Monday, September 3, 2012

Ibu..

Ibu, masih terekam kuat di benak ini lelah mu. lelah saat ibu bersusah payah memenuhi semua permintaan kami, anak-anak mu.. Begitu cekatannya ibu mengerjakan semua yang dapat ibu kerjakan..  mengambil raport kami tiap tahun, mengantarkan kemanapun tempat yang ingin kami tuju, menyiapkan makanan dan menyuapkan makanan, membereskan rumah saat anakmu jauh.. juga semua permintaan ayah kami, suamimu. ibu tunaikan.  Mendengar keluh kesah kami semua, membeli obat juga mengantarkan kami berobat.. yang tidak tidur jika kami sakit..
Ibu, masih kuingat benar tatapan matamu, saat ibu amati kami satu persatu dengan kasih sayangmu.  Memastikan anak-anak mu tak kurang satu pun kebutuhannya. Penilaian lewat matamu jarang salah, ibu bisa menilai apakah kami sedang bersedih atau sebaliknya, lewat raut wajah kami, ibu tahu apa yang sedang kami tampakkan atau yang sedang kami sembunyikan.. seiring usia yang bertambah dan kami beranjak dewasa, ibu semakin kuat dan tak lemah..
Ibu, engkau madrasah pertama anak-anakmu, lewat ibu aku belajar mengenal dunia.. jangan tanyakan besar kecilnya cinta, sebuah kepastian bahwa aku sangat mencintaimu.. meski kadang ada hal tertentu yang kita berbeda memandang dan menyikapinya, disanalah kedewasaan untuk menyadari bahwa cinta bukan berarti membenarkan semua hal..cinta adalah jernih dan bijaksana ketika memandang sebuah hal, menilai, dan bersikap sesuai dengan Zat Yang Menciptakan Ibu dan Menciptakan anak mu ini.
Ibu, senantiasa do’akan dan nasehatilah anakmu ini bu.. tanpa nasehat dan do’amu aku seperti burung dengan sayap patah..


No comments:

Post a Comment