Monday, March 28, 2011

Tidak perlu emas 24 karat


Tidak perlu emas 24 karat untuk menjadi cincin bermata berlian yang penuh pesona

Karna emas 24 karat terlalu lunak dan tak dapat mencengkram berlian dengan sempurna

Mungkin cukup 18 karat, Tetap bernilai dan mampu menahan berlian dengan kuat.

Berlian dapat bertahta dengan kokohnya tanpa harus bersaing dengan kilap emas

Memancar anggun, Menjadikan cincin makin sedap dipandang mata.

Tidak perlu kecerdasan sempurna untuk menjadi guru yang dirindu

Karena kesempurnaan akan menyulitkan murid meniru

Cukup guru yang memahami tugasnya yang hakiki

Meluaskan wawasan dan menghias diri dengan kekayaan hati

Hingga murid memahami bukan gelar tujuan akhirnya

Hingga murid menyadari bahwa surga-lah sasaran sesungguhnya

Tidak perlu ibu yang super dahsyat untuk mendapatkan putra-putri yang hebat

Cukup ibu yang ikhlas dan menyadari tugas keibuan adalah kodrat

Cukup ibu yang sederhana namun hati yang penuh dengan cinta

Cukup ibu yang mampu menumbuhkan potensi anak-anaknya

Yang menjadikan rumah adalah sekolah mereka

Yang merubah rumah jadi taman indah penuh warna

Tidak perlu keterampilan sempurna bagi seorang pemimpin

Cukup bermental teguh, bijak, dan menjadikan Islam sebagai standar kehidupan

Mau terus belajar dan membuka diri atas segala masukan

Pemimpin yang memahami tentang tim kerja yang hebat bersinergi

Tidak perlu syarat 100% sempurna untuk menjadi pasangan sejati

Karna nilai sempurna takan ditemui di Bumi ini

Cukup seseorang yang menyadari bahwa dirinya berarti

Cukup orang yang menyadari setiap kita saling memiliki

Sehingga tak perlu lagi menuntut kesempurnaan

Sehingga makin bijak menghadapi keterbatasan

Selalu ingin memberi

Membuat orang nyaman dan merasa dihargai

Dan karenanya cinta akan selalu tumbuh di hati

Abadi…

P e r j a l a n a n

Sebuah harapan, cita-cita dan mimpi adalah energy dalam kehidupan. Gudang motivasi yang membuat seseorang tetap optimis menapaki langkah ke depan. Meski berat terasa di pundak, meski sangat jauh langkah menapak. Tapi ada ribuan bahkan jutaan orang yang terus berjalan dalam kondisi kekurangan, Kelemahan dan keterbatasan.

Sebuah perjalanan tengah kita jalani. Segala sesuatunya akan kita hadapi. Tak perlu panik, Karena ada arah yang hendak dituju. Ada pantai untuk berlabuh. Tak perlu takut, Karena ada dermaga untuk merapat ke tepi. Ada kota yang hendak dimasuki. Tak usah gelisah, karena kita tahu pada siapa menggantungkan pasrah. Karna Alloh sudah mengajarkan. Karena Alloh sudah menjanjikan. Bagi mereka yang beriman dan beramal sholeh, dengan surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.

Itulah pantai dimana kita akan menepi. Itulah kota yang akan kita masuki. Meski sekarang berat langkah terasa. Atau gelombang dahsyat menhantam jiwa. kita harus terus melangkah… maju, menuju cita dan harapan. Allohu ghoyatuna…

kematian


“Carilah kematian, niscaya

Kau dapati kehidupan.” (Abu Bakar)

Uswatun Hasanah

Saat ku duduk di kesendirian
diantara rindu dan asa
selalu terbayang dalam anganku
senyum mu yang lembut dan tulus

Kurindu pada mu ya Rosul
ku rindu ada di dekat mu
ingin ku jumpa sekejap saja
meski hanya dalam mimpi

Allohumma sholli 'ala Muhammad
Ya Robbi Sholli 'alaihi wassallim

Hatinya lembut. Kata-katanya manis. Sikapnya santun. Tak pernah berdusta. Selalu berkata benar. Selalu menepati janji. Memberi contoh amal kebaikan, sebelum menyuruh orang-orang melakukannya. Tampilannya sederhana, tapi tak hilangkan wibawa. Akhlaknya sangat mulia. Jauh dari sifat hina dan cela. Ia seorang ayah yang sayang pada anak-anaknya. Baik terhadap istri-istrinya. Akrab dengan menantu dan mertuanya. Memuliakan yang tua. Mengasihi yang muda. Menghormati tamu dan tetangga. Sangat kasih pada anak yatim. Penyambung silaturahim, pelindung si miskin. Penebus hutang. Sangat pemaaf. Walau pada orang yang menyakiti. Bahkan pada yang telah memerangi. Memuliakan wanita. Dengan derajat sangat tingginya. Akrab dengan anak-anak. Dekat dengan para sahabat. Sangat pemurah. Seperti angin semilir. Tak henti-hentinya berbuat baik. Membela yang terdzolimi. Membantu yang kekurangan. Menolong yang membutuhkan. Mengasihi yang teraniaya. Memberi yang tak punya. Memudahkan yang kesusahan. Menebus yang jadi tawanan. Tak pernah menyakiti. Meski terhadap musuh sekalipun. Keluarga mulia. Pribadi sangat mulia. Memilih hidup sederhana , ketimbang kaya raya dengan harta. Memilih rumah bersahaja, Ketimbang gemerlap mewah istana. Mengalah untuk kemaslahatan yang besar. Tegas dalam perkara mendasar. Disenangi kawan. Disukai lawan. Tak pernah berlebihan. Sangat peduli pada kebaikan. Sungguh pribadi idaman, penuh pesona kesempurnaan. Benar-benar sosok rahmatan lil ‘alamin. Rahmat bagi semesta alam.

Al-Amin, itulah julukannya. Artinya orang yang dipercaya. Julukan yang diberikan masyarakat jahiliyah. Sebelum Islam datang. Saat masyarakat bergelimang maksiat. Al-Amin, Seorang pemuda biasa, namun berakhlak luar biasa, yang kemudian dipilih Alloh sebagai Nabi akhir zaman. Mendapat predikat dalam Al-Qur’an, sebagai Uswatun Hasanah. Contoh Teladan. Untuk seluruh umat manusia. Sepanjang zaman. Dpatkah kau bayangkan, seperti apa orang yang memiliki kepribadian seperti itu. Tak ada kelemahan dalam akhlaknya. Benar-benar sosok teladan. Kini, bisakah kau jawab kawan..? Pertanyaan sederhana saja. Mungkinkah orang se-sempurna itu mempunyai musuh..? mungkinkah orang selembut itu dikasari? adakah manusia sebaik itu tidak disenangi? Jawabannya pasti kita sepakat. Bahwa ia banyak memiliki musuh. Bahwa ia sering dikasari. Dan beliau-pun tidak disenangi. Siapakah orang-orang yang memusuhi dan tidak menyukai Baginda Nabi SAW? Bukankah ia mengalami ujian luar biasa. Dicaci maki. Difitnah dengan keji. Dikasari dengan lemparan batu. Hingga berdarah di sekujur tubuh. Diboikot tiga tahun lamanya. Diancam. Diusir. Diperangi. Apa yang kurang dari segala bentuk kedzoliman terhadap pribadi idaman. Santun dan penuh kasih sayang ini. Semua jenis penderitaan ia alami. Segala macam kesulitan ia lalui. Aneka kesakitan ia rasakan.

(Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan saja mengatakan ‘kami telah beriman’ padahal kamu belum diuji oleh Alloh..? QS. 29 :1-2)

Sahabat…Jangan merasa salah dengan sikap orang yang menyalahkan. Jangan merasa sendiri saat orang lain meninggalkan. Jangan lemah kala ujian menimpa. Jangan kalut saat rizki kita luput. Setiap jiwa akan mati. Setiap jiwa mengalami takdirnya sendiri-sendiri. Ada ujian yang akan menghampiri. Cobaan yang mengikuti..

Dan Nabi sang teladan. Rasul akhir zaman. Hamba kesayangan. Manusia pilihan. Pun, mendapat ujian. Kesakitan. Penderitaan. Kesedihan. Kesendirian. Kesepian. Keguncangan. Fitnahan. Gunjingan. Pemboikotan. Pengusiran. Penipuan. Pengkhianatan. Pembunuhan. Peperangan.

Duhai jiwa yang lemah… segeralah menuju maghfiroh dan ampunan Alloh. Teguhlah senantiasa dalam kebenaran. Tegar dalam ujian. Istiqomah dalam kehidupan. Sampai ruh meninggalkan badan. Akhir kehidupan.





Thursday, March 24, 2011

* 21 *

Sungguh, demi waktu fajar apabila menyingsing, setiap jiwa pasti akan dimintai pertanggungjawaban, atas setiap apa yang pernah dilakukannya. Betapa hari itu, ketika semua urusan dihadapkan pada Rabbul Izzati, ketika timbangan amal ditegakkan, maka tak ada sedikit pun celah kesempatan dan alasan untuk mengelak.

Maka di waktu fajar ini, titik permulaan kembali dimulai. Hari ini adalah hari ini, bukanlah mengulang hari kemarin dan tak kan pernah datang lagi hari yang sama di masa yang akan datang, kecuali kelak ketika meminta pertanggungjawaban atas semua hal yang pernah dilakukan.

Ini, adalah hari yang kesekian dalam usia kehidupan. Maka pertanyaannya kemudian, setelah mengalami berbagai hal dan masa, akankah kisah di masa lalu menjadi pelajaran? hingga mampu menjadikannya lebih baik dari hari sebelumnya, dan semakin baik dari hari ke hari. Semoga hari ini dan seterusnya menjadi hari yang penuh keberkahan, dalam rengkuhan ridhaNya. Aamiin


Wednesday, March 23, 2011

F a j a r K e m e n a n g a n

Tataplah saat mendung menggantung di langit kelabu. Ia tak selamanya kelabu. Ada saat ia akan tersingkap oleh terang sang surya. Pekat malam pun tak selamanya ada. Ia akan pergi saat mentari pagi menorehkan setitik sinarnya. Beban perjuangan seberat apapun itu, akan sirna suatu masa nanti. Ia akan hilang tergantikan sejuta kebahagiaan. Semua akan berganti dengan rekahan pesona senyum bahagia, saat fajar kemenangan islam mulai menyingsing. (dari Perang Badar Kita Belajar)

Tuesday, March 15, 2011

Kenapa Ahmadiyah Terus Berulah?

Ahmadiyah merupakan sekte atau gerakan sempalan dalam islam yang menggeliat di awal abad 20, tepatnya pada 1889. Sisi kontroversial dari keyakinan yang dibawa oleh pembaharuan gerakan Ahmadiyah adalah status dari Mirza Ghulam Ahmad sendiri. Dirinya mengakui mendapatkan nubuwat atau ilham kenabian (http://www.eramuslim.com). Padahal Islam menolak Nabi dan Rasul lain setelah Muhammad SAW . Saat ini secara keseluruhan di dunia jumlah pengikut ahmadiyah telah mencapai 150 juta orang. Termasuk di Indonesia sendiri, ahmadiyah tumbuh dengan subur meski pun sebenarnya sudah ada SKB jemaat Ahmadiyah yang dinilai beraliran sesat dan tidak boleh menyebarkan keyakinan mereka kepada umat Islam dan bila melanggar akan dikenakan sanksi. Tapi, ketika MUI dan masyarakat sudah melaporkan bahwa sampai saat ini jemaat Ahmadiyah masih menjalankan keyakinannya dan tidak berubah sama sekali, pemerintah tidak merespon dan mengambil tindakan semestinya.

Ketidaktegasan pemerintah menuntaskan masalah ini melahirkan kekecewaan pada umat. Seperti yang diberitakan dalam berbagai media bahwa pada hari Ahad pagi, 6 Februari 2011 lalu, terjadi bentrokan antar anggota Jemaat Ahmadiyah dan warga di kampung Pendeuy, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinisi Banten. Akibatnya, delapan orang menjadi korban, tiga diantaranya tewas.

Ini adalah bentrokan yang terjadi untuk kesekian kalinya. Sebelumnya, bentrokan serupa terjadi di Ciampea-Bogor, lalu di Desa manis Lor, Kuningan, dan yang terakhir pada 29 januari, terjadi di Makassar.

Bentrokan di Cikeusik dan di tempat lainnnya dipicu oleh fakta, bahwa Jemaat Ahmadiyah tidak mengindahkan larangan untuk beraktivitas sebagaimana disebutkan dalam SKB Tiga Menteri (Menteri Agama, jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri) Nomor 199 Tahun 2008. SKB itu mengatur atas larangan, peringatan dan perintah kepada penganut, anggota, dan anggota pengurus JAI sepanjang mengaku beragama Islam untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajatan Islam, yaitu penyebaran paham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad Saw.

Ketiadaan institusi penjaga aqidah umat (baca : Khilafah) benar-benar telah membawa kesengsaraan pada umat, atas nama kebebasan dan humanisme yang modern, aksi menghalangi peribadatan Ahmadiyah bisa dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Inilah yang terjadi ketika ide sekularisme, pluralisme, dan liberalisme diterapkan di negeri ini. Pemerintah pun tidak tegas dan berani menangani kasus tersebut. Makna Penodaan agama dan kebebasan beragama pun tersamarkan, padahal sangat jelas perbedaan antara kedua nya. Ahmadiyah adalah aliran menyimpang yang sangat berbahaya. Kaum Muslim butuh negara yang mampu menjamin keselamatan akidah umat dari segala gangguan dan perusakan oleh orang kafir. Itu semua hanya bisa terwujud dalam bingkai Khilafah yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang amanah, Khalifah. Hanya dengan itu Ahmadiyah akan enyah dari muka bumi ini.

Wednesday, March 9, 2011

S a h a b a t


Jika ada jalinan kasih yang lebih kuat dari dua insan yang terikat oleh darah, maka itu adalah persaudaraan yang tumbuh dari hati para hamba Alloh. Rasa cinta dan kasih sayang yang didasarkan pada keimanan kepada Alloh. Karena energi yang ia keluarkan mampu melebur dinding-dinding perbedaan yang terbentuk dari ras, darah, ethnis, serta warna kulit.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholih, kelak ar-RAhman akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang.” (Maryam :96)

Keimanan adalah tali pengikat hati para hamba, yang mampu membentuk rasa kasih dan sayang diantara mereka. Para hamba ini memiliki tujuan dan pegangan hidup yang sama, Al Qur’an nul Karim sebagai jalan meraih Ridho Illahi. Sehingga muncul keinginan untuk saling menolong dan bekerja sama dalam balutan ukhuwah islamiyah. Keikhlasan dan kesadaran untuk selalu berpegangan tangan dan beramal jamaah melukiskan kebersamaan yang begitu indah diantara mereka.

Sungguh eratnya tali persaudaraan yang terjalin diantara mereka menjadi cermin betapa kokohnya tali pengikat itu. Disaat yang satu terjatuh, layu dan tak berdaya, maka mukmin yang lain akan berebut untuk mengulurkan tangan mereka dan meraih tangan saudaranya itu. Sebuah uluran tangan kasih dan cinta berbalut keikhlasan yang mendamaikan. Setetes air kesejukan yang mampu melebur kobaran api keangkuhan dan kepedihan. Subhanalloh….

Rasulullah memperumakan persaudaraan diantara mereka dengan perumpamaan yang sangat indah dan penuh makna. “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam cinta-mencintai, sayang menyayangi, dan Bantu membantu diantara sesamanya laksana sebuah jasad. Apabila salah satu bagiannya sakit, yang lain tiada bisa tidur dimalam hari dan menggigil demam.” Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari An Nu’man ibn Basyir.

Seperti itulah persaudaraan di dalam islam. Muslim yang satu dengan yang lainnya ibarat satu tubuh, bilamana satu bagian tubuh terluka, maka bagian yang lain akan ikut serta merasakan sakit akibat luka tersebut. Karena diantara mereka ada pengait yang begitu dahsyat, Keimanan kepada Robbul Izzati Tabaroka wa Ta’ala.

Tidak ada yang lebih membahagiakan dari seorang mukmin kecuali saat melihat sang sahabat memperoleh kebahagian dan tersenyum penuh kedamaian. Maka, saat itu juga ia adalah orang pertama yang akan ikut merasakan kebahagiaan itu. Karena kebahagian saudaranya adalah kebahagiaan untuknya jua.

Dan ingatlah, bahwa didalam keindahan sebuah persaudaraan, dalam kebersamaan itu, ada kerikil-kerikil kecil dan tajam yang setiap saat siap menggores dan memutus tali persaudaraan itu. Namun, sejatinya itu adalah sentuhan warna yang berbeda dalam sebuah persahabatan. Maka ketika kerikil-kerikil itu siap menerjang, cobalah untuk tetap tegar dan tenang, hadapi ia dengan pikiran jernih dan senyum ketenangan. Hadapi berdua, tidak sendirian. Karena berdua itu selalu lebih baik dan mudah. Insyaalloh. Jangan lupakan nasehat bijak, Karena selalu ada sebait nasehat bijak dari seorang mukmin kepada sahabatnya. Nasehat ini ibarat sinar mentari yang memberikan secercah cahaya. Ia membawa energi cinta, semangat jiwa, dan tongkat inspiratif yang membuat sang sahabat mampu tetap tegak kala diterjang badai kehidupan. Karena nasehat ini telah menjelma menjadi tongkat kuat untuk berpegangan dan energi untuk terus melangkah.

Karena sahabat, aku mampu tetap tegak

dan karena sahabat, aku merasa berharga

karena sahabat pula aku mampu melewati terjangan ombak

dan karena sahabatlah, aku tetap ada di sini,

untuk mereka