Untuk pemimpin negriku yang terhormat…
Apakah kau tahu apa yang kami rasakan
Ketika darah itu mengalir
Ketika tangisan itu hadir
Ketika senyuman itu mengukir
Ketika si mungil benar-benar hadir
Semuanya tak pernah terpikir
Kecuali rasa syukur yang kini hadir
Apakah kau tahu apa yang kami harapkan ?
Ketika kubelai rambutnya
Kukenalkan Allah sebagai Tuhannya, yang tiada Illah kecuali daripada-Nya.
Kusodorkan Muhammad sebagai Rasul-Nya,
yang tiada manusia satupun yang patut dijadikan teladan hidupnya
Kudoakan Parasnya adalah Yusuf; Akhlaqnya adalah Luqman;
Beraninya adalah Umar, Dan hatinya adalah Abu Bakar.
Tetapi apakah kau tahu apa yang kami dapatkan ?
Sistem kufur telah mengisap darah-darah mereka
Mencuci otak pemikiran mereka
Menjadikan kesenangan dunia adalah segalanya
Dengan kebebasan sebagai asas utama
Membuat hilang identitasnya
Hingga tak satupun yang kini tersisa
Kecuali kehidupan jahiliyah dengan pemikiran-pemikiran sampah
Ketika kami tanyakan apakah Muhammad idolamu ?
“Bukan”, jawabnya, karna tokoh idola itu tidak ada di Televisi
Sukakah engkau dengan lantunan ayat Al-Quran ?
“Tidak”, jawabnya, karna baginya lagu cinta lebih bermakna
Apakah kau suka jilbabmu ?
“Tidak pula” katanya, karna Paris tak pernah mengorbitkannya
Lalu apakah mimpi terbesarmu ?
“Menjadikan hidup untuk mengejar meteri semata.”
Cukuplah sudah derita hatiku …
Kembalikan mereka seperti pintaku
Sebagai penerus, pendobrak, dan pelaku perubahan
Demi kejayaan Islam dan kaum Muslimin
Tahukah engkau wahai pemimpin negriku…
Keluarga tak cukup melindungi
Kecuali sistem pun ikut peduli
Menjadikan semuanya lebih berarti
Hingga tercipta kesatuan aksi
Antara keluarga, masyarakat dan negara
Yang saling memberi dan melindungi
Dengan aturan yang diciptakan Illahi
Bukan aturan manusia yang hanya akan meracuni…
Harapanku terakhir dari pemimpin negeriku
Kalau benar saudara peduli
Jangan biarkan sistem kufur mengkebiri
Biarkan semuanya kembali berseri
Untuk meraih kebahagiaan hakiki
Hanya ada sebuah solusi…
Selamatkan mereka dengan aturan Illahi
Semoga Allah senantiasa meridlai…
Ditulis dengan suara hati
Dari kami para ibu dan calon ibu yang merindukan Islam kembali berseri
(Rahimin Encu Winarti)
No comments:
Post a Comment