not over.
If you stop, then it will be over.
No matter what dream it is, magic…
That is what keeps me continuing.
Pain, sadness, look at the light in the road ahead
And always, always, always, always, always,always continue on your own way.

*SEAMO, Continue

A w a n


“Tidaklah kamu melihat bahwa Alloh mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Alloh (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”
(Q.S. An-Nur: 43)

Sa'ad bin Mu'adz r.a.

Sa'ad bin Abi Waqash r.a. menceritakan bahwa ketika Sa'ad bin Mu'adz wafat setelah perang Khandaq, Rasulullah Saw tergesa-gesa keluar, sampai memutuskan tali sandal seseorang dan tidak membetulkannya, tidak melilitkan kembali selendangnya yang terurai, dan tidak menyapa seorang pun. Orang-orang bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa engkau mengabaikan kami?" Beliau menjawab, "Aku khawatir malaikat mendahului kita untuk memandikan jenazah Sa'ad bin Mu`adz, seperti halnya ia mendahului kita memandikan jenazah Hanzhalah." (Riwayat Abu Na'im)

Dalam riwayat lain diceritakan bahwa pada perang Khandaq, mata Sa'ad bin Mu'adz terkena tombak yang dilemparkan Hayyan bin Arqah. Tenda untuk Nabi Saw. telah dipasang di dalam masjid karena beliau akan segera kembali dari perang. Sewaktu Nabi Saw. pulang dari Khandaq, beliau melepas baju besinya, kemudian mandi. Ketika beliau sedang mengibaskan debu di kepalanya, Jibril datang lalu berkata, "Engkau telah melepas baju besimu. Demi Alloh, jangan melepasnya dulu, temuilah mereka!" Nabi Saw bertanya, "Ke mana?" Jibril menunjuk ke arah perkampungan Band Quraizhah. Rasulullah Saw segera menuju ke sana. Mereka bertempur untuk menegakkan keadilan atas Sa'ad. Rasulullah berkata, "Sungguh aku akan menghukum mereka, mengobarkan peperangan, menawan para wanita dan anak-anak, juga membagi harta kekayaan mereka." Kemudian Sa'ad berdoa, "Ya Alloh, Engkau Maha Tahu, tidak satu pun yang begitu ingin aku perangi karena Engkau selain kaum yang mendustakan dan mengusir Rasul-Mu. Ya Alloh, aku sungguh yakin bahwa Engkau telah mengobarkan peperangan di antara kami dan mereka. Jika masih ada peperangan dengan kaum Quraisy, beri aku kesempatan untuk memerangi mereka karena Engkau. Jika Engkau mengobarkan peperangan, izinkan aku mengikutinya dan biarkan aku mati di sana." Malam itu, peperangan dengan Bani Quraizhah berkobar, akhirnya Sa'ad bin Muadz wafat karenanya. (Diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Aisyah)

Dikisahkan pula bahwa pada saat perang Ahzab (Khandaq), mata Sa'ad bin Mu`adz terkena tombak sehingga mengucurkan banyak darah. Sa'ad berdoa, "Ya Alloh, jangan cabut nyawaku agar mataku tetap terbuka sampai di tempat Bani Quraizhah." Lalu ia menahan pembuluh darah di matanya, tetapi tidak keluar setetes pun darah, sampai kaum muslimin memerangi Bani Quraizhah. Seusai perang, pembuluh darah di mata Sa'ad bin Mu`adz pecah, dan ia menemui ajalnya. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Jabir r.a.)

Rasulullah Saw pernah bersabda tentang Sa'ad bin Mu'adz, "Sa'ad telah menggoncangkan 'Arsy, dan jenazahnya diantar 70.000 malaikat." (HR Al-Baihagi dari Ibnu `Umar r.a.)

Dalam riwayat lain diceritakan bahwa Jibril menemui Nabi Saw lalu bertanya, "Siapakah hamba saleh yang wafat sehingga pintu-pintu langit terbuka untuknya dan `Arsy bergetar?" Nabi kemudian keluar, ternyata Sa'ad bin Mu`adz telah wafat. (HR Al-Baihaqi dari Jabir r.a)

Rafi` al-Zargi menceritakan bahwa salah seorang kaumnya memberitahu bahwa Jibril telah mendatangi Nabi Saw di tengah malam dengan mengenakan ikat kepala dari sutra tebal, lalu Jibril bertanya, "Jenazah siapa gerangan yang telah membuka pintu langit dan menggoncangkan Arsy?" Beliau segera berdiri menemui Sa'ad bin Mu'adz dan menemukannya telah gugur. Dalam riwayat lain Hasan Al-Bashri berkata, "Sa'ad bin Mu`adz telah menggoncangkan 'Arsy Zat Yang Maha Pengasih, karena gembira dengan kedatangan ruhnya." (Kedua riwayat ini diceritakan oleh Al-Baihaqi)

Muslimah bin Aslam bin Harisy bercerita, "Rasulullah Saw memasuki rumah Sa'ad, tetapi tak ada seorang pun di dalamnya kecuali Sa'ad yang ditutupi kain. Kemudian aku melihat beliau melangkah dan memberi isyarat kepadaku agar berhenti. Aku berhenti dan mundur ke belakang, beliau duduk sebentar lalu keluar. Aku berkata, `Ya Rasulullah, aku tidak melihat seorang pun di sana, namun aku melihatmu melangkah.' Beliau menjawab, Aku tidak bisa duduk, sampai salah satu malaikat melepaskan salah satu sayapnya."' (HR Ibnu Sa'ad)

Riwayat lain menceritakan hahwa ketika Sa'ad bin Mu'adz wafat, Rasulullah Saw menggenggam kedua lutut Sa'ad lalu berkata, "Malaikat masuk, tetapi tidak mendapatkan tempat duduk, maka aku lapangkan tempat untuknya." Ketika orang-orang mengusung jenazah Sa'ad bin Mu'adz yang pada masa hidupnya ia adalah orang yang paling besar dan tinggi, salah seorang munafik berkata, "Kami belum pernah mengusung jenazah yang lebih ringan daripada hari ini." Lalu Nabi Saw bersaada, "Jenazah Sa'ad bin Mu'adz disaksikan 70.000 malaikat yang tidak menginjak bumi sama sekali." (Riwayat Abu Na'im dari Asy'at bin Ishaq bin Sa'ad bin Abi Waqash)

Diceritakan pula bahwa ketika mengusung jenazah Sa'ad, orang-orang mengatakan, "Ya Rasulullah, kami belum pernah mengusung jenazah yang lebih ringan daripada ini." Beliau menjelaskan, "Kalian merasa ringan, karena malaikat telah turun tangan, padahal sebelumnya mereka belum pernah ikut mengusung jenazah bersama-sama kalian." (Riwayat Ibnu Sa'ad dari Mahmud bin Lubaid)

Muhammad bin Syarahbil bin Hasanah menceritakan bahwa pada hari itu, orang-orang mengambil tanah kuburan Sa'ad dan membawanya pulang. Setelah pulang, mereka melihat tanah tersebut telah berubah menjadi minyak wangi. Rasulullah Saw berkata, "Maha Suci Alloh, Maha Suci Alloh." Lalu beliau mengusapkan minyak wangi itu ke wajahnya dan berkata lagi, "Segala puji hanya bagi Alloh kalau ada orang yang selamat dari himpitan kubur, Sa'ad lah orangnya. Ia dikenai satu himpitan, kemudian Allao membebaskannya." (HR Ibnu Sa'ad dan Abu Na'im dari jalur Muhammad bin Munkadir)

Anni Sa'id al-Khudri r.a. berkata, "Aku ikut menghadiri pemakaman Sa'ad. Setiap kami menggali sebongkah tanah kuburnya, kami mencium harum minyak wangi." (Riwayat Ibnu Sa'ad)

Barakallah ya Sa'ad...

Tuesday, June 14, 2011

Perempuan dalam Belenggu kapitalisme

Memandang potret nasib perempuan saat ini kita akan menjumpai betapa perempuan di berbagai belahan dunia saat ini masih jauh dari kemuliaan dan kesejahteraan. Potret buram nasib perempuan di abad 21 ini tak bisa dilepaskan di era globalisasi yang didrive oleh sistem demokrasi-kapitalisme. Gelombang globalisasi saat ini harus dibayar mahal dengan kenyataan bahwa 2/3 angka buta huruf dunia serta 3/5 angka penduduk dunia termiskin masih diwakili oleh kaum perempuan. Inilah paradoks globalisasi yang dipimpin oleh ideologi Kapitalisme. Di Indonesia, data Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebut jumlah perempuan bekerja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah perempuan bekerja 38,6 juta orang pada tahun 2006 dan meningkat menjadi 42,8 juta pada tahun 2008.

Maka, Salah satu gerbang utama agar perempuan mencapai prestasi puncak dalam keberhasilan ekonomi adalah pendidikan tinggi. Namun ironisnya, rangkaian kebijakan pendidikan ini bukan hanya gagal dalam memajukan perempuan juga membawa perempuan pada setidaknya dua bahaya besar; yaitu (1) disorientasi perannya sebagai ibu dan pilar utama keluarga, (2) eksploitasi ilmu dan keahliannya untuk kepentingan industri kapitalistik. Untuk bahaya yang pertama, bisa kita lihat dari kemajuan semu yang diklaim oleh gerakan perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan gender (gender equality). Alih-alih maju, justru malah membawa perempuan semakin terpuruk dalam kubangan persoalan. Runtuhnya struktur keluarga, meningkatnya angka perceraian, merebaknya free seks, meningkatnya kasus-kasus aborsi, dilema perempuan karir, eksploitasi perempuan, pelecehan seksual, anak-anak bermasalah dan lain-lain ditengarai kuat menjadi efek langsung dari gagasan kebebasan perempuan. Bahaya yang kedua juga tidak kalah destruktifnya, bahkan menimbulkan multiplier effect. Bahaya ini datang dari penerapan sistem pendidikan yang kapitalistik. Kebijakan otonomi kampus, misalnya, sejatinya hanya penegasan belaka atas kenyataan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia telah berkembang menjadi industri. Di negara-negara kapitalis besar, seperti AS, Kanada, Inggris, atau Australia, pendidikan tinggi memang merupakan lahan industri strategis yang menjadi bagian dari dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan.

Komersialisasi pendidikan tinggi menjadikan kehancuran peran intelektual terpelajar dan jatuhnya kedudukan mereka sekedar sebagai agen ekonomi dan buruh murah yang memperkuat bercokolnya para kapitalis. Kapitalisme telah menjatuhkan ilmu pengetahuan dan para pemilik ilmu pengetahuan pada derajat budak-budak mereka. Ilmu dan profesionalitas mereka dibajak untuk melegitimasi sepak terjang para kapitalis dalam merampok kekayaan alam negeri ini. Undang-undang (UU) Penanaman Modal, UU migas, UU ketenagalistrikan, UU sumber daya air, semua itu adalah hasil karya para intelektual pesanan para kapitalis yang sangat menyengsarakan rakyat. Kalangan Intelektual dalam sistem kapitalistik juga ditelikung untuk menjadi pemadam kebakaran dari masalah yang terus menerus diproduksi para kapitalis. Mereka diminta untuk mereklamasi lahan bekas tambang, menemukan tanaman yang tahan terhadap pencemaran, menemukan teknik bioenergi terbaik dan berbagai teknologi yang semua itu dalam rangka menghapus dosa-dosa para kapitalis dari berbagai kerusakan yang mereka perbuat. Perempuan terpelajar yang sudah menikah pun kemudian mengalami dilema antara profesi dan peran sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Tuntutan pekerjaan yang sangat sibuk menjadikan anak-anak dan keluarga terbengkalai sehingga perceraian menjadi satu hal yang tidak asing.

Walhasil, dua bahaya ini akan selalu membayangi kehidupan perempuan terpelajar. Mereka akan terus menerus berada di bawah dilema antara tekanan profesionalitasnya dengan dedikasi keilmuan yang dimilikinya, demikian juga dilema antara tuntutan kesejahteraan dan peran kodratinya sebagai perempuan.

Friday, June 3, 2011

DIALEKTIKA : “Transformasi Masyarakat Menuju Kebangkitan: Masihkah Mahasiswa Ambil Bagian?”

Selasa, 17 Mei 2011 bertempat di Meeting Room Wisma Dago (Samping Salman ITB), Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Kampus Bandung menyelenggarakan Dialektika (Dialog Intelektual Aktivis Kampus) dengan tema “Transformasi Masyarakat Menuju Kebangkitan: Masihkah Mahasiswa Ambil Bagian?”. Acara ini dihadiri oleh tidak kurang dari 20 orang aktivis kampus yang berasal dari kampus-kampus bandung meliputi ITB, Unpad, UIN, UPI, dan beberapa kampus swasta.

Dialog Intelektual Aktivis Kampus ini merupakan sebuah rangkaian acara Kampanye Kebangkitan Intelektual Muslimah (KKIM) yang akan diselenggarakan secara kontinuitas setiap bulannya menuju Konferensi Intelektual Muslimah Nasional Desember tahun ini sebagai upaya menyentuh kesadaran berislam dan kesadaran politik masyarakat kampus (perempuan) dengan opini Islam ideologis yang mampu menyentuh persoalan existing di kampus serta membangun suasana pergerakan di kampus dalam upaya menyelsaikan permasalahan tersebut.

Menurut Desi, aktivis HIMA TMIP (Himpunan Mahasiswa Teknik dan Manajemen Industri Pertanian) Fakultas Teknik Industri Universitas Padjadjaran, saat ini Indonesia mengalami krisis multidimensi , menurut desi pula bahwa masalah itu harus dipecahkan oleh setiap lapis masyarakat, khususnya oleh mahasiswa sebagai entitas penting di tengah-tengah masyarakat dan solusi mendasar dari semua masalah ini adalah kembali kepada hakikat manusia sebagai makhluk yang harus tunduk pada Syariat Alloh dengan menerapkan aturan Islam. Sementara aktivis KAMMI STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) mengutarakan fakta-fakta yang terjadi saat ini dimana tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia yang sangat rendah tidak sebanding dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia sendiri dan di sini diperlukan sebuah aksi konkrit dari mahasiswa sebagai agent of change yang keberadaannya sangat dinanti-nanti di tengah-tengah masyarakat. Hal yang sama juga diungkap oleh peserta dari UNINUS yang menyatakan bahwa perlu ada kesadaran dari setiap mahasiswa akan perannya membawa perubahan kearah yang lebih baik.

Cupi Legilasa Fauizah S.H. (Anggota Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Kampus Bandung) mengatakan bahwa saat ini Indonesia mengalami kesengsaraan akibat penerapan Kapitalisme. Survei membuktikan bahwa tingkat kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, angka putus sekolah dll di Indonesia kian meningkat. Peran mahasiswa pun sangat kurang dirasakan, degradasi akidah dan moral terjadi, mahasiswa yang dulunya dikenal dengan keberanian dan intelektualnya lewat Sumpah Pemuda, Proklamasi dsb kini seolah terjadi transisi. Mahasiswa sekarang lebih senang ber-enterpreneur dan apolitik. Beliau juga menggambarkan bagaimana seharusnya peran pemuda khususnya mahasiswa sebagai tonggak kebangkitan umat yang sejatinya berada ditengah-tengah umat dan mengajak mereka untuk menerapkan Islam sebagai satu-satunya aturan yang diterapkan dalam kehidupan. Pemikiran dan akidah Islamlah bukti keintelektualan pemuda. Pada sesi selanjutnya, ketika ditanya apa yang seharunya dlakukan oleh kalangan mahasiwa kampus Bandung ? Kedua aktivis dari ITB menyatakan kebutuhan akan kesadaran terhadap Islam dalam perubahan masyarakat.

Jadi, transormasi masyarakat menuju kebangkitan Islam: Masihkan Mahasiwa ambil bagian? Tentu saja masih, dan kini bagian mahasiswa muslim sebagai bagian dari elemen masyarakat menyambut seruan Alloh untuk melakukan perubahan di tengah masyarakat dengan Islam.

“ Sesungguhnya Alloh tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka berusaha untuk mengubahnya sendiri. “ ( ar-ra’du :11)

Suasana saat diskusi


Reported by : Maretika Handrayani