Tuesday, September 30, 2014

Seribu Mimpi

Azan magrib menyapa di balik renyai gerimis 
Memanggil tiap hamba untuk sujud di awal malam ini
Menegur jiwa agar kembali mensucikan diri, hingga merenung pada sisa usia yang telah dihabiskan
Memang, seribu mimpi fatamorgana pernah singgah . Menyemangati langkah, membarakan asa
Namun..
Tidak lagi kini.. seribu mimpi dunia meredup perlahan berganti
Saat Nur Islam menyinari akal&naluri
Tak pelak, semuanya total berganti. Arah kompas kehidupan berubah dari ujung ke ujung
Meski banyak orang yang bertanya-tanya heran tidak mengerti. Lalu mengujimu dengan berbagai macam kata dan tingkah,
Seolah langit dan bumi menyempit, mendekapmu dalam kelabu nya hari dan nyeri nya waktu.

Azam tidak terusik, namun sedikit bergumam dalam sunyi,
‘Allah, ridhoi & istiqomahkan pada pilihan ini…’

-Pilihan saat ini adalah penentu masa depan. Masa depan yang kekal bernama kampung akhirat-


Thursday, September 25, 2014

***

Jejak seperti apa yang tetap tergoreskan, Pada liku jalan yang pernah ada?
Meski garis hilang sayu, tetap pernah tertata dalam lusinan mimpi, tetap tidak akan lenyap.
Meski sepi berganti ramai, atau ramai berganti sepi, lalu senja hilang perlahan, semuanya sama. Menyerbak layaknya bunga mekar.
Tentu tidak selamanya hidup, bilamana duka tersisih, pasti akan datang hari penuh cita.. hari dimana semuanya terganti, dari gelap menjadi terang, dari hitam menjadi berwarna, dari sempit menjadi lapang kekal selamanya..


Monday, June 30, 2014

Love u all coz Allah

Apa kabar sahabat-sahabat? Bagaimana kabarmu disana? Apakah kondisimu masih sama seperti saat kita berpisah?
Ada rentetan pertanyaan yang memenuhi benakku, kadang ia hadir menemani mimpi-mimpi. Masihkah semangat juang menggelora dalam dadamu? Masihkah engkau setia berteman dengan gemericik air wudhu di sepertiga malam? Masihkah alqur'an, kitab serta buku tsaqafah menemani subuh dan malam mu? Masihkah  di tiap hela nafas,hatimu sibuk dengan dzikir penghambaan kepadaNya? Masihkah tawadhu’ menghiasi wajahmu yang bercahaya itu?
Aku berharap tidak ada yang berubah… justru semakin bertambah baik.. sama halnya engkau yang sedang melawan arus kehidupan yang kuffur, aku pun juga begitu. Meski dunia menjauhi, yakinlah dengan mengingat KemuliaanNya akan membuat kita tidak peduli dengan dunia yang semu. Kokohkan pegangan kita pada Tali agamaNya yang menyelamatkan.  Hiasi waktu-waktu saat do’a diijabah dengan saling mendoakan, karena hal itu membantu menyelamatkan.
Ah, taukah engkau sahabat-sahabatku, betapa rindunya aku pada kalian… saat kita sama-sama mendamba kehidupan islami. Tumbuh bersama dan bergandengan erat dengan keimanan yang menghangatkan hati. Saat al walla wal barra sepenuhnya kita sandarkan kepada ridho serta murkanya, betapa tenang dan nyamannya jiwa. Belum pernah seumur hidup merasakan hal yang seindah ini, apakah kalian juga begitu? Taman-taman syurga tempat mengkaji ilmu agama, bagiku tidak ada tempat sebaik itu di dunia. bahkan bangku kuliah yang rasanya menantang pun takluk dengan indah dan berkahnya pengajian ilmu.
Dalam hening malam ketiga Ramadhan kali ini, kembali memoryku berputar pada masa-masa itu. Aku tidak mengerti mengapa memory ini sulit terkurangi.. rupanya memang bersahabat denganmu menyenangkanku… Hal-hal yang membuat sedih nyaris tidak berbekas. yang tersisa dihatiku tinggal kebaikan-kebaikan yang membahagiakan. Semoga begitu juga denganmu
Entah kapan dapat berkumpul kembali, saat jarak menjadi sebab tidak bertemu. Juga satu dua perkara menjadi alasan syar’i untuk tidak pergi. Kita bukan lagi seperti burung-burung yang berterbangan bebas diangkasa.. pergi lalu pulang sebentar saja, tidak sesederhana itu lagi. Kini road map hidup mulai semakin tertata. Lewat munajat padaNya, aku menitipkan segenggam rindu, semoga Allah berkenan mengumpulkan kita kembali di jamuan jannahNya. Kemuliaan padamu saudari-saudari semabda.. pejuang syari’ah Khilafah yang ikhlas. Do'akan agar tetap istiqomah.

Love never end








Tuesday, May 13, 2014

Bukan Jalan Biasa


Jalan ini bukan jalan orang biasa, yang akan sanggup dilewati oleh setiap orang yang tidak faham benar tentang tujuan ia dihidupkan. Jalan ini jalan istimewa, penuh onak dan duri yang senantiasa menguji. Jalan ini milik orang-orang pilihan, jalan yang tidak memberikan dunia sebagai imbalannya, namun sesuatu yang tidak nampak oleh mata biasa namun dapat kita lihat penjelasannya di Ayat cintaNya (al Qur’an). Jalan ini jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang pandangan mata dan hati nya sudah jauh ke syurga.
Jalan ini tidak mudah, namun memberikan kebahagiaan hakiki. Yang orang-orang  akan bertanya-tanya mengapa engkau tetap ingin melewatinya meski jiwa ragamu taruhannya? Yang orang akan terheran-heran akan sebuah perjuangan yang tidak terbayar materi, populeritas atau embel-embel dunia lainnya.
Ya, memang bukan itu yang dicari. Bukan dunia dengan segala kegemerlapannya yang menjadi tujuan dan harapan. Namun, jalan yang penuh keridhoan, meski banyak orang akan tidak berkenan. Bukankah hanya ridhoNya yang diharapkan? Kelak di akhirat, penghisaban datang pada setiap diri, maka tanyakan pada diri sendiri, jika waktu itu datang, apakah wajah ini termasuk wajah yang bercahaya karena iman atau wajah yang hitam menunduk penuh penyesalan? 

Monday, May 12, 2014

Moment


Moment 1 : ‘ting‘ pukul 20.30 wib tanda masuk sms terdengar, segera dibuka sms tersebut, ternyata berasal dari anak teman, ‘ummi, Amei ada PR bahasa Inggris, mama udah lupa. ajarin ya mi?’ ‘deg’ rasanya dalam sekali... ‘Ummi Tika, Amei mau panggilnya ummi aja ya… !’.. ‘tante aja ya ce…?’ ‘kan tante belum jadi ummi… ‘ jawab saya. ‘Enggak, Ummi aja!’. Hmm.. akhirnya dalam keseharian Amei panggilan ini melekat dan mulai terbiasa walaupun ada getaran tersendiri.

Moment 2 :  ‘Bunda.. Bunda.. Bunda..  bu, ada bunda.. ‘ dua orang anak kembar adorable Adil dan Adnan yang baru ku kenal beberapa hari yang lalu itu memanggil kearahku, kemudian aku menoleh ke kiri dan kanan, apakah bunda nya ada di sampingku? Sehingga kedua anak kembar tersebut berteriak girang sekali.. oh bukan… ternyata ibunya ada di dalam rumah dan kemudian keluar ikut menyapaku.. ‘bunda, ayo mampir dulu, mau hujan lho bun..’ ‘iya bunda, si kembar juga menyahutnya.  Masya Alloh.. apa tidak salah ini, sejak kapan saya sudah menjadi bunda??$$
Ya,  ‘bunda’ itu bukan panggilan mereka kepada ibu nya tetapi mereka memanggilku dengan ‘bunda’! termasuk ibunya juga. Suatu hari pernah berjalan bersama adek melewati rumah si kembar, kemudian mereka berteriak lagi ‘Bunda…’ kemudian berebutan salaman. ‘deg lagi’ rasanya dalam sekali… kak, kok dipanggil bunda? Kata adekku tidak percaya dan sambil ketawa geli…ya memang begitu adanya J  kalau dipanggil ibu mungkin sudah biasa, karena bentuk sapaan umum, nah ini ummi, bunda… tapi ya, harus diakui, memang damai sekaligus lucu sekali rasanya :D dan panggilan ini akhirnya mulai terbiasakan sampai sekarang. 
Salam sayang Amei, Adil, dan Adnan :))


Sunday, May 4, 2014

Berilmu

Masih banyak orang tua saat ini yang beranggapan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi, termasuk orang-orang tua tionghoa karena ujung-ujungnya anak perempuan hanya akan kembali ke dapur. Tamat SMA lebih baik segera menikah saja, habis perkara.
Keluhan ini sempat disampaikan oleh sepupu-sepupu perempuan dari keluarga ayah yang tidak didukung keluarganya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,  ini pula yang sempat saya alami menjelang kelulusan SMA, dan pemahaman tersebut jelas menjadi suatu hal yang menyulitkan bagi anak-anak perempuan yang berprestasi, mencintai pendidikan, juara kelas bahkan juara umum dari tahun ke tahun, mewakili sekolah dalam setiap olimpiade-olimpiade, perlombaan akademik dsb. Bisa terbayangkan bukan kesedihannya? Karena keumuman di tempat kelahiran, anak-anak peranakan tionghoa terkenal jenius di sekolah, sekian rentetan juara hampir semuanya milik mereka. Termasuk anak-anak perempuannya, bisa jadi ini dikarenakan ketekunan dalam belajar. Kompetisi juara menjadi hal yang mewarnai sekolah. Selain anugerah, jelas ini juga masuk ranah pilihan untuk menjadi istimewa atau biasa-biasa saja.

Friday, May 2, 2014

Note 4 sisters

Rasa malu sudah dibuang jauh, padahal setelah iman yang menjadi benteng, malu menjadi perisai kehormatan.
Pacaran : Mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata dan aktivitas satu ini, karena pacaran telah dianggap sesuatu yang wajar di kalangan anak muda, dr SD-SMP-SMA-bahkan Perguruan Tinggi sekalipun.  Dan mirisnya, justru muncul anggapan aneh, bagi anak muda  yang tidak pacaran berarti ‘ketinggalan zaman’, ‘jual mahal’, ‘gak laku’. Bagi yang gampang terprovokasi jelas ini menjadi bensin yang menghidupkan api, seolah-olah malu jika tidak berpacaran, akhirnya ikut-ikutan pacaran.

Sunday, April 27, 2014

Yai


Jelang tengah hari, gerombolan anak-anak kecil berlarian datang mengaji ke rumah Yai (kakek) dan Nyai (nenek). Di muka pintu, ucapan salam anak-anak sahut menyahut riuh, ‘assalamu’alaikum Yai, Assalamu’alaikum Nyai, ada juga yang mengucapkan separuh fasih ‘assemelekom Nyai, Yai..’

Thursday, April 24, 2014

##

Sekian bait teralun datar, mungkin karena seringnya didengarkan dan rasanya tidak berbeda seperti saat pertama kali mendengarnya. Muncullah suara-suara dari nada yang disisihkan untuk di dengar kembali, meski lagu itu bermanfaat untuk mengingatkan namun ada kalanya enggan pula untuk terus diputar, ada kala hening lebih menenangkan. Lagu-lagu keheningan itu bernama sunyi yang mengingatkan pada kesalahan, menyiram semangat untuk terus meraih ketaatan, juga menyatukan puzzle-puzzle mimpi yang akan direalisasi esok hari. Pagi pun didamba, karena ada matahari yang terang. Terus bersinar wahai matahari, aku menunggu besok engkau datang menyapa.. dan menggantikan malam yang panjang ini. Namun tetap kata-kata pun agak sulit mendeskripsikannya. Banyak hal yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata yang memang terbatas. jika malam datang semua menjadi sepi, lagu-lagu pengingat diputar untuk menghalau kesunyian, namun lagu sunyi tetap menguatkan hati.