Friday, September 24, 2010

Dimanakah al-Mu’tashim untuk Menghalangi Pembakaran al-Quran di Amerika?



Media massa memberitakan bahwa seorang pendeta yang disebut Tery Jones, seorang yang hina diusir oleh teman-temannya dari gereja Jerman. Sebelumnya ia telah divonis bersalah oleh pengadilan Jerman dan divonis bersalah telah melakukan manipulasi. Pendeta Tery Jones bertekad membakar mushhaf al-Quran al-Karim bersama dengan pendukungnya yang tidak lebih dari puluhan orang di Dove World Outreach Center sebuah gereja di Florida pada hari Sabtu dalam peringatan 11 September 2001. Sebagian pejabat barat meneteskan air mata penyesalan atas rencana perbuatan pendeta Jones itu untuk menampakkan protes dan kecaman mereka terhadap perbuatan itu seraya menegaskan bahwa mereka menghormati agama Islam.

Orang yang memperhatikan sejarah hubungan barat dengan Islam akan menemukan bahwa politik metodologis yang ditempuh sejak berabad-abad dan diterapkan oleh persekutuan kekuasaan gereja dengan kekuasaan politik bertujuan menciptakan kebencian yang berurat berakar di dalam hati barat terhadap Islam dan pemeluknya.

Contoh paling jelas dari hal itu adalah sikap Kanselir Jerman Angela Merkel yang menggambarkan rencana pembakaran al-Quran hari Sabtu dalam peringatan 11 September itu sebagai “sama sekali tidak menghormati, ofensif dan salah”. Ia mengatakan bahwa kebebasan “selalu berkaitan dengan tanggungjawab”.

Berkaitan dengan ucapannya itu, maka dahulu ia memberi penghormatan kepada penjahat Denmark yang menistakan Nabi saw ketika menyebarkan kartun penghinaan, ucapannya itu dikeluarkan dalam perayaan Rabu sore tanggal 8 September 2010 di depan federasi A 100 di depan berbagai media massa di kota Postdam Jerman. Kenyataannya, pendeta Jones itu, seandainya ia tidak mendapati semua dukungan dari berbagai organisasi berkuasa dan media-media massa yang menjadi kepanjangan tangan mereka yang menguatkan api kebencian dan kedengkian terhadap Islam dan kaum muslim, niscaya tidak ada seorangpun di dunia yang mendengarkan kedunguannya. Akan tetapi, langkah Jones itu sebenarnya bergerak dalam melayani politik imperialisme barat, di mana Amerika menghadapi serangkaian krisis yang ia tidak bisa keluar dari krisis itu kecuali di atas jasad dan darah umat Islam dan perampokan kekayaan mereka. Dari sini ada kebutuhan terus menerus untuk menciptakan hantu dan monster bahaya Islami setelah runtuh dan lenyapnya bahaya komunisme.

Pernyataan Merkel yang bernada tinggi di depan media massa itu merupakan bukti terbesar atas kemunafikan Merkel dan kemunafikan politik barat. Kemunafikan itu hanya bisa diimbangi oleh kemunafikan dan kebohongan pernyataan para pejabat Amerika bahwa mereka menghormati Islam, bahkan sebagian dari mereka pergi menghadiri buka puasa ramadhan.

Jhon Brennan penasehat senior Obama untuk urusan terorisme menyatakan dan ia memeriksa lembaran-lembaran dokumen strategi keamanan yang baru yang diumumkan oleh presiden Obama pada akhir bulan Mei lalu bahwa Amerika Serikat “tidak menganggap dirinya sedang berperang melawan Islam”. Ia mengklaim “kami tidak akan dan tidak akan pernah selamanya berada dalam perang melawan Islam”.

Adapun terbunuhnya ratusan ribu kaum muslim baik laki-laki, perempuan dan anak-anak di Irak, Afganistan, Palestina dan Lebanon maka kami tidak tahu semua itu dianggap apa oleh Mr. Brennan? Bisa jadi ia tidak menganggapnya lebih dari takdir (biaya) tak terelakkan (manifest destiny) -ungkapan Amerika sebanding dengan “beban laki-laki kulit putih” (The White man Burden), sebuah ungkapan Inggris yang menjustifikasi pembangunan kekaisaran Inggris di atas jutaan korban selama invasi imprialisme pada abad ke sembilan belas-. Perang terhadap Islam dan kaum muslim tidak pernah berhenti sejak Nabi saw diutus. Hal itu ditegaskan oleh mantan presiden AS, Bush, dengan menggambarkan sebagai “perang salib”. Saat ini kita hidup dalam bagian-bagian yang mengerikan dalam bentuk pendudukan, pembunuhan, pencacian Nabi kekasih kita, pembakaran al-Quran al-Karim, pelarangan hijab dan syiar-syiar Islam lainnya. Maha benar Allah SWT yang berfirman:

قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآياتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ

Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS Ali Imran [3]: 118)

Wahai Kaum Muslim

  • Beredar dalam ucapan sebagian orang bahwa perbuatan orang rendahan itu menghinakan dan merendahkan dia dan kaumnya serta menelanjangi aib dan kemunafikan peradaban barat. Meski perkataan itu benar, namun itu bukan pokok bahasannya. Pokok bahasannya adalah hukum syara’ yang wajib ditebus oleh kaum muslim dengan darah dan nyawa, dan yang wajib menghalangi kelancangan orang-orang hina terhadap kehormatan agama bahkan kehormatan kaum muslim sebagaimana yang terjadi dalam kejadian pelanggaran yang dilakukan oleh seorang Yahudi terhadap kehormatan seorang wanita. Hal itu merupakan pelanggaran perjanjian bani Qainuqa’ dengan Rasulullah saw, maka Rasul pun mengusir mereka dari Madinah Munawarah.

  • Jika kaum muslim sibuk “berkoar” dibelakang tuan mereka yang ada di istana-istana barat dari pada membela agama Allah, bahkan mereka justru berlomba dalam memerangi Allah dan Rasul-Nya untuk menyenangkan Amerika dalam apa yang disebut perang melawan terorisme, maka kewajiban syar’inya adalah umat wajib mencabut para penguasa itu dan selanjutnya membaiat seorang imam yang memerintah menurut Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dan menerapkan hukum-hukum syara’, melindungi kemuliaan kaum muslim dan mempertahankan kehormatan dan kemuliaan mereka, agar orang-orang hina tidak berani lancang terhadap mereka.

  • Kewajiban terendah dan segera bagi umat Islam seluruhnya adalah hendaknya mereka tidak tidur hingga para duta negara-negara imperialis diusir dari negeri-negeri kita. Dan hendaknya mereka mengumumkan jihad untuk mengusir semua pengaruh militer barat agressor di negeri-negeri kaum muslim. Kaedah syar’i menyatakan “suatu kewajiban tidak akan sempurna kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya wajib”. Dan bahwa hal itu tidak akan sempurna di bawah penguasa yang menjual diri mereka kepada setan, maka Islam mewajibkan untuk mencabut kekuasaan mereka hari ini, bukan besok; dan membaiat seorang penguasa yang memerintah menurut apa yang telah diturunkan oleh Allah, menjunjung tinggi panji jihad, memimpin armada kaum muslim untuk membebaskan negeri-negeri yang diduduki di Irak, Afganistan, Palestina dan lainnya. Juga mengambil langkah tegas yang membuat para penguasa negara-negara barat berpikir ulang seribu kali sebelum berani lancang terhadap kehormatan dan syiar-syiar Islam baik dalam bentuk pembangunan masjid atau pelaksanaan kewajiban syar’i dalam berhijab dan lainnya. Pada saat itu seorang muslim tidak perlu hidup dalam kerendahan dan ketidakadilan di masyarakat barat yang menyerang agamanya pagi dan petang.

Allah SWT berfirman:

كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS Mujadilah [58]: 21)

Utsman Bakhash

Direktur Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir

(sumber : Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir; No : 1431 H / 13; Tanggal: 30 Ramadhan 1431 H / 09 September 2010 M)

No comments:

Post a Comment