"So, you can try again, and you will fly again. When the rain stops look at the sky and smile again. So, you can try again, and you will fly again. When you shed your tears the sun will shine and we’ll smile again...!" [Siam Shade Tribute-Dreams]
Jatuh. Adalah perihal yang memungkinkan bagi setiap pejalan kaki, pengendara atau pelayar di laut yang melakukan perjalanan. Jatuh dapat mengakibatkan rasa sakit, luka, kerusakan, juga kematian. Jatuh adalah keniscayaan yang pasti pernah dialami oleh semua orang yang hidup. Tapi bagi individu yang memiliki jiwa-jiwa yang besar dan kuat, bila terjatuh ia tak lantas menangis. Ia justru beristighfar, berusaha untuk berdiri dan bangkit lagi; menguatkan diri. Ia bersabar. Meneliti apa yang menyebabkan dirinya terjatuh kemudian memahami langkah-langkah yang harus dilakukannya untuk bisa kembali tegak. Kalau pun ia menangis, manusiawi. Tapi air matanya bukan pertanda ia meratapi. Ia hanya menyesal, bertanya; mengapa dirinya bisa terjatuh. Kurang berhati-hati? Tak ada keseimbangan? Atau tak cukup kuat menghadapi perjalanan yang penuh dengan ‘kejutan’?
Nafas boleh saja terhela. Namun itu bukan keluh kesah. Ia hanya sedang menghirup aroma kehidupan yang penuh dengan gelora juang yang tidak pernah berhenti. Ya. Manusia membutuhkan kekuatan yang bersumber dari pengalaman. Dan saat-saat terpuruk, sebenarnya manusia justru bisa menjelma menjadi sosok yang lebih mapan.
Andai saja semua manusia memiliki kesadaran yang sama…
Ia pasti akan sangat mudah menemukan pembelajaran besar yang jauh sekali dengan teori yang amat menjemukan. Sebab hidup itu aksi. Bukan bualan kosong yang tak berujung pada tindakan.
Jika kau jatuh, jangan sedih. Percaya, bahwa Alloh senantiasa bersama kita. Yakin, bahwa Alloh sesungguhnya sedang melatih jiwa kita; melatih kekuatan iman kita. Lebih baik kau tertawakan saja dirimu sendiri dari pada kau mengucurkan air matamu. Tertawakan kecerobohanmu karena kedua kaki dan kendaraan yang kau miliki tak cukup hebat untuk menjadi penghantar cita-citamu.
"Karena hanya orang-orang yang bijak yang dapat menertawakan saat-saat dirinya sedang lemah dan bodoh. Karena hanya orang-orang yang jiwanya mungil yang hanya bisa menertawakan orang lain."
Perkuatlah kekuatan otot-otot kakimu. Periksa kendaraanmu, khawatir kendaraanmu itu sebenarnya memang tak layak digunakan lagi. Ganti dengan yang baru! Dan yakinkan kendaraanmu adalah pilihan yang tepat dan benar. Jangan pilih kendaraan yang salah. Sebab, meski ia bisa menghantarkanmu lebih cepat, belum tentu kau selamat dan menjadi pemenang. Jujurlah dengan diri sendiri. Terima ia apa adanya. Akui kekuranganmu. Masa-masa lalu yang membuatmu menjadi manusia hitam dan rendah. Kemudian perbaiki diri dengan cara-cara yang tidak menyakiti manusia lain, diri sendiri, juga Alloh.
No comments:
Post a Comment