‘Jadilah
pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan
orang-orang yang bodoh’.[Al
A’raf : 199].
Alamiah
memang, ketika setiap orang menempuh proses pendewasaan yang berbeda-beda, sadar
atau tidak sadar, bagi kebanyakan orang, memaafkan bukanlah hal yang mudah. Banyak
orang yang masih mencoba membandingkan kesalahan dan manusia seperti hal nya
analogi paku yang ditancapkan di sebuah pohon. Kesalahan yang diperbuat seseorang
kepada kita adalah paku, dan pohonnya adalah kita sendiri, dimana ia akan tetap
membekas meski paku telah dicabut, ia masih menyisakan luka meski kata maaf telah
terlafaz. Bagi sesama muslim, tentu analogi ini tak bisa dijadikan contoh dan
panutan seutuhnya. Kaum muslimin terikat oleh ikatan akidah, bahkan lebih kuat
dibanding ikatan darah sekalipun. Ketika dirasa ada kesalahan yang telah
dilakukan saudara seakidah atas kita, dan ia mengakui kekhilafannya, maka
alangkah bijak untuk segera memaafkannya, membimbing, menyantuni dan
memperlakukannya dengan baik. Tak perlu menimbang terlalu lama untuk mema’afkan.
Rosul sang tauladan pun demikian, ketika belum berislam, Umar r.a adalah salah
satu orang yang memusuhi Rosululloh, hal ini berubah 180 derajat ketika ia
berislam. Wajah Rasul yang dulu paling ia benci, sekarang Rasul lah yang paling
ia cintai. Lalu bagaimana dengan Rosululloh saw? kalau analogi paku tadi yang
dipakai, tentu sudah sangat dalam bekas luka yang kaumnya lakukan pada kekasih
Alloh, Nabi Muhammad saw. Apakah lantas beliau membenci dan tidak memaafkan
umar yang pernah begitu membencinya? Jawabannya adalah : tidak, sahabat ku. Bahkan
Rasululloh saw mengatakan bahwa berislam nya Umar adalah jawaban atas do’a nya
kepada Alloh agar dipilihkan salah satu diantara dua orang bangsa quraisy untuk
memeluk islam, dan Umar lah yang akhirnya berislam. Selanjutnya, marilah kita
renungkan lagi, sudah seberapa banyak dosa yang dilakukan manusia kepada Sang
Pencipta? Apakah Alloh telah menutup pintu ampunanNya? Ketahuilah, sudah
seberapa jauh manusia dari jalan Nya, sudah seberapa banyak dosa yang dilakukannya,
namun ketika ia bertaubat, Alloh berjanji akan mengampuninya. Subhanalloh.. berlapang
hatilah dengan memaafkan meski hati mu sempat terluka.. bukankah janji akan
pahala dari Nya yang engkau harapkan? Lalu apa yang masih membuat mu tak
berlapang dada dan lembut hatinya dengan saling mema’afkan ?!
dan
hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa
Alloh mengampunimu? Dan Alloh Maha Pengampun, Maha Penyayang."[an Nur
: 22]
No comments:
Post a Comment