Ada mitos di keluarga
ibu, bahwa makanan menentukan bagaimana kita kedepannya, termasuk memilih
bagian tubuh daging ayam, burung, dan hewan unggas yang halal dimakan lainnya. Ibu
melarang kami (saya dan adik perempuan) untuk memakan sayap ayam yang telah
dimasak karena menurut petuah orangtua dulu bahwa memilih sayap untuk dimakan
berarti setelah dewasa akan sering merantau, jauh dari orang tua termasuk
mendapat suami yang orang jauh pula karena sayap itu adalah organ tubuh hewan
yang identik untuk terbang,,, (jadi kepikiran sekarang, ayam dan itik kan gak
bisa terbang yah :D) tapi tetap saja menurut ibu, menjadi hal yang ‘pantang’ anak
perempuan untuk memilih sayap ayam karena akan jauh dari orangtua. bagi kami,
larangan itu tak menjadi penghambat untuk tetap mengkonsumsi sayap ayam,
semakin dilarang rasanya semakin enak, wkwkwk… :D jadilah sampai sekarang
kebiasan dan kesukaan itu melekat pada kami.
Kekhawatiran ibu
terealisasi sudah, kami dua beradik setelah lulus SMA, melanjutkan kuliah ke
tempat yang cukup jauh dari rumah, apalagi saya, harus menyebrang pulau,
lautan, tanpa sanak saudara yang dikenali, berbekal tekad yang kuat untuk
menuntut ilmu, tekad yang telah mengepal kuat, menyatu dengan ombak yang
seringkali menerjang kapal, menyatu dengan awan mendung yang menyibak pesawat..
hmm, semuanya telah terkokohkan dan tidak bisa diganggu gugat. Dan kembali setelah lulus pun, kaki terasa
tidak bisa hanya duduk diam di kampung halaman, orangtua dengan berat hati lalu
diizinkan merantau kembali, kadang-kadang ibu bercanda : ’nah inilah jadinya anak
perempuan kalo suka makan sayap ayam, merantau terus inginnya :D’
Hmm, kalo difikir-fikir
lagi, apakah benar perkataan ibuku bahwa sayap ayam menjadi penyebab orang suka
merantau ? rasa-rasanya bukan bu, bukan karena sayap ayam itu anakmu ini senang
merantau, tapi cahaya Islam yang membawaku untuk terus mencarinya, mengejar
agar diri ini terus tersinarkan nurNya, agar tidak nyaman dalam kegelapan dan aku
ingin pulang dengan menyampaikan dan menyejukkanmu serta karib kerabat. Aku tidak
nyaman hidup brsahabat dan tunduk dengan dunia, ingin ku tantang dan ku letakkan
dunia ini di genggaman, biar berat ataupun susah, aku ingin terus menantangnya
untuk mengumpulkan bekal mengejar negeri abadi yang kita impikan, jadi bukan
karena sayap ayam…:) salam takzim ananda tuturkan, do’a
restu yang nanda harapkan .
No comments:
Post a Comment