[Dikeluarkan oleh : Hizbut Tahrir]
Sesungguhnya syakhshiyah Islamiyah ini tidak akan berjalan dengan
lurus, kecuali jika ‘aqliyah orang tersebut adalah‘aqliyah Islamiyah, yang mengetahui hukum-hukum yang memang dibutuhkannya, dengan
senantiasa menambah ilmu-ilmu syariah sesuai dengan kemampuannya. Pada saat
yang sama, nafsiyah-nya juga merupakan nafsiyah
Islamiyah,sehingga dia akan melaksanakan hukum-hukum syara’, bukan sekadar
untuk diketahui, tetapi untuk diterapkan dalam segala urusannya, baik dengan
Penciptanya, dengan dirinya sendiri, maupun dengan sesamanya, sesuai dengan
cara yang memang disukai dan diridhai oleh Allah Swt.
Jika ‘aqliyah dan nafsiyah-nya telah terikat dengan Islam, berarti dia telah menjelma menjadi syakhshiyah
Islamiyah, yang akan melapangkan jalannya menuju kebaikan di tengah-tengah
berbagai kesulitan, dan dia pun tidak pernah takut terhadap celaan orang yang
mencela, semata-mata karena Allah.
Hanya
saja, tidak berarti dalam diri prilakunya tidak akan pernah ada kecacatan.
Tetapi (kalaulah ada), kecacatan tersebut tidak akan mempengaruhi syakhshiyah-nya selama kecacatannya bukan
perkara pangkal (dalam kepribadiannya), melainkan pengecualian (kadang terjadi,
kadang tidak). Alasannya, karena manusia bukanlah malaikat. Dia bisa saja
melakukan kesalahan, lalu memohon ampunan dan bertaubat. Bisa juga dia
melakukan kebenaran, lalu memuji Allah atas kebaikan, karunia, dan hidayah-Nya.
Ketika
seorang muslim meningkatkan tsaqafah Islamnya untuk meningkatkan ‘aqliyah-nya, dan meningkatkan ketaatannya untuk memperkuat nafsiyah-nya; ketika dia berjalan menuju puncak kemuliaan, dan teguh dalam
mengarungi puncak kemuliaan, bahkan semakin tinggi, dari yang tinggi ke yang
lebih tinggi lagi; dalam kondisi seperti ini, dia bisa menguasai kehidupan
(dunia) dengan sesungguhnya, serta memperoleh kebahagian akhirat melalui segala
usahanya ke sana, dengan keyakinan penuh. Dia akan menjadi orang yang senantiasa
dekat dengan mihrab, pada saat yang sama menjadi
pahlawan perang (jihad). Predikatnya yang tertinggi
adalah bahwa dia merupakan hamba Allah Swt., Penciptanya.
Di
dalam buku ini, kami mempersembahkan kepada kaum Muslim umumnya, dan para
pengemban dakwah khususnya, beberapa pilar pengokoh nafsiyah Islamiyah, supaya lisan para pengemban
dakwah yang sedang berjuang untuk menegakkan Khilafah senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah; hatinya senantiasa dipenuhi dengan ketakwaan kepada
Allah; anggota badannya senantiasa bergegas melaksanakan berbagai kebaikan.
Membaca al-Quran dan mengamalkannya, serta mencintai Allah dan Rasul-Nya. Suka
dan benci karena Allah. Senantisa mengharapkan rahmat Allah, dan takut akan
azab-Nya. Bersabar sembari terus melakukan instrospeksi, disertai kepatuhan
penuh kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya. Konsisten dalam memegang
kebenaran, bagai gunung yang tinggi menjulang. Bersikap lemah-lembut dan penuh
kasih sayang kepada orang-orang Mukmin, dan bersikap keras dan terhormat di
hadapan orang-orang kafir. Dia tidak terpengaruh oleh caci maki orang yang
mencaci maki, semata karena Allah; akhlaknya baik, tutur katanya manis,
hujjahnya kuat, dan senantiasa menyerukan kepada yang makruf dan mencegah
kemunkaran. Dia melangkah dan beramal di dunia, sementara kedua matanya
senantiasa menatap nun jauh di sana (negeri akhirat), surga yang luasnya seluas
langit dan bumi, yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
Tak
lupa, kami juga ingin mengingatkan para pengemban dakwah yang tengah berjuang
demi melanjutkan kembali kehidupan Islam di muka bumi ini dengan menegakkan
negara Khilafah Rasyidah. Kami ingin mengingatkan mereka tentang kondisi riil tempat
mereka berkiprah. Sesungguhnya goncangan yang bertubi-tubi dari musuh-musuh
Allah dan Rasul-Nya sedang mengepung mereka. Sementara, jika mereka tidak
bersama Allah di tengah malam dan di ujung-ujung waktu siang hari, bagaimana
mungkin mereka bisa membuka jalan di tengah-tengah berbagai kesulitan?
Bagaimana mungkin mereka bisa meraih apa yang mereka harapkan? Bagaimana
mungkin mereka bisa mendaki tempat yang tinggi dan menuju ke tempat yang lebih
tinggi lagi? Bagaimana dan bagaimana?
No comments:
Post a Comment