Friday, February 25, 2011

The End of American Century


“Amerika Serikat sedang ada di penghujung era kepemimpinan dan dominasi global yang telah kami nikmati

selama lebih dari 50 tahun. Negeri ini tengah gulung tikar. Kami telah kehilangan ketajaman politik dan ekonomi.

Kami tidak lagi sebanding dengan negara-negara lain. Kami tidak lagi dikagumi oleh negara-negara di dunia.

Dan kami tidak dipandang sebagai model dalam pembangunan ekonomi dan politik,

sebagaimana kami yang dulu. Hal ini benar-benar pertanda

akan terjadinya pergeseran global dalam sejarah dunia,

baik bagi Amerika Serikat, maupun dunia secara keseluruhan.

Hal ini merupakan gambaran suram, dan oleh sebab itu pula,

buku ini bukan buku yang mudah untuk ditulis.

Tapi saya rasa, fakta sudah mengungkapkannya sendiri.

Jika anda melihat Amerika Serikat 20 tahun lalu dan membandingkannya

dengan negara-negara maju lainnya di dunia ini,

maka Amerika Serikat nyaris tak bisa tertandingi dengan alasan apapun.

Kondisi tak tertandingi ini memiliki implikasi jangka panjang

yang mempengaruhi cara hidup dan aturan main kami di dunia. Jadi, inilah gambaran suram kami.”

(Davis S. Mason, The End of American Century)

Thursday, February 24, 2011

M u h a s a b a h


Ya Tuhan Ku...Runtunan nikmat-Mu telah melengahkan Ku

Untuk sanggup benar-benar bersyukur kepada-Mu

Limpahan anugrah-Mu telah melemahkan kami

Untuk bisa menghitung pujian atas-Mu

Iringan karunia-Mu telah menyibukan kami

Untuk dapat menyebut kemuliaan-Mu

Rangkaian pertolongan-Mu telah melalaikan kami

Untuk mampu memperbanyak pujian pada-Mu

Ya Gaffar, dengan Cahaya-Mu kami mendapat petunjuk

Dengan karunia-Mu kami mendapat kecukupan

Dengan nikmat-Mu kami masuki pagi dan petang

Dan inilah kami membawa dosa-dosa kami ke hadapan-Mu


Ya Allah, kami mohon ampunan-Mu

Kami bertobat kepada-Mu

Engkau limpahi kami dengan kenikmatan

Tapi kami melawan-Mu dengan kemaksiatan

Kebaikan-Mu turun kepada kami

Dan kejelekan kami, naik kepada-Mu

Tidak henti-hentinya malaikat yang Mulia mengantarkan kejelekan amal kami

Tetapi itu tidak mencegah-Mu untuk meliputi kami dengan nikmat-Mu

Dan memuliakan kami dengan anugerah-Mu

Subhanallah, betapa penyayang Engkau

Betapa agung Engkau
Betapa pemurah Engkau

Ya Allah, sibukkan kami dengan zikir kepada-Mu

Lindungi kami dari kemurkaan-Mu
Lepaskan kami dari azab-Mu

Limpahi kami dengan anugerah-Mu
Curahi kami dengan karunia-Mu

Bimbinglah kami untuk beramal manaati-Mu
Matikanlah kami pada agama-Mu dan Sunnah Nabi-Mu Saw
Ya Allah, ampunilah dosa kami dan dosa orang tua kami

Sayangilah keduanya seperti mereka memelihara kami ketika masih kecil

Balaslah kebaikan mereka dengan kebaikan

Dan balaslah kesalahan mereka dengan ampunan


Rabbana, Jika dalam keadaan seperti ini kami dipindahkan kekuburan

Kami belum menyiapkan pembaringan kami

Kami belum menghamparkan amal saleh untuk tikar kami

Bagaimana kami tidak menangis

Sedangkan kami tidak tahu akhir perjalanan kami

Nafsu selalu menipu kami dan hari-hari melengahkan kami

Hati masih diselimuti dengki, iri, ria,sombong

Padahal maut telah mengepak-kepakan sayapnya diatas kepala kami


Bagaimana kami tidak menangis

Bila mengenang saat menghembuskan nafas yang terakhir

Kami menangis karena kegelapan kubur
Kesempitan lahad dan pertanyaan Munkar dan Nakir
Kami menangis karena kami akan keluar dari kubur dalam keadaan hina

Dan memikul beban dosaWajah-wajah kami hari itu berdebu, tertutup kelabu dan ketakutan


Rabbana, inilah kami yang tidak malu kepada-Mu dalam kesendirian

Dan tidak menyadari kehadiran-Mu ditempat keramaian

Inilah kami yang berani melawan junjungan-Nya

Kamilah orang yang durhaka kepada Penguasa langit

Yang ketagihan maksiat yang besar

Kamilah orang-orang yang bila dirayu dosa segera keluar menyongsongnya

Engkau membiarkan kami, tapi kami tidak menginsafinya

Engkau tutupi aib kami, tapi kami tidak tahu diri

Kami tetap saja melakukan maksiat dan melebihi batas


Rabbana, maafkanlah kami sehingga tidak lagi durhaka kepada-Mu

Ilhamkan kepada kami kebaikan dan mengamalkan kebaikan
Serta selalu takut kepada-Mu siang dan malam
Berilah kepada kami mata yang mudah menangis karena takut kepada-Mu

Berilah kami hati yang bersih

Dan mudah terenyuh melihat penderitaan hamba-Mu

Berilah kami tangan yang mudah memberikan bantuan kepada mahluk-Mu


Ya Allah izinkan kami mencintai-Mu

Jangan Kau biarkan hati kami membatu

Kami ingin ke surga-Mu

Bagaimana bisa kami ke surga-Mu jika kami masih seperti ini.


Ya Allah
izinkan kami untuk memperbaiki diri

Untuk lebih dekat dengan-Mu dan mencintai-Mu

Thursday, February 17, 2011

Alasan Mengapa Ahmadiyah Sesat dan Menyesatkan


1. Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908M) mengaku diutus Allah (sesudah Nabi Muhammad saw):
اِنَّا اَرْسَلْنَا اَحْمَدَ اِلَى قَوْمِهِ فَاَعْرَضُوْا وَقَالُوْا كَذَّابٌ اَشِرٌ
Sesungguhnya Kami mengutus Ahmad kepada kaumnya, akan tetapi mereka berpaling dan mereka berkata: seorang yang amat pendusta lagi sombong - (Tadzkirah, halaman 385).
Bandingkan dengan ayat Al-Qur’an:
إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ(1)
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih". (QS Nuh: 1).
Dalam Tadzkirah itu, Mirza Ghulam Ahmad telah berdusta, mengatas namakan Allah telah mengutus Ahmad (yaitu Mirza Ghulam Ahmad) kepada kaumnya. Mirza Ghulam Ahmad telah berdusta, mengangkat dirinya sebagai Rasul utusan Allah, disejajarkan dengan Nabi Nuh as yang telah Allah utus. Hingga di ayat-ayat bikinan Mirza Ghulam Ahmad dibuat juga seruan dusta atas nama Allah agar Mirza Ghulam Ahmad membuat perahu.
2. Mirza Ghulam Ahmad mengaku diutus Allah untuk seluruh manusia (sesuadah Nabi Muhammad saw):
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْ نِىْ يُحْبِبْكُمُ اللهُ – وَقُلْ يَآاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّى رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا (352)
Artinya:”“Katakanlah (wahai Ahmad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihimu – dan katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua”. (Tadzkirah hal : 352)
Catatan dari LPPI (lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) Jakarta :Ayat-ayat ini adalah rangkaian dari beberapa ayat suci Al-Qur’an, yaitu :
Surat Ali Imran ayat 31
Surat Al-A’raf ayat 158
Semua ayat ini dibajak dengan perubahan, penambahan, dan pengurangan, lalu dirangkaikan menjadi ayat-ayat dalam Kitab Suci Ahmadiyah “TADZKIRAH”.
3. Ghulam Ahmad membajak ayat-ayat Al-Qur’an tentang Nabi Isa as namun dimaksudkan untuk diri Mirza.
وَ لِنَجْعَلَهُ اَيَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا وَكَانَ اَمْرًامَقْضِيًّا – يَاعِيْسَى اِنِّى مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَىَّ وَ مُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيُنَ كَفَرُوْا اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ – ثُلَّةٌ مِنَ اْلاَوَّ لِيْنَ وَثُلَّةٌ مِنَ اْلآَخِرِيْنَ (396)
Artinya: “Dan agar Kami dapat menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan - Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku dan mensucikanmu dari orang-orang yang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu diatas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat - Yaitu Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan besar (pula) dari orang yang kemudian”. (Tadzkirah hal : 396)
Catatan dari LPPI :Ayat-ayat ini adalah rangkaian dari beberapa ayat suci Al-Qur’an, yaitu :
Surat Maryam ayat 21
Surat Ali Imran ayat 55
Surat Al-Waqi’ah ayat 39-40
Semua ayat ini dibajak dengan perubahan, penambahan, dan pengurangan, lalu dirangkaikan menjadi ayat-ayat dalam Kitab Suci Ahmadiyah “TADZKIRAH”.
4. Ahmadiyah Memiliki Kitab Suci sendiri namanya Tadzkirah, yaitu kumpulan wahyu suci (wahyu muqoddas). Mirza Ghulam Ahmad mengaku diberi wahyu Allah:
اِنَّ السَّمَوَاتِ وَالاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا- قُلْ اِنَّمَا اَناَ بَشَرٌ يُّوْحَى اِلَيَّ َانَّمَآ اِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَاحِدٌ (245)
Artinya: “Bahwasannya langit dan bumi itu keduanya adalah sesuatu yang padu,kemudian Kami pisahkan antara keduanya – katakanlah sesungguhnya aku (Ahmad) ini manusia, yang diwahyukan kepadaku bahwasannya Tuhan kalian adalah Tuhan yang Maha Esa”. (Tadzkirah halaman : 245)
Ayat-ayat bikinan Mirza Ghulam Ahmad itu dicomot dari sana-sini dengan mengadakan pengurangan dari ayat-ayat suci Al-Qur’an, dan penyambungan yang semau-maunya yaitu :
Surat Al-Anbiya’ ayat 30
Surat Al-Kahfi ayat 110
{أَوَلَمْ يَرَالَّذِيْنَ كَفَرُوْآ أَنَّ السَّمَوَاتِ وَالاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا}
Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya”. (Q.S. Al-Anbiya : 30)
{قُلْ اِنَّمَآ اَناَ بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوْحَى اِلَيَّ أَ نَّمَآ اِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَاحِدٌ}
Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. (Q.S. Al-Kahfi : 110)
Semua ayat ini dibajak dengan perubahan maksud, pengurangan, lalu dirangkaikan menjadi ayat-ayat dalam Kitab Suci Ahmadiyah “TADZKIRAH”. Ketika ayat Al-Qur’an bicara qul (katakanlah) di situ maksudnya adalam Nabi Muhammad saw. Sehingga manusia yang diberi wahyu dalam ayat Al-Qur’an itu adalah Nabi Muhammad saw. Namun secara licik, Mirza Ghulam Ahmad telah memlintir maksud ayat Al-Qur’an itu ketika dia masukkan ke dalam apa yang dia klaim sebagai wahyu untuk dirinya, maka manusia yang diberi wahyu itu adalah Mirza Ghulam Ahmad. Ini jelas-jelas Mirza Ghulam Ahmad telah berdusta atas nama Allah swt, sekaligus menyelewengkan dan menodai kitab suci umat Islam, Al-Qur’anul Karim, dengan cara keji.
5. Merusak Aqidah/ keyakinan Islam: a. Mirza Ghulam Ahmad mengaku bahwa Allah itu berasal dari Mirza Ghulam Ahmad
اَنْتَ مِنِّىْ وَاَناَ مِنْكَ
Kamu berasal dari-Ku dan Aku darimu. (Tadzkirah, halaman 436).
b. Mirza Ghulam Ahmad, mengaku berkedudukan sebagai anak Allah. Ini Allah dianggap punya anak:
اَ نْتَ مِنِّى بِمَنْزِلَةِ وَلَدِىْ
Kamu di di sisi-Ku pada ke-dudukan anak-Ku. (Tadzkirah halaman 636).
6. Menganggap semua orang Islam yang tidak mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai Rasul adalah musuh. Kitab Tadzkirah halaman 402:
سَيَقُوْلُ الْعَدُوُّ لَسْتَ مُرْسَلاً
Musuh akan berkata: kamu (Mirza Ghulam Ahmad) bukanlah orang yang diutus (Rasul). (Tadzkirah halaman 402)
7. Selain golongannya maka dianggap kafir dan dilaknat.Tadzkirah, halaman 748-749:
Laknat Allah ditimpakan atas orang yang kufur
لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الَّذِىْ كَفَرَ
Kamu adalah Imam yang di-berkahi, Laknat Allah ditimpa-kan atas orang yang kufur
َانْتَ اِمَامٌ مُّبَارَكٌ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى مَنْ كَفَرَ
Kamu adalah Imam yang di-berkahi, Laknat Allah ditimpa-kan atas orang yang kufur
َانْتَ اِمَامٌ مُّبَارَكٌ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى مَنْ كَفَرَ
Kamu adalah Imam yang di-berkahi, Laknat Allah ditimpa-kan atas orang yang kufur
َانْتَ اِمَامٌ مُّبَارَكٌ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى مَنْ كَفَرَ
Orang yang bersamamu dan orang yang disekitarmu di-berkahi.
بُوْرِكَ مَنْ مَّعَكَ وَمَنْ حَوْلَكَ.
8. Memutar balikkan ayat-ayat Al-Qur’an. Contohnya:
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa - Dia itu tidak masuk ke dalamnya (neraka), kecuali dengan rasa takut.
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّ مَاكَانَ لَهُ اَنْ يَّدْخُلَ فِيْهَا اِلاَّ خَائِفًا
Di dalam Al-Qur’an, bunyi ayatnya:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ(1) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ(2)
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. (QS Al-Masad: 1, 2).
Ahmadiyah menodai Islam dan melanggar Undang-undangPenodaan terhadap Islam oleh Ahmadiyah dengan ayat-ayat palsu dari nabi palsu tersebut jelas menodai Islam. Bahkan menjadikan pengikut Ahmadiyah itu murtad. Sedang secara undang-undang jelas bertentangan dengan undang-undang, di antaranya:Undang-undang No.5 Th.1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama menyebutkan;
Pasal 1: Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceriterakan, menganjurkaan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu: penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.
Pasal 4: Pada Kitab Undang–Undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi sbb.: PASAL 56 a: Dipidana dengan Pidana penjara selama–lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan: a. yang pokoknya bersifat permusuhan. Penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama di Indonesia. (hlm. 87-88).
*Hartono Ahmad Jaiz dan M Amin Djamaluddin

Monday, February 14, 2011

Sekarang dan Masa Depan


Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “(Allah) Yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian siapakah di antara kalian yang terbaik amalnya.” (QS. al-Mulk: 2). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan kehidupan dunia tidak lain adalah kesenangan yang palsu.” (QS. al-Hadid: 20). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. al-Jumu’ah: 8). Allah ta’ala“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga begitu saja, sementara Allah belum mengetahui (membuktikan) siapakah orang-orang yang bersungguh-sungguh di antara kalian dan mengetahui siapakah orang-orang yang bersabar.”QS. Ali Imran: 142)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Keberuntungan paling besar di dunia ini adalah kamu menyibukkan dirimu di sepanjang waktu dengan perkara-perkara yang lebih utama dan lebih bermanfaat untukmu kelak di hari akherat. Bagaimana mungkin dianggap berakal, seseorang yang menjual surga demi mendapatkan sesuatu yang mengandung kesenangan hanya sesaat? Orang yang benar-benar mengerti hakekat hidup ini akan keluar dari alam dunia dalam keadaan belum bisa menuntaskan dua urusan; menangisi dirinya sendiri -akibat menuruti hawa nafsu tanpa kendali- dan menunaikan kewajiban untuk memuji Rabbnya. Apabila kamu merasa takut kepada makhluk maka kamu akan merasa gelisah karena keberadaannya dan menghindar darinya. Adapun Rabb (Allah) ta’ala, apabila kamu takut kepada-Nya niscaya kamu akan merasa tentram karena dekat dengan-Nya dan berusaha untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya.” (al-Fawa’id, hal. 34)

Berserah diri

Ya…Allah Ya…Robbii, sungguh PengetahuanMU mendahuli pengetahuan kami bahkan pengetahuanMU meliputi tiap2 sesuatu. Lalu bagaimana mungkin kami bisa lepas dari pandangan Engkau ya..Robb. setiap detik dalam Gerak dan Diam semuanya berada dalam Genggaman Engkau, bahkan darah yang mengalir pada diri kami itupun atas Qudrat Iradat Engkau. Begitu pula jantung berdetak, nafas naik dan turun, setiap sel2 di diri ini ada yang mati, Engkau hidupkan lagi atas Kehendak Engkau, dan ada pula sel2 yang mati Engkau biarkan dalam keadaan mati, itupun atas Kehendak Engkau. Lalu pantaskah bagi kami mencari Tuhan selain Engkau..??? Pantaskah bagi kami untuk mencari Pelindung selain Engkau…??? sedangkan Qudrat Iradat Engkau berlaku atas diri Kami, Pandangan dan perhatian Engkau atas diri Kami itu semua didasari Cinta KasihMU kepada kami.

Yaa….Muqollibal Quluub (wahai yang membolak balikkan Hati), Balikkan lah Hati kami hanya semata2 tertuju hanya kepada Engkau semata. Balikkan Hati kami agar mengerti akan karunia Nikmat Cinta kasihMU kepada kami, hanya kepadaMU lah kami bergantung dan memohon karena Engkaulah sebaik2 yang mengurus diri kami dan sebaik2 yang mengetahui yang terbaik akan diri kami.

Yaa…Malikul Mulk, Raja yang merajai seru Sekalian Alam Amat Maha Pengasih dan Penyayang, Engkau lah RAJA yang MAHA AGUNG dan MAHA BESAR, RAJA yang menguasai akan diri kami yang hina ini…maka Kuasailah diri kami ini dengan Ridho-Mu Yaa….Maknuun, dengan KelembutanMU ya….Mahzuun.

Keluarkan kami2 dari Kegelapan Hati, dari Kekosongan Iman dan Tauhid, dari butanya Kesadaran ttng Ma’rifatMu ya…Allah.

Leburkan kerasnya hati kami dengan KelembutanMU ya…Rohmaan, agar kami melangkah dalam hidup ini, berdasarkan KehendakMU semata. Sungguh KehendakMU adalah yang terbaik dan sangat terbaik dan paling terbaik. Maka tidak ada kehendak lain yang terbaik selain KehendakMU wahai…yang menanamkan CINTA di hati2 para PencintaMU.

Bi Alfi..Alfi..Alfi..Laa Hawla Wa Laa Quwwata Illaa Billaahil ‘Aliyyil Adziim Wa Bisyafa’ati Rosulullahi Shollallaahu ‘Alahi Wassalam. Maqbuulin Yaa…Allah, Maqbuulin Yaa..Rohmaan..Maqbuulin Yaa..Rohiim Yaa…Mujiibassaa’iliin.

Washollallahu Alaa Sayyidina Muhammadinnabiyyil Ummatii Wa Kasyifil Ghummatii, Wa Alaa Aalihi Wa Shohbihii Wassallima Tasliiman Katsiiro. Subhaana Robbika Robbil ‘Izzati ‘Amma Yaashifuun Wassalaamun Alal Mursaliin. Wal HAmdulillaahi Robbil ‘Aaalamiiin.

Hati Yang Terbaik

Ali radhiallahu ‘anhu berwasiat kepada muridnya, Kumail bin Ziyad,

يا كميل بن زياد القلوب أوعية فخيرها أوعاها للعلم احفظ ما أقول لك الناس ثلاثة فعالم رباني ومتعلم على سبيل نجاة وهمج رعاع اتباع كل ناعق يميلون مع كل ريح لم يستضيئوا بنور العلم ولم يلجئوا إلى ركن وثيق

“Wahai Kumail bin Ziyad. Hati manusia itu bagaikan bejana (wadah). Oleh karena itu, hati yang terbaik adalah hati yang paling banyak memuat ilmu. Camkanlah baik-baik apa yang akan kusampaikan kepadamu. Manusia itu terdiri dari 3 kategori, seorang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya. Seorang yang terus mau belajar, dan orang inilah yang berada di atas jalan keselamatan. Orang yang tidak berguna dan hina, dialah seorang yang mengikuti setiap orang yang bersuara. Oleh karenanya, dia adalah seorang yang tidak punya pendirian karena senantiasa mengikuti kemana arah angin bertiup. Kehidupannya tidak dinaungi oleh cahaya ilmu dan tidak berada pada posisi yang kuat.” (Hilyah al-Auliya 1/70-80).

Tuesday, February 1, 2011

Rubbish of Ideology

Jalan-jalan banyak yang rusak, tidak ada lampu penerang, disana sini masih banyak hutan-hutan yang rimbun yang masih belum terjamah oleh penebangan liar dan lainnya. Di luar dugaan, di pedalaman desa ini ternyata banyak rumah-rumah mewah berjajar di sepanjang jalan desa, namun ketika melihat lebih dekat, rumah sebesar itu hanya diisi oleh seorang nenek yang sudah lanjut usia beserta satu atau dua orang anak kecil. Suasana terasa begitu lengang. Suara canda anak-anak seakan tidak terdengar, sepi. Ada apa?

Di desa ini, Fenomena TKW sudah menjadi hal yang lumrah. Sunatullah yang ditetapkan oleh Zat Maha Pengatur dimana seorang suami berperan mencari nafkah dan istri mengasuh anak dan mengurus segala keperluan rumah tangga seolah-olah menjadi sesuatu yang tidak wajib untuk dilaksanakan. Yang terjadi malah sebaliknya, istri mencari nafkah dan mengadu nasib ke Saudi Arabia sedangkan suami mengasuh anak. Tingkat perceraian sangat tinggi. Bagaimana tidak, dua sampai tiga tahun sang istri bekerja sebagai TKW di Saudi, dan meninggalkan suami bersama anak-anak yang masih kecil. Selang beberapa bulan kemudian sang suami menceraikan sang istri dan pergi meninggalkan rumah dan anak-anak. Ia pun menikah lagi. Hampir semua keluarga mengalami hal ini. Kesempitan ekonomi mendesak setiap wanita untuk keluar rumah mengadu nasib ke luar negeri.

Anak yang putus sekolah semakin banyak, mereka menjadi anak-anak nakal yang tidak jelas pekerjaannya sehari-hari. Kadang-kadang bekerja sebagai supir pick up, atau sebagai petani kencur dengan luas lahan yang hanya beberapa hektar. Kalaupun masih sekolah, kenakalan mereka menjadi beban bagi guru-guru. ketika berkunjung kesekolah, Tidak jarang terdengar, para guru mengeluhkan hal ini.

Desa penghasil TKW. Banggakah dengan gelar ini? menjadi pembantu di negeri yang jauh, meninggalkan keluarga yang sejatinya merupakan gerbang awal pembentuk generasi-generasi terbaik. Tidak iba kah dengan anak-anak yang ditinggalkan? Tahukah bahwa mereka sangat membutuhkan kasih sayang dari ibu dan ayahnya? Mereka butuh sosok seorang ibu yang mestinya berperan sebagai madrasatul ula. Bukan rumah besar dan uang yang menjadi nomor satu, tapi yang mereka inginkan adalah kasih sayang kedua orang tua nya.

Satu Waktu, ketika mengisi sebuah pengajian remaja dan menceritakan tentang problematika umat di negeri ini dan negeri Islam lainnya karena keganasan kaum kaffir atas umat Islam, banyak anak-anak yang menjadi yatim dan piatu, mereka kehilangan semuanya. Tiba-tiba Ada seorang anak yang menangis dan berkata : Teh, ibu dan bapak juga sudah meninggalkan saya, saya seperti sudah tidak memiliki kedua nya. Ya Alloh, mata yang sudah berkaca-kaca dari tadi akhirnya tidak mampu untuk membendung air mata ini untuk keluar, melihat diri ini menangis, semua anak-anak ikut menangis. Ya Alloh…

Satu waktu yang berbeda, Usai mengisi sebuah pengajian ibu-ibu di sebuah dusun. Ada seorang ibu yang telah lanjut usia mendekati ku. Memang, sedari tadi ibu tersebut begitu serius memperhatikanku. Ada sorot mata yang berbeda. Yang aku rasakan, ada sorot mata kesedihan.

“Neng, disini tinggal dimana? main ke rumah emak dulu mau? deket neng, rumah emak arah ke pasar” ibu itu pun menunjukkan tangannya ke sebuah jalan dan beliau menggandeng tangan ku.

Ada hal yang istimewa di sini, penduduk nya ramah-ramah. Sepanjang jalan akan melihat senyuman-senyuman tulus kepada ku, sangat mudah mengakrabkan diri disini.

“ Oh, emak, saya tinggal di rumah bu Yati mak. iya, Insya Alloh mak, nanti saya kesana. Emak main juga yuk ke rumah, jawabku dengan senyuman.

“iya neng, jangan lupa ya main ke rumah emak. ada eneng, emak ngerasa seperti punya anak lagi. Anak emak udah tiga tahun jadi TKW ke Saudi dan belum pulang sampai sekarang. Emak tinggal dirumah sama cucu” Terdengar suara yang sedikit merendah, beliau mengeratkan genggamannya di tangan ku.

Ya Alloh, butir-butir air mata kembali menetes lagi.

Sekarang, siapa yang harus dipersalahkan??

Ya.

Ada satu: Kapitalis Sekulerisme.

Kapitalis Sekulerisme adalah Biang segala masalah. Sistem kufur ini benar-benar menistakan wanita dan semuanya. Kapitalisme sudah banyak merenggut korban, anak-anak kecil yang tidak berdosa pun turut merasakan kejahatannya. Maka, layakkah mempertahankannya???

Tsumma Na’udzubillah…