Tuesday, September 30, 2014

Seribu Mimpi

Azan magrib menyapa di balik renyai gerimis 
Memanggil tiap hamba untuk sujud di awal malam ini
Menegur jiwa agar kembali mensucikan diri, hingga merenung pada sisa usia yang telah dihabiskan
Memang, seribu mimpi fatamorgana pernah singgah . Menyemangati langkah, membarakan asa
Namun..
Tidak lagi kini.. seribu mimpi dunia meredup perlahan berganti
Saat Nur Islam menyinari akal&naluri
Tak pelak, semuanya total berganti. Arah kompas kehidupan berubah dari ujung ke ujung
Meski banyak orang yang bertanya-tanya heran tidak mengerti. Lalu mengujimu dengan berbagai macam kata dan tingkah,
Seolah langit dan bumi menyempit, mendekapmu dalam kelabu nya hari dan nyeri nya waktu.

Azam tidak terusik, namun sedikit bergumam dalam sunyi,
‘Allah, ridhoi & istiqomahkan pada pilihan ini…’

-Pilihan saat ini adalah penentu masa depan. Masa depan yang kekal bernama kampung akhirat-


No comments:

Post a Comment