Friday, January 17, 2014

Untuk Seorang Sahabat yang Ku cintai karena Alloh.

Ya Alloh.. semakin hamba berjalan menyusuri hidup ini, semakin hamba menyadari, betapa lemah dan dhoifnya diri ini.. tertatih tatih menyelusuri jalan nan berliku, membawa sebuah cita-cita dan harapan untuk akhir yang terbaik yang berasal dari sisi mu,

Di sebuah senja yang beranjak pekat__
Ku pastikan kembali dengan bertanya “Apa yang adek cari dari dakwah ini?”
Ku lihat ia terdiam, menunduk ke bawah. Hari mulai gerimis, namun mata ku tidak bisa beranjak dari memandang nya,  seorang adik yang baru ku kenal maret lalu.. tapi kini ia berazam menjadi bagian dari orang-orang yang mewakafkan hidupnya di jalan dakwah.  ia adalah tunas baru yang siap untuk bersemi bersama akar yang menopangnya dengan kuat. Ia adalah satu pelita yang mulai menyala pelan yang ku yakini bahwa cahaya nya tidak akan kalah terang dengan yang lainnya suatu saat nanti. Ku fahami pengorbanannya, ia telah berusaha meninggalkan dakwah parsial yang pernah membesarkannya sejak sekolah atas, dan beralih kepada dakwah islam kaffah. Perjuangan besar mencari kebenaran yang tak semua orang bisa, sikap open mind terhadap dakwah islam yang senantiasa di nilai keras, sesat, dan sebagainya..
Sejenak, detik berlalu dengan cepat. ia mengangkat wajahnya dan memandang ku dengan tersenyum.
“Lillaah, teh”..
Subhanalloh, tetes-tetes air mata ini mulai berjatuhan, ketika energi kesyukuran bersatu bersamanya.. dan air mata nya pun ikut berjatuhan, tak pernah ku lihat sebelumnya ada tetes2 itu di sudut matanya, tapi ia mungkin tidak asing melihat air mata ku sering jatuh seiring menyampaikan kisah-kisah heroik yang syarat keimanan Rasululloh dan para sahabat dalam mengarungi dakwah.
“Ghoyyatu Ghoyyah.. Ridho Alloh adikku.. “  dakwah tidak menjanjikan harta ataupun jabatan, dakwah tidak menjanjikan kenikmatan dunia fana nan semu, dakwah meminta segala nya dari dirimu, meski langkah tertatih-tatih, meski amanah di pundak terasa berat, meski sempit waktu luang dan istirahatmu, meski sedikit waktu untuk menunaikan hak tubuh mu, meski banyak celaan hamba yang mencela.. dan ternyata.. itu belum ada apa-apanya.. jika dibandingkan dengan perjuangan Rasululloh yang mulia. Kehidupan rasul, yang tak pernah luput dari dakwah dan jihad..

Jatinangor, 8 Juni 2012

No comments:

Post a Comment