“saat itu tengah hari, matahari menyengat setiap kulit manusia,
peluh b’jtuhan membekas di kaos oblong yg ia kenakan..
rambutnya basah akan keringat,
tubuhnya letih menenteng gitar tua, mengingat susu si bungsu yang telah habis..
suara parau,
di paksanya keluar mendendangkn lagu yang sarat kesedihan & beban,
membuat setiap yang mendengarnya merasa miris
ia terus bernyanyi,, mencoba mengharap belas kasihan orang..
tak ada pilihan lain, pikirnya.. masa muda yg ia sia-siakan, terus ia berjalan tanpa pedulikn sesal,
agar malam ini si bungsu tak menangis lagi,, tak ada waktu untuk b’mimpi,,
Jangan menangis lagi,nduk..
bapak akan pulang.. ”
(Tak ada waktu untuk bermimpi, 2010)
Demikianlah. Realitas kini, selalu pedih, selalu duka. Setiap hari. Berbagai bencana (alam dan sosial) memenuhi pertiwi yang katanya makmur ini. Sungguh tak pantas bagi kita, para pemuda hanya berdiam diri atau merasa tak mengerti. Demi Alloh, masa depan tak boleh lagi ada pedih. Mari hentikan pedih kita wahai pemuda dan pemudi! Alloh ingatkan kita, bahwa
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Alloh…” (TQS. Al-Imran[3]: 110)
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf [7]: 96)
Mari bangun mimpi kita saat ini.
Kita, generasi muda Islam harus punya mimpi. Karena kita punya iman. Kesejatian iman akan membesarkan dan mendewasakan kita dalam kehidupan. Kesejatian iman akan menuntun kita pada benderangnya masa depan. Karena dalam kesejatian iman, Alloh anugerahkan cinta dan harapan. Harapan yang akan Alloh kabulkan hanya pada mereka yang yakin, hanya pada mereka yang siap menghadapi ujian dan tantangan, dengan kematangan berpikir cemerlang yang dimilikinya. Demikianlah, kesejatian iman membawa serta keyakinan dan kesiapan meraih mimpi.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Alloh?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Alloh itu amat dekat.” (TQS.Al-Baqarah[2]: 214)
Dan bagi kita, kesejatian mimpi adalah kehidupan dalam naungan mulia aturan dan hukum-Nya. Khilafah. Dialah masa depan kita. Kesanalah mimpi itu kita renda dan warnai. Kesanalah proses yang kini harus kita jalani. Tak ada lagi waktu untuk menunggu, mari wujudkan mimpi! Inilah sumpah yang patutnya kita benakkan pada diri. Sebagai insan lemah, yang mengindera kejujuran realita kini (yang kian pahit dan menyayat hati).
Mari bergerak, serentak, tanpa letih, tanpa gentar. Hingga Alloh nyatakan, bahwa KITA SEMUA SIAP menerima terwujudnya mimpi!
No comments:
Post a Comment