Hari ini dalam sebuah kendaraan menuju kampus yang sangat padat penumpangnya. Ada hal yang membuat ku harus menunduk dan terus beristigfar karena tepat di hadapan ku ada seorang cewek yang memakai rok mini, auratnya terlihat, ku lihat, banyak pasang mata sedang memperhatikannya, aku membayangkan jika tiba-tiba terjadi kecelakaan, dan ajal telah sampai kepada seluruh isi penumpang mobil ini, maka apa yang akan di jawab oleh cewek itu ketika ditanya mengapa tidak menutup aurat nya??? dan membiarkan mata-mata yang tidak berhak melihat nya??? Secara tidak langsung dia membuat kaum Adam ikut berdosa, dan begitu pula saudari-saudari nya termasuk aku jika tidak segera beristigfar dan menundukkan pandangan...di sini itu sudah menjadi pemandangan yang tak aneh lagi, dan seperti biasa, untuk menghindari dari melihat pemandangan seperti itu ku lemparkan pandangan ku ke jendela samping tempat dudukku dan melihat tetesan air hujan mulai turun membasahi jalanan kota jatinangor yang ku lewati.
Hampir dua tahun aku di kota ini, tapi Masih ku kagumi pemandangan alam di sini, jujur, sebelum ke kota ini, aku belum pernah melihat yang namanya tanaman padi, karena di tempat asal ku, padi tidak di tanam. Tapi disini terhampar sawah–sawah petani yang tertata rapi dan tampak padi–padi nya mulai menguning, dan lagi-lagi rasa syukur ku bathinkan dalam hati atas nikmat hidup yang masih kurasakan sampai detik ini dan nikmat panca indera untuk melihat keindahan alam ciptaan Sang Maha Indah,
Dalam ketertegunan ini, tak sengaja terlintas bayangan perjalanan kehidupanku, aku yang dulu dan aku yang sekarang. Perjalanan yang ku rasa layaknya sebuah metamorfosa…kalau diibaratkan layaknya metamorfosa kupu-kupu. Dari telur-nimfa-larva-imago ( kupu-kupu). Dan yang kurasakan aku berhijrah yang kata sahabat-sahabat ku, dari jahiliyyah menuju mulia…
Andai dulu aku menutup rapat-rapat hatiku agar tidak tersentuh indahnya islam, mungkin sekarang aku….hm, mungkin bisa saja aku menjadi seperti cewek yang ada di depan ku (Naudzubillahimindzalik), mungkin bersuka ria “Shopping” ke mall bersama teman-teman ku sambil nonton film di bioskop setiap akhir pekan dan menjadi manusia individualis pengejar ipk 4 yang study orientied only pada hari-hari kuliah dengan sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliah yang kuakui sempat membuat ku susah bernafas dan selalu menangis karena terlalu banyaknya, dalam satu minggu aku mempunyai tugas kuliah bisa tujuh sampai delapan tugas, berupa makalah kelompok, power point untuk presentasi, tugas-tugas individu, bahkan ditambah jadwal kuliah yang padat dan praktikum nya…
“Hidup itu pilihan Dek,” hm, masih terngiang kata-kata yang pernah disampaikan oleh seseorang pada saya, seorang akhwat yang menjadi perantara Alloh mengingatkan saya. “sekarang teteh yang menyemangati adek, mementoring adek, tapi ketika Adek memilih jalan lurus itu, Adek lah yang akan menyemangati orang lain dan Adek lah nanti yang akan menggantikan teteh, menjadi perantara Alloh untuk mengingatkan orang lain agar kembali ke jalanNya…” aku hanya mengangguk dan ku rasa kan ada ketentraman jiwa yang selama ini ku cari,…tanpa sepengetahuan beliau, aku meneteskan air mata…bathinku menjawab, “aku tidak akan ragu memilih jalan itu teh…meskipun ke depannya jalan ku pasti tidak akan mulus-mulus saja, pasti banyak tantangan dari semua orang, termasuk orang-orang terdekat, tapi ku yakin, aku pasti bisa melewati tantangan itu, karena ke depannya mungkin ujian untukku tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan perjuangan seorang penyisir rambut istri Fir’aun, dia adalah Masyithoh. Dalam sebuah riwayat di katakan, jika melewati kuburan wanita ini maka akan tercium bau harum semerbak, ini adalah bukti kekuasaan Alloh karena semasa hidup nya, Masyithoh merelakan diri nya dimasukkan ke dalam panci besar yang berisi air panas oleh Fir’aun karena ia tetap mempertahankan akidah nya, lalu kenapa aku tidak bisa???
Nama ku masih tika,,lengkap nya Maretika Handrayani. pernah terlintas di fikiran ku, kenapa nama ku bukan Aisyah, Masyithoh, atau nama-nama sosok muslimah yang ku kagumi ya, dan sering ku tanyakan pada mama ku, apa arti nya nama ku itu, kenapa tidak di kasih nama islami saja?? Dan mama ku selalu menjawab, “syukuri pemberian nama itu nak, nama itu adalah pemberian dari oom mu, yang arti nya “anak pertama Johan dan Nuraini yang lahir di bulan Maret.” untung tidak dikasih nama yang jelek-jelek…”, iyya, benar. Harus ku syukuri apa pun yang telah ku miliki….
Sekali lagi, nama ku masih tika tapi aku sekarang sudah berubah, aku bukan lagi gadis yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidup ku,,bukan lagi,,,itu dulu,,dari seorang cewek aku menjadi seorang “akhwat”…Subhanalloh.. nikmat mana lagi yang kau dustakan Tik…
Hidup hanyalah sementara, sedetik kemudian saja aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri ku, mungkin sedetik nanti telah sampai ajal ku, tapi aku telah menetapkan langkah ku…hidup adalah sarana menggapai keridhoannNya..InsyaAlloh…persiapkan kematian dari sekarang..
“Kiri mang,” lamunan ku terbuyar dengan suara itu…Hmm, ternyata aku sudah sampai di kampus …
Aku keluar dari mobil itu dengan lega dan tak henti-henti nya syukur dan do’a kuucapkan pada Sang maha Pengasih atas nikmat iman dan islam yang telah diberikannya…“Ya Robb, tetapkanlah keistiqomahan ku di jalan ini…”..amin..
Hampir dua tahun aku di kota ini, tapi Masih ku kagumi pemandangan alam di sini, jujur, sebelum ke kota ini, aku belum pernah melihat yang namanya tanaman padi, karena di tempat asal ku, padi tidak di tanam. Tapi disini terhampar sawah–sawah petani yang tertata rapi dan tampak padi–padi nya mulai menguning, dan lagi-lagi rasa syukur ku bathinkan dalam hati atas nikmat hidup yang masih kurasakan sampai detik ini dan nikmat panca indera untuk melihat keindahan alam ciptaan Sang Maha Indah,
Dalam ketertegunan ini, tak sengaja terlintas bayangan perjalanan kehidupanku, aku yang dulu dan aku yang sekarang. Perjalanan yang ku rasa layaknya sebuah metamorfosa…kalau diibaratkan layaknya metamorfosa kupu-kupu. Dari telur-nimfa-larva-imago ( kupu-kupu). Dan yang kurasakan aku berhijrah yang kata sahabat-sahabat ku, dari jahiliyyah menuju mulia…
Andai dulu aku menutup rapat-rapat hatiku agar tidak tersentuh indahnya islam, mungkin sekarang aku….hm, mungkin bisa saja aku menjadi seperti cewek yang ada di depan ku (Naudzubillahimindzalik), mungkin bersuka ria “Shopping” ke mall bersama teman-teman ku sambil nonton film di bioskop setiap akhir pekan dan menjadi manusia individualis pengejar ipk 4 yang study orientied only pada hari-hari kuliah dengan sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliah yang kuakui sempat membuat ku susah bernafas dan selalu menangis karena terlalu banyaknya, dalam satu minggu aku mempunyai tugas kuliah bisa tujuh sampai delapan tugas, berupa makalah kelompok, power point untuk presentasi, tugas-tugas individu, bahkan ditambah jadwal kuliah yang padat dan praktikum nya…
“Hidup itu pilihan Dek,” hm, masih terngiang kata-kata yang pernah disampaikan oleh seseorang pada saya, seorang akhwat yang menjadi perantara Alloh mengingatkan saya. “sekarang teteh yang menyemangati adek, mementoring adek, tapi ketika Adek memilih jalan lurus itu, Adek lah yang akan menyemangati orang lain dan Adek lah nanti yang akan menggantikan teteh, menjadi perantara Alloh untuk mengingatkan orang lain agar kembali ke jalanNya…” aku hanya mengangguk dan ku rasa kan ada ketentraman jiwa yang selama ini ku cari,…tanpa sepengetahuan beliau, aku meneteskan air mata…bathinku menjawab, “aku tidak akan ragu memilih jalan itu teh…meskipun ke depannya jalan ku pasti tidak akan mulus-mulus saja, pasti banyak tantangan dari semua orang, termasuk orang-orang terdekat, tapi ku yakin, aku pasti bisa melewati tantangan itu, karena ke depannya mungkin ujian untukku tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan perjuangan seorang penyisir rambut istri Fir’aun, dia adalah Masyithoh. Dalam sebuah riwayat di katakan, jika melewati kuburan wanita ini maka akan tercium bau harum semerbak, ini adalah bukti kekuasaan Alloh karena semasa hidup nya, Masyithoh merelakan diri nya dimasukkan ke dalam panci besar yang berisi air panas oleh Fir’aun karena ia tetap mempertahankan akidah nya, lalu kenapa aku tidak bisa???
Nama ku masih tika,,lengkap nya Maretika Handrayani. pernah terlintas di fikiran ku, kenapa nama ku bukan Aisyah, Masyithoh, atau nama-nama sosok muslimah yang ku kagumi ya, dan sering ku tanyakan pada mama ku, apa arti nya nama ku itu, kenapa tidak di kasih nama islami saja?? Dan mama ku selalu menjawab, “syukuri pemberian nama itu nak, nama itu adalah pemberian dari oom mu, yang arti nya “anak pertama Johan dan Nuraini yang lahir di bulan Maret.” untung tidak dikasih nama yang jelek-jelek…”, iyya, benar. Harus ku syukuri apa pun yang telah ku miliki….
Sekali lagi, nama ku masih tika tapi aku sekarang sudah berubah, aku bukan lagi gadis yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidup ku,,bukan lagi,,,itu dulu,,dari seorang cewek aku menjadi seorang “akhwat”…Subhanalloh.. nikmat mana lagi yang kau dustakan Tik…
Hidup hanyalah sementara, sedetik kemudian saja aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri ku, mungkin sedetik nanti telah sampai ajal ku, tapi aku telah menetapkan langkah ku…hidup adalah sarana menggapai keridhoannNya..InsyaAlloh…persiapkan kematian dari sekarang..
“Kiri mang,” lamunan ku terbuyar dengan suara itu…Hmm, ternyata aku sudah sampai di kampus …
Aku keluar dari mobil itu dengan lega dan tak henti-henti nya syukur dan do’a kuucapkan pada Sang maha Pengasih atas nikmat iman dan islam yang telah diberikannya…“Ya Robb, tetapkanlah keistiqomahan ku di jalan ini…”..amin..
No comments:
Post a Comment