Sejak saya [Thalib
‘Awadalloh] memulai menuliskan episode memoar ini, saya selalu dilanda
gelombang besar duka dan kesedihan setiap kali saya mengingat-ingat satu memoar
atau menulis satu alinea. Karena saya tahu bahwa saya akan melupakan banyak
orang dan banyak kejadian bagaimanapun kuatnya saya berupaya mengingat-ingat
kembali kebaikan dari orang-orang itu.
Mereka
bukan hanya pengemban dakwah. Lebih dari itu, mereka adalah barisan orang-orang
terpilih dari umat. Bagaikan tahi lalat cantik yang tidak ada satu mata pun
yang kuasa meluputkannya. Cahaya memancar dari bibir-bibir mereka. Lisan mereka
senantiasa mengucapkan dalil-dalil al-Quran. Mereka adalah barisan orang-orang
pilihan di bawah kepemimpinan pembaharu (mujaddid) Pemikiran Islam abad 20,
Syeikh Taqiyyuddin an-Nabhaniy –rahimahulloh–.
>>>kisah
lengkapnya Silahkan Klik Judul dibawah ini dan download :