Jum’at
sore, Jatinangor redup karena mendung. Angin bertiup kencang menerbangkan debu jalanan. Tak lama turun hujan rintik-rintik dengan angin yang bertiup ke
wajah, ku biarkan ia, air bersih yang turun dari langit Mu. Terlintas kembali
ingatan beberapa tahun silam. Bagaimana seruan keimanan memanggilku, mengetuk
qalbuku, menyinari dada ku dengan cahaya kebenaran agama Mu. Aku tak mungkin
berpaling, tak mungkin berbalik.. kan ku genggam hingga sampai akhir hayatku. Kan
ku jaga sampai nafas terhenti. Bersabarlah duhai hamba, engkau hanya seorang
musafir yang tak akan berlama-lama di dunia, sebutir debu yang Alloh muliakan
dengan agamaNya, engkau kerdil di hadapan keMahaanNya. Bersabar dan tegarlah!
No comments:
Post a Comment