Monday, July 25, 2011

Takwa, Kecantikan Sejati

Bebaskan perempuan dari penjara industri kosmetik kapitalis.

Perhelatan Miss Universe 2010 di Las Vegas, Amerika Serikat berakhir sudah. Finalis asal Meksiko Jimena Navarrete terpilih sebagai Ratu Sejagad, mengalahkan 83 kontestan lainnya. Seperti sudah tradisi, kontestan asal Amerika Latin yang memang terkenal cantik-cantik selalu juara. Sementara Miss Indonesia Qory Sandioriva, pulang dengan tangan hampa. Seperti para pendahulunya yang juga tak pernah merebut gelar satupun, Qory gagal total.

Head of Communication Department Yayasan Puteri Indonesia, Mega Angkasa mengakui, kegagalan Qory karena secara fisik memang kurang ideal. Karena itu, agar sukses di Miss Universe 2011 mendatang, Yayasan Puteri Indonesia akan mencari calon Puteri Indonesia dengan tolok ukur lebih sesuai dengan standar Miss Universe. “Secara fisik, sosok yang kami cari harus tinggi dan memiliki bobot proporsional, selain memiliki kemampuan bahasa internasional yang baik dan benar,” imbuh Mega (okezone, 24/8/2010). Duh, kasihan Qory.

Penjara Kapitalis
Kontes kecantikan merupakan parameter yang dijadikan alat untuk melahirkan sosok perempuan sempurna. Dari sanalah tercipta stereotipe cantik, yang merujuk pada penampilan fisik semata. Yakni, tubuh tinggi semampai, kulit putih mulus, dan bodi proporsional.

Stereotipe seperti ini menjadi penting guna menggerakkan industri kosmetik. Jutaan wanita lantas tersihir, berlomba-lomba menyulap dirinya seperti gambaran ideal itu. Jadilah perempuan sebagai komoditas industri kosmetika. Perempuan tak punya identitas sendiri, melainkan terobsesi dengan model cantik ala boneka Barbie.

Perempuan tidak memiliki otoritas terhadap tubuhnya karena tidak sesuai dengan mainstream industri komestik. Otak perempuan menjadi tidak penting, lebih utama kecantikan fisiknya. Stereotipe cantik telah memenjarakan perempuan dalam industri kosmetik kapitalis.

Situasi ini jelas tidak mendidik. Kaum perempuan tidak termotivasi untuk kreatif dengan karya nyata, tapi lebih sibuk memikirkan penampilan. Lihat saja, perempuan saat ini lebih suka menghabiskan waktu di salon dibanding kursus masak misalnya. Mereka lebih rela merogoh kocek dalam-dalam untuk produk pelangsing dibanding membiayai kuliah misalnya.

Jangan heran, potensi ekonomi kaum perempuan sejagad banyak tersedot untuk belanja produk penunjang kecantikan. Seperti belanja produk pemutih dan pelangsing. Menurut laporan Majalah Economist 2009, pengeluaran untuk make-up, diet, olahraga, parfum, perawatan kulit, produk rambut, dan operasi kosmetik mencapai 160 milyar dolar per tahun di seluruh dunia.

Cantik Vs Pintar
Sejatinya, menjadi perempuan cantik itu menyiksa. Memang, bisa jadi di satu sisi seorang perempuan cantik akan mendapat kemudahan-kemudahan dibanding yang kurang cantik. Saat melamar pekerjaan misalnya, jika ada dua kandidat perempuan yang sama-sama pintar, satu cantik dan satu standar, pasti yang cantik yang diterima.

Tapi, hidup seorang perempuan cantik tak selamanya menjadi mudah. Bahkan mungkin bebannya menjadi lebih berat daripada perempuan lain pada umumnya. Sebab ia harus membuktikan pada dunia bahwa ia tak hanya bermodal kecantikan, tapi juga kemampuan. Maka ketika seorang perempuan cantik tak mampu membuktikan kinerja yang baik, ia akan berbalik diremehkan. "Cantik-cantik kok bodo?" Begitu komentar orang.

Kurangnya kualitas kecerdasan inilah yang lalu menimbulkan stereotip bahwa perempuan cantik itu umumnya tak cerdas. Karena itu, dianugerahi wajah cantik, seseorang dituntut "lebih" dalam hal lainnya. Harus baik, ramah, lucu, dan pintar. Sebuah tuntutan yang menyiksa terutama bagi si cantik yang tidak berisi otaknya.

Padahal, tidak semua perempuan cantik itu bodoh. Masalahnya, seringkali mereka hanya lebih peduli untuk merawat kecantikan. Seperti kata Mignon McLaughlin, wartawan dan penulis di sejumlah majalah wanita seperti Redbook, Cosmopolitan, Vogue, dan Glamour: "Banyak perempuan cantik yang bahagia dengan kecantikannya, tapi tidak ada perempuan cerdas yang bahagia dengan kecerdasannya." Perempuan cantik akan puas dengan kecantikannya, tapi perempuan pintar tidak akan pernah puas dengan kepintarannya.

Ahli Surga
Sebagai Muslimah, kita jangan larut pada paham sekuler yang menjadikan kecantikan segala-galanya. Justru dalam pandangan Islam, kecantikan fisik bukan apa-apa. Jangan tertipu dengan jerat-jerat yang dipasang para pelaku industri kosmetik. Sejatinya mereka berniat busuk memalingkan para Muslimah dari identitas keislamannya.

Ya, salah satu upaya ideologi sekuler untuk mengalahkan Islam adalah dengan menjatuhkan para wanitanya. Kaum perempuan adalah sosok paling mudah dibujuk-rayu. Jika sudah hancur harkat dan martabat para Muslimah, akan sangat mudah menggoyahkan sendi-sendi ideologi Islam. Bukankah sudah banyak fakta, betapa kerusakan pada kaum wanita akan menjadi pintu kehancuran? Itulah yang diharapkan Barat, dengan menggiring kaum perempuan pada kecantikan palsu duniawi. Mereka dijadikan obyek maupun subyek industri kecantikan. Sumber energi kaum perempuan diekploitasi habis-habisan di sektor sia-sia ini.

Karena itu, wahai kaum wanita, selamatkan diri kita dari penjara kapitalis. Sebagai Muslimah, kita wajib menyadari bahwa ketakwaanlah nilai-nilai utama yang wajib dikejar dibanding kecantikan. Karena itu, daripada sibuk memikirkan polesan make-up, marilah bersibuk memikirkan bekal iman. Tak perlu memoles bibir dengan gincu, tapi poleslah dengan dzikir, tasbih dan tahmid (Ali Imron: 41).

Muslimah takwa adalah yang selalu mengucap syukur atas nikmat Allah SWT (Al-Baqarah: 152). Lidahnya terjaga dari cacian, umpatan, olok-olokan, dan kata-kata kotor yang menyakitkan hati (Al-Hujaraat: 11). Matanya bening, terjaga dari hal-hal yang haram untuk dilihat (An Nuur: 31). Hatinya penuh rasa kecintaan kepada Rab-nya (Ali Imron: 31). Jauh hatinya dari rasa dengki, sombong dan hasud. Keikhlasan senantiasa menghiasi qalbu yang tidak pernah lupa akan kebesaran Allah SWT (An Nisaa: 125). Hati yang senantiasa siap menerima kebenaran dan keimanan. Hatinya bak cermin nan indah dan bersih, yang selalu siap menerima hidayah dari Allah SWT dan memantulkannnya serta menyebarkannya ke seluruh penjuru jagad raya.

Muslimah cantik selalu mengenakan pakaian takwa (Al-A'raaf : 26). Pakaian yang senantiasa melindunginya, dalam setiap waktu dan kesempatan. Pakaian yang membedakan dirinya dari wanita rendahan. Pakaian yang membawanya menuju pribadi mulia. Busana yang kelak membawanya berjumpa dengan Allah SWT tercinta. Itulah ciri-ciri wanita ahli surga. Semoga kita termasuk satu di antaranya. kholda naajiyah

No comments:

Post a Comment