Di setiap malam, ada yang dirindukan oleh setiap makhluk. Siapa lagi kalau bukan rembulan, cahayanya di tengah kegelapan malam, menjadi penuntun setiap makhluk. Menjadikan mereka tak terperosok dalam kegelapan, tak terjatuh dalam keremangan dan mampu terus melaju di tengah kesunyian. Indahnya menjadi rembulan, menerangi setiap langkah kehidupan.
Di setiap kemarau panjang, ada yang dirindukan setiap insan. Apa lagi jika bukan sentuhan air hujan. Tetesannya mampu menyejukkan dahaga yang melanda, alirannya mampu memenuhi rongga-rongga dunia yang kekeringan dan limpasannya mampu membuat siapapun merasakan kesejukannya. Sebuah rahmat bagi makhluk semesta, dan tidak seharusnya menjadi bencana. Indahnya menjadi sang hujan, menaburkan sejuta manfaat di setiap tetesannya.
Matahari, rembulan dan hujan….mereka layak dirindukan, karena kehadirannya membuat semua makhluk mampu merengkuh manfaat tanpa pernah membayarnya, tanpa pernah meminta gantinya dan tanpa pernah menghitung pemberiannya. Memberi yang terbaik dengan ketulusan dan cinta, tanpa pernah meminta imbalan atas jerih payahnya.
Kita memang bukan matahari, rembulan dan air hujan….tapi kita adalah makhluk yang diberi kemampuan untuk berempati, kemampuan untuk berbagi, kemampuan untuk memberi dan kemampuan untuk berterimakasih. Kita memang tak punya apapun untuk dimiliki, tapi tak ada alasan yang membuat seorang manusia berkata ”Aku tak punya apapun untuk di bagi”, karena kita punya hati, akal dan budi. Jika tak ada harta yang bisa kau beri, berilah ilmumu, jika belum banyak ilmu yang bisa kau tularkan, berilah tenagamu, jika tak cukup banyak tenaga yang bisa kau bagi, berilah kata-kata indahmu untuk menghibur dan menyemangati, jika kata-kata pun kau tak mampu, berilah senyum dan doa tulusmu, dan berikan semua itu dengan cinta dan keikhlasanmu. Karena hanya dengan itulah kau layak dirindukan, sekalipun kau bukan matahari, rembulan ataupun hujan.
No comments:
Post a Comment