Ketidaktegasan pemerintah menuntaskan masalah ini melahirkan kekecewaan pada umat. Seperti yang diberitakan dalam berbagai media bahwa pada hari Ahad pagi, 6 Februari 2011 lalu, terjadi bentrokan antar anggota Jemaat Ahmadiyah dan warga di kampung Pendeuy, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinisi Banten. Akibatnya, delapan orang menjadi korban, tiga diantaranya tewas.
Ini adalah bentrokan yang terjadi untuk kesekian kalinya. Sebelumnya, bentrokan serupa terjadi di Ciampea-Bogor, lalu di Desa manis Lor, Kuningan, dan yang terakhir pada 29 januari, terjadi di Makassar.
Bentrokan di Cikeusik dan di tempat lainnnya dipicu oleh fakta, bahwa Jemaat Ahmadiyah tidak mengindahkan larangan untuk beraktivitas sebagaimana disebutkan dalam SKB Tiga Menteri (Menteri Agama, jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri) Nomor 199 Tahun 2008. SKB itu mengatur atas larangan, peringatan dan perintah kepada penganut, anggota, dan anggota pengurus JAI sepanjang mengaku beragama Islam untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajatan Islam, yaitu penyebaran paham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad Saw.
Ketiadaan institusi penjaga aqidah umat (baca : Khilafah) benar-benar telah membawa kesengsaraan pada umat, atas nama kebebasan dan humanisme yang modern, aksi menghalangi peribadatan Ahmadiyah bisa dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Inilah yang terjadi ketika ide sekularisme, pluralisme, dan liberalisme diterapkan di negeri ini. Pemerintah pun tidak tegas dan berani menangani kasus tersebut. Makna Penodaan agama dan kebebasan beragama pun tersamarkan, padahal sangat jelas perbedaan antara kedua nya. Ahmadiyah adalah aliran menyimpang yang sangat berbahaya. Kaum Muslim butuh negara yang mampu menjamin keselamatan akidah umat dari segala gangguan dan perusakan oleh orang kafir. Itu semua hanya bisa terwujud dalam bingkai Khilafah yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang amanah, Khalifah. Hanya dengan itu Ahmadiyah akan enyah dari muka bumi ini.
No comments:
Post a Comment