Monday, December 27, 2010

w i p e


Sudah cukup dengan diam ini.

Wipe your tears

Bangun dan bangkitlah. Matahari menunggu untuk disapa. Lihatlah pengharapan akan sinar hidayah pada mata-mata umat yang rindu akan pencerahan. Sahabat-sahabatmu menunggumu untuk menempuhi jalan panjang yang curam. Umat menunggu uluran tanganmu untuk dicerdaskan, kerja-kerja dakwah ada di depan mata, dan yang terpenting adalah : engkau masih punya Alloh yang tiada gantinya..

Sunday, December 19, 2010

Industri dan Teknologi Militer Negara Khilafah


Masa awal pemerintahan Islam, jihad sebagai metode mendasar penyebaran dakwah Islam telah menjadi bagian penting dari upaya membangun kekuatan Daulah Islam. Jihad adalah perang di jalan Allah untuk meninggikan kalimat Allah. Oleh sebab itu diperlukan persiapan baik logistik, formasi perang, strategi, komandan dan para pasukan serta persenjataan. Persenjataan mengharuskan adanya industri.

وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ ﴿٦٠﴾

Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan unuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah, musuh kalian, dan orang-orang selain mereka yg tidak kalian ketahui sedangkan Allah mengetahuinya.” [Q.S. Al-Anfal: 60]

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan untuk membangun kekuatan agar musuh yang dihadapi merasa gentar. Sedangkan musuh tidak akan gentar kecuali dengan adanya persiapan, dan persiapan itu mengharuskan adanya industri persenjataan. Ayat di atas mengandung ‘illat syar’I bagi kaum Muslim untuk mempersiapkan kekuatan (kuda-kuda untuk berperang). Dan ‘melontarkan rasa takut kepada musuh’ merupakan ‘illat-nya.

Kewajiban ini dipahami menurut dalâlah iltizâm atau kaidah mâ lâ yatimmu al-wâjib illâ bihi fahuwa wâjib (suatu kewajiban yang tidak akan sempurna kecuali dengan adanya sesuatu maka sesuatu itu menjadi wajib hukumya). Jadi, mendirikan industri militer/perang wajib hukumnya berdasarkan mafhum dari dalil tersebut.

Manjaniq (Swing-beam)
Manjaniq pertama kali digunakan oleh kaum Muslim pada peristiwa pengepungan Bani Thaif. Adalah Salman Al-Farisi -seorang Persia yang masuk Islam di masa Rasulullah Saw- orang pertama yang memproduksi senjata ini atas perintah Nabi SAW.

Manjanic merupakan mesin balok pengayun yang dioperasikan oleh orang-orang yang menarik tali pada satu sisi balok sehingga ujung yang lain akan berayun sangat kuat dan menembakkan misil dari tali yang menempel pada ujungnya

Manjaniq sebenarnya telah dikenal sebelum masa penaklukan Islam. Bangsa Avar pernah menggunakannya pada penyerbuan Thessalonica di tahun 597 M. Bahkan mesin pelontar ini dipercayai dicipta pertama kali oleh China antara abad ke-5 dan ke-3 SM, dan sampai ke Eropa sekitar 500 M[2]. Lalu pada masa pemerintahan Islam, Salman mengusulkannya kepada Nabi Saw sebagai senjata perang, seperti yang diriwayatkan dalam Sirah al-Halabiyah.

“Hingga pada hari pecahnya dinding benteng Thaif,” demikian Ibnu Hisyam meriwayatkan dalam kitab Sirah-nya, “Sekelompok sahabat Rasulullah Saw masuk ke dalam bawah dababah, lalu mereka berusaha masuk ke dalam dinding benteng Thaif agar mereka bisa membakar pintu benteng. Bani Tsaqif lalu melemparkan potongan-potongan besi yag telah dipanaskan dengan api sehingga membakar dababah yang ada dibawahnya, kemudian Bani Tsaqif melempari mereka dengan anak panah sehingga beberapa orang gugur.”

Atas usulan Salman ini, Nabi Saw langsung mengangkatnya sebagai mudir untuk mengelola industri militer dan memproduksi manjaniq untuk memperkokoh kekuatan pasukan artileri yang dipersiapkan untuk terjun ke medan tempur.

Pedang Damaskus (Sword of Damascus)
Dihiasi dengan ornamen garis bergelombang, lentur, ringan, dan mampu menembus baju zirah, menjadikan pedang damaskus salah satu senjata perang paling bersejarah. Pedang ini diproduksi di Damaskus pada abad ke-12 M.[6] Eropa lalu mencoba membuat yang serupa dengannya, namun hingga saat ini masih belum mampu meniru 100%. Bahkan dengan teknologi metalurgi sekalipun belum dapat membuat tandingan yang memiliki ketajaman yang sama dengan Pedang Damaskus ini.

Pedang yang pernah membuat gentar Pasukan Salib ini, memiliki semacam lapisan kaca di permukaannya. Sutra akan terbelah bila jatuh di atasnya. Pedang lain pun akan menemui nasib yang sama jika beradu dengannya. Tidak ada yang menyangka, bahwa ilmuwan Muslim telah menerapkan teknologi nano sejak seribu tahun yang lalu.

Selama ratusan tahun, tidak ada yang mengthui rahasia kehebatan pedang tanpa tanding ini. Adalah John D. Verhoeven -seorang profesor metalurgi modern dari Iowa State University- yang berkolaborasi dengan Alfred H. Pendray, seorang tukang besi dari Florida, yang telah mencoba membuat pedang ini selama bertahun-tahun. Dari penerapan nanoteknologi bahan impurities (non-besi dan non-carbon) dalam adonan baja yang membentuk pola mirip aliran air yang dikenal dengan Multi Walled Carbon Nano Tube[7], barulah diketahui rahasia di balik kehebatan pedang damaskus ini.


Teknologi Pembuatan Mesin (Gunpowder)
Tidak hanya mumpuni dalam seni membuat pedang, kaum Muslim juga mampu mengembangkan teknologi pembuatan mesiu. Walaupun senyatanya bubuk mesiu pertama kali ditemukan di Cina yang digunakan sebagai alat pembakaran pada abad 9 M, dua abad sebelumnya seorang ahli kimia Muslim Khalid bin yazzid telah mengenal lebih dulu potassium nitrat (KNO3), bahan utama pembuat mesiu.

Eropa baru mengenal mesiu setelah dibawa oleh pasukan Mongol pada tahun 1240 M. Dan selanjutnya dikembangkan menjadi bahan peledak, misalnya untuk mendorong peluru, kemudian seabad setelahnya disempurnakan menjadi senjata api.

Jauh sebelum Eropa mengembangkan teknologi pembuatan mesiu, ilmuwan-ilmuwan Muslim telah lebih dulu mencobanya. Banyak ilmuwan Mulim yang menguasai teknik pemurnian potassium, sebuah teknik yang tak diketahui oleh orang-orang Cina. Jabir Ibnu Hayyan (wafat tahun 815 M), Abu Bakar Al-Razi (wafat tahun 932), dan Hasan Al-Rammah adalah ilmuwan-ilmuwan Muslim yang telah menguasai teknik ini dan telah dijelaskan di dalam karya-karya mereka. Teknik pemurnian ini dilakukan agar potassium bisa digunakan sebagai bahan peledak.

Pemurnian potassium ini pernah diklaim Barat sebagai temuan Roger Bacon. Namun klaim ini dipatahkan sendiri oleh ilmuwan Barat lainnya yaitu Partington. Hasan Al-Rammah telah menjelaskan proses ini secara rinci di dalam karyanya Al-Furusiyyah wa Al-Manasib Al-Harbiyyah. Penguasaan Al-Rammah atas penggunaan bubuk mesiu sangat luar biasa. Ia telah berhasil menulis sebanyak 107 rumus atau resep penggunaan mesiu. 22 resep di antaranya diracik khusus untuk membuat roket.

Saat Perang Salib meletus tahun 1249 M, Raja louis IX dan para pasukannya pernah merasakan kehebatan moncong meriam dan roket kaum Muslim. Betapa hebatnya dampak proyektil yang ditembakkan pasukan Muslim, membuat Raja Louis IX kewalahan dan akhirnya takluk. Peristiwa itu diakui sendiri oleh Jean de Joinville, salah seorang perwira tentara Perang Salib.



The Mohammed’s Greats Gun
Inilah salah satu senjata paling fenomenal yang digunakan dalam perang paling menakjubkan sepanjang sejarah. The Mohammed’s Greats Gun, itulah sebutan senjata yang dibuat pada tahun 1942 ini . Meriam ini dibuat sebagai jawaban atas keinginan Muhammad al-Fatih untuk menjebol benteng pertahanan Kostantinopel.

“Aku dapat membuat meriam tembaga dengan kapasitas seperti yang Anda inginkan,” kata Orban -seorang ahli insinyur yang diundang Al-Fatih ke Adrianopel-, “Aku telah mengamati secara detail tembok di Konstantinopel. Aku tidak hanya akan memorakporandakan tembok itu dengan senjataku. Bahkan, tembok Babilonia pun akan hancur karenanya.”

Tentu saja hal ini disambut gembira oleh Muhammad Al-Fatih. Impian untuk mewujudkan bisyarah Rasulullah Saw (tentang takluknya Kontantiopel) sudah di depan mata. Maka dijalankanlah proyek tersebut. Dan senjata terbesar di dunia yang pernah ada pada masanya akhirnya berada dalam genggaman Muhammad Al-Fatih. Memiliki panjang 8,2 meter, diameter 76 cm, dengan berat 18,2 ton, meriam ini sanggup melontarkan bola besi padat berdiameter 70 cm dengan berat 680 kg sejauh 1,6 km.

Militer Hebat, Negara pun Kuat
“Pasukan Utsmaniy sangat cepat gerakannya,” ujar Bertrand de Broquiere –seorang pengembara asal Perancis-, “Seratus pasukan Kristen akan jauh lebih gaduh dari sepuluh ribu pasukan Utsmaniy. Tatkala genderang perang telah ditabuh, maka dengan segera mereka akan bergerak, mereka tidak akan berhenti melangkah hingga komando dikeluarkan. Mereka adalah pasukan yang terlatih. Dalam semalam mereka mampu melakukan tiga kali lipat perjalanan yang dilakukan oleh musuh-musuhnya orang-orang Kristen.

Kaum Muslim memang telah berhasil membangun angkatan bersenjata yang kuat dan pasukan yang terlatih. Walaupun tidak bisa dikatakan bahwa militer sebagai satu-satunya faktor penentu kemenangan di medan perang, tetapi ia merupakan salah satu sebab di antara sebab-sebab yang mengantarkan kepada kemenangan. Maka tak heran jika Rasul Saw sangat memperhatikan strategi perang, kekuatan pasukan, dan persenjataan di setiap peperangan. Dan selanjutnya juga menjadi perhatian para Khalifah pada masa sesudahnya.

Di masa Abbasiyah, sebagaimana yang dituturkan oleh Philip K. Hitti, “tentara kaum Muslim terdiri dari pasukan infanteri (harbiyah) yang bersenjatakan tombak, pedang dan perisai, pasukan panah (ramiyah) dan kavaleri (fursan) yang mengenakan pelindung kepala dan dada, serta bersenjatakan tombak dan kapak. Tiap pasukan pemanah membawa pelontar nafa (naffathun), mengenakan pakaian anti api dan melontarkan bahan mudah terbakar ke pasukan musuh.

Ibn Shabir al-Manjaniqi, seorang arsitek kondang pada masa an-Nashir (1180 – 1225), telah menulis sebuah buku tentang teknik dan seni peperangan. Pada masa itu juga, para arsitek telah membangun mesin pengepung, seperti katapul, pelontar, dan pendobrak.

Tak hanya tangguh di darat, tentara kaum Muslim pun hebat di laut. Mu’awiyah adalah khalifah pertama yang melancarkan jihad melalui lautan. Kemudian pada masa Khalifah Abdul Malik, industri peralatan maritim untuk pertama kalinya dibangun di Tunisia.
“Dari sana, penaklukan atas Sisilia diberangkatkan,” demikian Ibnu Khaldun menceritakan dalam Muqaddimah-nya, “Dan pada masa itu pula ditaklukkan Qusharrat. Setelah itu di bawah Bani Ubaidi dan Bani Umayyah, armada Ifriqiyah dan Andalusia terus-menerus bergantian menaklukkan kota demi kota.”[14]

“Selama masa pemerintahan Daulah Islamiyah,” lanjut Ibnu Khaldun, “kaum Muslim menaklukkan seluruh sisi lautan. Kekuasaan dan dominasi mereka semakin luas. Bangsa Kristen tak dapat berbuat apa-apa terhadap armada kaum Muslim, di mana pun di laut Tengah. Sepanjang waktu, kaum Muslim mengarungi gelombang untuk menguasai semua semenanjung yang membujur di pantai Laut Tengah, seperti Mayorca, Minorca, Ibiza, Sardinia, Sisilia, Pantelleria, Malta, Crete, Cypus, dan semua provinsi Mediterranean Romawi dan Franka.”

Penaklukan dan penyebaran Islam yang begitu massif bukanlah semata-mata karena militer yang kuat, tetapi faktor utama semua itu adalah ideologi Islam. Motivasinya pun bukan lantaran memburu ghanimah (harta rampasan perang) atau sumber daya alam. Semua wilayah yang akan ditaklukkan sama di mata kaum Muslim, baik kaya maupun miskin. Seperti Afrika Utara yang tak punya kekayaan apa pun, kaum Muslim dengan penuh keyakinan masuk ke sana dan menyebarkan Islam.

Sungguh, suatu saat nanti musuh-musuh Islam akan terperangah menyaksikan kekuatan kaum Muslim bangkit kembali. Mereka akan menggenggam Timur dan Barat sebagaimana orang-orang sebelum merka. Islam akan masuk sedemikian cepat ke dalam setiap rumah dengan segenap kemuliaannya.

“Sungguh perkara agama ini,” demikian Rasul Saw mensabdakan dalam riwayat Imam Ahmad, “akan sampai ke seluruh dunia sebagaimana sampainya malam dan siang. Allah tidak akan membiarkan satu rumah pun, baik di tengah penduduk kota atau di tengah penduduk kampung, kecuali Allah akan memasukkan agama ini ke dalamya dengan kemuliaan yang dimuliakan dan kehinaan yag dihinakan; kemulian yang dengannya Allah memuliakan Islam dan kehinaan yang dengannya Allah menghinakan kekufuran.”
Wallahu a’lam bi ash-showwab.

[Kusnady Ar-Razi]

Endnotes:
[1] Hugh Kennedy dalam The Great Arab Qonquests, Alvabet, hlm. 75.
[2] Ibid, hlm. 75
[3] Semacam tank yang terbuat dari kayu
[4] Ibnu al-Qayyim juga menukil riwayat yang sama di dalam Zad al-Ma’ad, keduanya dari Ibnu Ishaq.
[5] Direktur atau yang mengelola departen tertentu.
[6] http://www.muslimdaily.net/wacana/3665/seni-membuat-pedang-di-era-khilafah
[7]http://www.lacasadelaespada.com/tiendas/catalogo/product_info.php/cPath/54/products_id/839?
[8] http://www.dakta.com/berita/nasional/1596/teknologi-pembuatan-mesiu-di-masa-khalifah.html
[9] Phiip K. Hitti dalam bukunya berjudul “History of The Arabs”, Serambi (Jakarta), hlm. 850.
[10] Felix Y. Siauw, sebagaimana tertulis dalam karyanya yang berjudul “Beyond The Inspiration”, Khilafah Press (Jakarta), hlm. 194.
[11] Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi,”Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah”, Pustaka Al-Kautsar (Jakarta), hlm. Xiii. Dikutip dari Lord Kinross pengarang buku “The Ottoman Centuries: The Rise and The Fall of Turkish Empire”.
[12] Philip K.Hitti, hlm. 408
[13] Ibid,hlm. 408
[14] Ibnu Khaldun dalam “Muqaddimah”, hlm. 316
[15] Ibid, hlm. 317
[16] Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Tamim Ad-Dari r.a.

Dunia Butuh Khilafah

Dunia adalah tempat di mana umat manusia,muslim dan non muslim,hidup.Dalam hidup,islam mengenal istilah khilafah.Khilafah adalah bentuk pemerintahan atau negara dalam islam(khalifah adalah kepala negaranya) yang di contohkan oleh rasulullah,khulafa'ur rasyidin dan para khalifah sesudahnya hingga keruntuhannya pada tanggal 3 maret 1924 di turki.Sejak saat itu,umat manusia,terutama umat islam,bagaikan anak yang kehilangan ibunya.dunia pun merasakan hal yang sama.Karena khilafah adalah kepemimpinan umum bagi umat manusia,yang menerapkan seluruh hukum Allah yang tercantum dalam al Qur'an dan as sunnah di segala aspek kehidupan.Dalam sejarah peradaban dunia,khilafah amat di butuhkan oleh umat manusia,bahkan pernah memimpin selama 13 abad.

MUSLIM BUTUH KHILAFAH

Umat muslim butuh khilafah karena dengan khilafah,mereka akan mendapatkan kemuliaan dan kelapangan hidup di dunia dan mendapatkan ridho dan rahmat dari Allah SWT dengan pahala dan surga di negeri akhirat.Tanpa khilafah,amat besar kerugian yang di derita umat muslim di berbagai negeri.Amat besar keuntungan yang di raih para imperialis kufur di berbagai negeri muslim dan non muslim;iraq,afghanistan,kashmir,palestine,pakistan,saudi arabia,myanmar,timor leste,dan lain-lain.Maka,amat besar pula kebutuhan umat muslim dengan adanya khilafah.Dan tatkala khilafah kembali tegak,niscaya janji Allah akan terealisir:

"Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman dan megrjakan amal sholih di antara kalian,bahwa Dia akan menjadikan merka berkuasa di muka bumi,sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa;Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhoi untuk mereka dan Dia akan benar-benar menukar keadaan mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.Mereka akan tetap menyembahKu dengan tidak menyekutukan sesuatu apapun dengan Aku.Siapa saja yang tetap kafir sesudah itu,mereka itulah orang-orang yang fasik."(Qs.an nuur:55)

NON MUSLIM BUTUH KHILAFAH

Non muslim butuh khilafah karena

1.kehampaan spiritualitas,ketiadaan aqidah shohih yang mampu menyelesaikan problem kehidupan mereka dalam segala aspek. Kesempitan hidup telah menjadikan sebagian manusia berbuat nekat dengan melakukan bunuh diri,pelecehan terhadap perempuan,penghancuran nilai-nilai moral,kemanusiaan,dan spiritual dalam diri mereka.Sebaliknya,mereka mendewakan individualisme,kepentingan

pribadi,materialisme,dan nafsu jasadiyah.Tanpa khilafah,kehidupan macam inilah yang mereka jalani.Hanya dengan khilafah,kehampaan spiritualitas akan terpenuhi dengan adanya akidah shohih yang mampu memecahkan problem hidup manusia dalam segala aspek,dan dengan adanya masalah keimanan,moralitas,dan kemanusiaan yang senantiasa menjadi poros pengkajian dan pemikiran dunia.Hanya khilafah dengan politik luar negerinya yang bebas aktif,da'wah islam akan menyebar luar ke penjuru dunia dan mendorong manusia untuk melihat kebenaran dan keadilan Allah dengan islamNya.Jika dengan ketiadaan khilafah saja Allah mampu menerangi manusia dengan cahaya islam dengan bertebarannya para mu'allaf,terlebih lagi jika khilafah eksis kembali.Lalu ratusan ribu bahkan jutaan manusia akan berbondong-bondong masuk dalam islam tanpa paksaan: "Jika pertolongan Allah dan kemenangan telah datang.lalu kamu menyaksikan manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepadaNya.Sesungguhnya Dia maha penerima taubat."(Qs.an nashr:1-3)

2.Hegemoni kapitalisme yang meneror dan menyiksa tidak hanya umat muslim tapi seluruh umat manusia. Ideologi kapitalis dengan azas fashlu diin anil hayah wad daulah alias sekulerismenya telah menjadi justifikasi bagi para pendiri dan pengemban nya untuk melakukan berbagai kekejaman atas nama demokratisasi di berbagai negeri,baik muslim danNonmuslim.Iraq,palestine,bosnia,kashmir,kosovo,ambon,afghanistan,lebanon,poso,chechnya,myanmar,dan belahan dunia lain adalah bukti nyata.Kapitalisme juga yang menjadi justifikasi bagi pemerintah AS dan sekutunya untuk mengeruk kekayaan negeri-negeri muslim seperti indonesia,arab saudi,iraq,dan negeri kaya lainnya seperti venezuela,timor leste,dan lain-lain.Inilah yang harus kita bayar dari perjuangan sia-sia demokrasi;dari,untuk dan oleh rakyat;dengan darah,harta karun kita yang terampas,dan harga diri yang tak ada nilainya.Kapitalisme juga yang telah menumbuhkan benih arogansi manusia 'fir'aun' abad 21 semacam George W Bush yang menyeru,"sesungguhnya aku adalah tuhanmu yang maha tinggi,..maka kalian tidak boleh memiliki pendapat lain kecuali pendapatku,...hanya ada dua pilihan bagi kalian:'charot'jika kalian berada di belakangku atau 'stick' jika kalian berada di balik para teroris itu(umat islam yang berjuang fii sabilillah)"..Tuhan macam inikah yang kini di dewakan oleh hampir seluruh pemimpin dan umat muslim kita?Tuhan macam inikah yang kini mereka takuti?bukankah Allah lagi yang mereka dewakan sebagi ilah yang tidak hanya mereka sembah tapi juga dengar,taati,dan takuti?mana syahadat mereka 'laa ilaaha ilallah Muhammadur rasulullah'?...Hanya khilafah yang akan meruntuhkan arogansi manusia semacam Bush.Hanya khilafah yang mampu menghapus imperialisme para penjajah di berbagai negeri di dunia.Hanya khilafah yang mampu merealisasikan pernyataan Umar Bin Khattab ra,"sejak kapan engkau memperbudak manusia padahal merka telah di lahirkan oleh ibu-ibu mereka sebagai orang merdeka?"..hanya khilafah yang mampu meletakkan nilai-nilai perlindungan atas umat manusia;darah,harta,kehormatan dan kemuliaan mereka sebagai manusia yang beradab dan bermartabat.Khilafahlah yang menghalangi peperangan yang sia-sia dan menjaga hak generasi-generasi yang akan datang terhadap lingkungan yang bersih tanpa polusi.Kepemimpinan umat manusia dalam daulah khilafah akan di serahkan pada para laki-laki muslim yang hati mereka telah dihidupkan oleh keimanan.Mereka tidak menginginkan kerusakan dan kesombongan di dunia.Mereka mengetahui bahwa kepemimpinan adalah tanggung jawab dan amanah yang akan di mintai pertanggung jawaban oleh Allah di yaumil hisab: "tahanlah mereka (di tempat pemberhentian)karena sesungguhnya mereka akan di tanya"(Qs.ash shaffat:24)

Walhasil, betapa besar umat manusia butuh kepemimpinan semacam ini. Maha benar Allah dalam firmanNya:"tiadalah kami mengutus engkau melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam"(Qs.al anbiya':107)

Saturday, December 11, 2010

Al Hadits


Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Jika aku boleh memerintahkan seseorang untuk menyembah yang lain, aku akan memerintahkan istri untuk menyembah suaminya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Friday, December 3, 2010

Daftar negara termiskin di dunia di mana anak-anak yang paling hidup sengsara

1. Ethiopia (GDP - per kapita: $ 700)
Ethiopia adalah penderitaan jenis baru krisis pangan, disebabkan oleh kombinasi mematikan dari kekeringan, dan harga pangan meroket. Tanaman telah gagal, binatang yang mati, dan keluarga tidak mampu membayar pokok dasar seperti jagung dan gandum sebagai harga telah meningkat lebih dari 175% dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut pemerintah Ethiopia, 75.000 anak balita gizi buruk dan akan mati jika mereka tidak menerima perawatan darurat.
2. Niger (GDP - per kapita: $ 700)
Di Niger, 50% kematian pada anak balita dari malaria

Malaria menyebabkan lebih banyak kematian setiap tahun di Niger antara anak-anak di bawah usia lima tahun daripada infeksi tunggal lainnya.

3.
Republik Afrika Tengah (GDP - per kapita: $ 700)
Hard hidup di semak-semak
Seperti anak-anak lain, ia tidak dapat menghadiri sekolah selama lebih dari setahun,

4. Guinea-Bissau (GDP - per kapita: $ 600)

Sejak tahun 2003, Anak-anak SOS Desa Guinea-Bissau telah semakin terlibat dengan organisasi masyarakat lokal untuk membantu penyediaan air minum, perawatan medis dan HIV / AIDS kampanye kesadaran. ).

5. Uni Komoro (GDP - per kapita: $ 600)
"Kurangnya pengetahuan adalah salah satu masalah penting bagi di Komoro," kata kepala Domoni Pusat Terapi Gizi, Maissara Chaharmane.
Menurut penelitian yang dilakukan pemerintah empat tahun lalu, lebih dari 42 persen dari anak usia Komoro menderita kekurangan gizi kronis, dan lebih dari satu dari setiap lima anak menderita kekurangan gizi parah.
Hanya sebagian kecil dari ibu-ibu yang tinggal di pulau-pulau menyusui bayi mereka.
6. Republik Somalia (PDB per kapita: $ 600)
meningkatnya jumlah anak-anak kurang gizi berjuang untuk bertahan hidup krisis ini sudah berlangsung selama 18 tahun.
Kondisi untuk anak-anak di negara tersebut memburuk pada tingkat yang mengkhawatirkan.Angka-angka terbaru menunjukkan proporsi anak-anak kurang gizi telah meningkat menjadi 20 persen sebagai akibat dari kekeringan yang parah, gagal panen, harga pangan dan hiperinflasi.
7. Kepulauan Solomon (GDP - per kapita: $ 600)
anak-anak yang ditinggalkan oleh kedua orang tua nya
8. Republik Zimbabwe (GDP - per kapita: $ 500)
Anak-anak dari Zimbabwe tidak asing dengan kata perjuangan,
Beginilah akibatnya jika Islam tidak diterapkan...

Thursday, December 2, 2010

K a t a k a n l a h :


Allohu ghaayatunaa
Ar-Rasuulu qudwatunaa
Al-Qur'aanu dusturunaa

Al-Jihadu sabiiluna

Al-Mautu fii sabilillah
Asma amaanina


Alloh adalah tujuan kami

Rasulullah teladan kami

Al Qur'an pedoman hidup kami

Jihad adalah jalan juang kami
Mati di jalan Alloh adalah cita-cita kami tertinggi


Subhanalloh, biarkan tetes-tetes air mata ini mengalir menjadi saksi betapa Rindu nya kami dengan tegaknya Islam dalam kehidupan...

Wednesday, December 1, 2010

Saat Kematian Memberi Salam Kepadaku

Aku tertegun ketika melihat sosok dengan wajah pucat dan disumpal dengan kapas pada mulut, hidung, dan telinganya. Yang terbujur kaku dihadapanku. Diselimuti dengan kain berlapis. Dia begitu mirip denganku. Di sekelilingnya orang-orang terisak nangis. Seorang perempuan yang mirip ibuku menangis tersedu-sedu ketika membuka kain penutup mukanya. Lalu dua perempuan lain yang sebaya dengannya menenangkan dia. Dan di sekitar rumahnya ada orang-orang yang menyesali kematiannya yang dianggap begitu cepat. Ada orang yang tidak percaya kalau dia telah wafat. Ada orang yang merasa kasihan pada dia dan keluarga yang ditinggalkannya. Suasana disitu begitu riuh oleh isak para pelayat. Di teras rumahnya seorang bapak menahan tangis lirih airmatanya. Dia mencoba terlihat tegar meski sebenarnya hatinya begitu lemah untuk menerima kenyataan yang ada. Disampingnya seorang temannya mencoba menemaninya, dan hal itu agak meringankan kesedihannya. Dia masih ingat, ketika dulu anaknya yang masih TK memenangkan lomba menggambar tingkat provinsi dan tentang cita-cita anaknya yang ingin menjadi presiden, dia begitu bangga. Betapa anaknya itu akan tumbuh menjadi sosok yang sangat luar biasa. Tak pernah dia berpikir kalau semua itu akan pupus pada usia anaknya yang masih 18 tahun. Sungguh tragis.

Tiba-tiba, sesuatu yang aneh bergerak dalam kepalaku. Ada sesuatu. Ini seperti rumahku. Hey !! Aku ingat, Aku kenal orang-orang ini. Perempuan yang menangis ketika membuka kain penutup muka itu adalah ibuku, dan bapak itu, itu adalah bapakku. Dan jasad yang terbaring itu, itu jasadku. Aku bingung. Benar-benar bingung. Aku sudah mati? Tidak! Ini pasti mimpi. Yah, ini pasti mimpi.

Lalu tiba-tiba aku merasa panas pada tubuhku. Sangat panas, lalu kemudian perlahan-lahan mulai sejuk. Seketika itu muncul sesosok laki-laki bercahaya dan berwajah tampan yang mengenakan jubah putih serta sorban yang juga berwarna putih di kepalanya. Dia menghampiri diriku.

“siapa gerangan tuan?” tanyaku kebingungan. “aku adalah amalmu yang akan menemanimu dalam kuburmu.” jawabnya, lalu ia tersenyum padaku.

Aku masih bingung.

Lalu di halaman rumahnya, terdapat sebuah pagar kain yang berbentuk segi empat 3X3 m, sepertinya itu adalah tempat bekas untuk memandikan jasadku. Tanahnya masih basah. Didalamnya masih terdapat sebuah altar yang beralaskan gedebong pisang. Aroma sabun masih menyengat di dalamnya. Di situlah jasadku dimandikan, di wudhukan sampai bersih dari segala najis dan kotoran.

Semakin banyak orang yang berdatangan mengucapkan belasungkawa. Ada yang hanya melihat saja, ada yang ikut sibuk mempersiapkan kain kafan dan lain-lain. Semua perabot di ruang tamu dikeluarkan. Lalu tak berselang lama, enam orang pria dengan tubuh kekar datang sambil memanggul sebuah keranda mayat. Orang-orang yang menghalangi jalan segera minggir. Lalu keranda itu diletakkan dipinggir jasadku.

Setelah itu, jasadku dikafani dan diletakkan pada keranda itu, kemudian orang-orang yang ku kenal yang adalah tetanggaku mengangkat keranda itu dan membawanya ke masjid terdekat dengan rumahku untuk dishalati. Di belakang para pengangkat keranda itu ada sepupu dan adik-adikku, Setelah dishalati, seorang ustadz yang masih ada hubungan darah dengan bapakku mulai berdoa dan berpidato meminta keikhlasan dari orang-orang yang ku kenal. “…. barang kali almarhum punya sangkutan mohon diikhlaskan. Bagi yang sangkutannya cukup besar dan tidak ikhlas jika merelakannya silahkan ungkapkan saja sekarang, agar almarhum merasa ringan di alam sana.”

Lalu, keranda yang berisi jasadku itu diantar menuju pekuburan terdekat. Di sana sudah disiapkan liang kubur untuk jasadku dengan ukuransekitar 2x1,5 meter dan kedalaman sekitar 2 meter. Iring-iringan orang yang mengantar kepergianku begitu banyak. Sampai ada yang tidak aku kenal sama sekali. Dan diantara orang-orang itu ada teman-temanku yang ikut mengantar jasadku. Dan hampir semua teman-teman perempuanku menangis, diantaranya adalah gadis yang sangat aku cintai. Yah, dialah pujaan hatiku, Fatimah az-Zahra. Namanya mirip dengan putri Rasulullah, dan dia begitu cantik. Dialah satu-satunya gadis yang ada di dalam hatiku. Meski aku tidak pernah mengungkapkan cintaku padanya secara terang-terangan, tapi dia tahu aku sangat mencintainya. Dan akupun tahu dia juga mencintaiku. Dan sungguh sangat ironis melihat cinta kami terpisahkan oleh maut.
Sampai disana, jasadku dikeluarkan dari keranda, dan di dalam liang kubur itu sudah bersiap-siap orang-orang yang akan menerima jasadku untuk mereka letakkan di tempat peristirahatan terakhirku. Dan secara perlahan tanah kuburan itu diletakkan pada jasadku, sampai akirnya tenggelamlah jasadku di tanah itu. Jasadku terkubur disitu. Kemudian pak ustadz membacakan doa lagi untukku. Dan orang-orang mulai beranjak pergi meninggalkan kuburku. Satu per satu mereka pergi. Mulai dari orang-orang yang tidak aku kenal, para tetangga, teman-temanku– juga Fatimah az-Zahra–, keluarga dekatku, dan disitu hanya tersisa ibu dan bapakku. Ibuku masih terisak-isak, sedangkan bapakku mencoba tegar dan menenangkan ibuku. Ingin rasanya aku memanggil mereka berdua, tapi itu sia-sia.

Akhirnya sepi, tempat itu menjadi sepi. Hanya gundukan tanah yang masih basah yang dimana jasadku bersemayam didalamnya. Kini aku sudah mati. Mungkin untuk beberapa hari aku masih diingat dan masih banyak orang yang berkunjung ke rumahku, tapi itu tidak akan lama. Pasti aku akan dilupakan. Aku tahu itu. Waktulah yang akan menjawabnya.
Selamat jalan untuk diriku yang telah wafat. Selamat tinggal untuk kedua orang tuaku, keluarga besarku, teman-temanku, guru-guruku, tetanggaku, dan selamat tinggal Fatimah az-Zahra gadis impianku. Semoga kau temukan pendamping hidup yang setia seperti Ali bin Abi Thalib. Aku mencintaimu, aku mencintai kalian semua.

Innalillahi wa inna illahi rojiun………….

Allah SWT telah berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35)

فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ
“Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya.” (An-Nahl: 61)
وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang ajal/waktunya.” (Al-Munafiqun: 11)

Wahai betapa meruginya seseorang yang berjalan menuju alam keabadian tanpa membawa bekal. Janganlah engkau, wahai jiwa, termasuk yang tak beruntung tersebut. Perhatikanlah peringatan Rabbmu:
وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
“Dan hendaklah setiap jiwa memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Al-Hasyr: 18)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan ayat di atas dengan menyatakan, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan lihatlah amal shalih apa yang telah kalian tabung untuk diri kalian sebagai bekal di hari kebangkitan dan hari diperhadapkannya kalian kepada Rabb kalian.” (Al-Mishbahul Munir fi Tahdzib Tafsir Ibni Katsir, hal. 1388)

Janganlah engkau menjadi orang yang menyesal kala kematian telah datang karena tiada berbekal, lalu engkau berharap penangguhan.
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, lalu ia berkata, ‘Wahai Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat hingga aku mendapat kesempatan untuk bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?’.” (Al-Munafiqun: 10)

Karenanya, berbekallah! Persiapkan amal shalih dan jauhi kedurhakaan kepada-Nya! Wallahu a’lam bish-shawab.

Meraih Surga Dengan Birrul Walidain


Allah subhanahu wata’ala berfirman, Artinya, "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa". (QS. Ali Imron: 133) Dan dalam ayat lain berfirman, artinya, "Dan untuk yang demikin itu hendaknya orang berlomba-lomba." (QS. al-Muthaffifin: 26) Dan dalam ayat lain Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat, Artinya, "Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja." (QS. ash-Shaffat: 61) Dalam ketiga ayat ini Allah subhanahu wata’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berlomba-lomba dan bersegera dalam mendapatkan Jannah (surga) Nya, Ada beberapa jalan untuk meraih Jannah, dan di antara jalan-jalan itu adalah Birrul Walidain (ta'at kepada orang tua). Cukup banyak ayat-ayat al-Qur'an yang menerangkan tentang itu. Bahkan dalam beberapa ayat, Allah subhanahu wata’ala merangkaikan ketaatan kepada orang tua dengan beribadah kepada-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak,…" (QS. an-Nisa: 36) Dan juga Dia subhanahu wata’ala berfirman, artinya, "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya." (QS. al-Isra: 23) Diulang-ulangnya ayat yang menerangkan berbuat baik kepada orang tua, dan dirangkaikannya ketaatan kepada keduanya dengan ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala menunjukkan tentang keutamaan 'Birrul Walidain' (berbakti kepada orang tua). Hal ini juga didukung dengan beberapa hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menerangkan tentang keutamaan 'Birrul Walidain', di antaranya adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu bertanya, "Ya Rasulullah! Siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli dengan baik? "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Ibumu". Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Ibumu" Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Ibumu". Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Bapakmu". (HR. Bukhori kitab al-Adab & Muslim kitab al-Birr wa ash-Shilah) Dan dalam hadits lain disebutkan, artinya, "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta ijin kepadanya untuk ikut berjihad. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Dia menjawab, "Ya". Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya, "Berjihadlah (dengan berbakti) pada keduanya." (HR Bukhori kitab al-Adab & Muslim kitab al-Birr wa ash-Shilah) Keutamaan 'Birrul Walidain' yang lain adalah bahwa hal itu merupakan sifat para Nabi'alaihimussalam. Allah subhanahu wata’ala mengisahkan tentang Nabi Ibrahim 'alaihissalam dalam firman-Nya, artinya, "Ibrahim berkata, "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku." (QS. Maryam: 47). Juga pujian Allah subhanahu wata’ala kepada Nabi 'Isa 'alaihissalam, artinya, "Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku sebagai seorang yang sombong lagi celaka." (QS. Maryam: 32 ) Itulah sirah dan sikap para Nabi 'alaihimussalam kepada orang tua mereka, dan jalan mereka itulah jalan yang lurus/ shirathal mustaqim, yang selalu kita minta dalam setiap shalat kita. Dan inilah salah satu jalan untuk meraih surga. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa berbuat baik kepada keduanya bukan berarti kita harus melaksanakan semua perintah mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya dengan baik, dan ikutlah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Luqman:15) Sa'ad bin Waqqoshradhiyallahu ‘anhuberkata, "Diturunkan ayat ini (QS. Luqman: 15) berkaitan dengan masalahku. Dia berkata, "Aku adalah seorang yang berbakti kepada ibuku, maka tatkala aku masuk Islam, dia berkata, "Wahai Sa'ad apa yang aku lihat dengan apa yang baru darimu?" "Tinggalkan agama barumu itu kalau tidak, aku tidak akan makan dan minum sampai aku mati sehingga kamu dicela dengan sebab kematianku dan kau akan dipanggil dengan wahai pembunuh ibunya". Maka aku katakan kepadanya, "Jangan kau lakukan wahai ibuku, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan agamaku ini untuk siapa saja". Maka dia (ibu Sa'ad) diam, tidak makan selama sehari semalam, maka dia kelihatan sudah payah. Kemudian dia tidak makan sehari semalam lagi, maka kelihatan semakin payah. Maka tatkala aku melihatnya aku berkata kepadanya, "Hendaklah kau tahu wahai ibuku, seandainya kau memiliki seratus nyawa, dan nyawa itu melayang satu demi satu, maka tidak akan aku tigggalkan agama ini karena apapun juga, maka kalau kau mau makan makanlah , kalau tidak maka jangan makan". Lantas diapun makan." (Tafsir Ibnu Katsir) Allah subhanahu wata’ala menyediakan balasan/ pahala yang besar bagi siapa yang taat pada orang tuanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya, "Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua." (HR Tirmidzi kitab al-Birr wa ash-Shilah, dishahihkan oleh al-Albany). Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, "Apakah perbuatan yang paling utama?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Iman kepada Allah dan RasulNya". "Kemudian apalagi?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Berbuat baik kepada Orang tua." Kemudian apalagi?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Berjuang di jalan Allah." (HR. Bukhari kitab al-Hajj dan Muslim bab Bayan kaunil iman billah min afdhailil a'mal) Dan pahala yang besar ini tidak mudah diperoleh kecuali dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada orang tua kita. Ada beberapa kewajiban kita terhadap orang tua, di antaranya: Yang pertama: Berbuat baik kepada keduanya baik dengan perkataan atau perbuatan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, Artinya, "Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "Ah", dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS: al-Qur'an-Isro: 23) Yang kedua: Rendah hati terhadap keduanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, Artinya, "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan". (QS: al-Isro: 24) Yang ketiga: Mendoakan keduanya baik semasa hidupnya ataupun sesudah meninggalnya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, Artinya, "Dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (QS: al-Isro: 24) Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Apabila anak Adam mati maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak soleh yang mendoakannya." (HR. Muslim kitab al-Washiyyah) Yang Keempat: Mentaati keduanya dalam kebaikan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, Artinya, "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu , maka janganlah kamu mengikuti keduanya , dan pergaulilah keduanya dengan baik". (QS: Luqman: 15) Yang Kelima: Memintakan ampun bagi keduanya sesudah meninggal, yaitu apabila meninggal dalam keadaan Islam. Allah subhanahu wata’ala berfirman menceritakan tentang nabi Ibrahim ’alaihissalam Artinya, "Ya Tuhan kami beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab/ kiamat". (QS Ibrohim: 41) Juga firman-Nya tentang Nabi Nuh ’alaihissalam, Artinya, "Ya Tuhanku ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang beriman laki-laki dan perempuan." (QS: Nuh: 28) Yang Keenam: Melunasi hutangnya dan melaksanakan wasiatnya, selama tidak bertentangan dengan syari'at. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membenarkan ucapan seorang wanita yang berpendapat hutang ibunya wajib dilunasi, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menambahkan bahwa hutang kepada Allah subhanahu wata’ala berupa shaum nadzar lebih berhak untuk dilunasi. Yang Ketujuh: Menyambung tali kekerabatan mereka berdua, seperti: Paman dan bibi dari kedua belah pihak, kakek dan nenek dari kedua belah pihak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya sebaik-baik hubungan/ silaturahim adalah hubungan/ silaturohim seorang anak dengan teman dekat bapaknya." (HR. Muslim kitab al-Qur'an-birr wash shilah).